10

243 19 3
                                    

Pertandingan R-16 dimulai. Kevin-Gideon, dan Fajar-Rian sudah lolos kualifikasi. Hari ini Kevin-Gideon melawan Boe-Mogensen pasangan Denmark.

"Vik, gue harap lo main serius ya." pinta Gideon.

"cih. Lawan ranking bawahan gitu gampang dibasmi,"

"satu lagi Viktor. Gue gak mau lo main dengan ngerendahin kaya gitu," tanpa basa-basi lagi Gideon pergi.









"please welcome, Kevin Sanjaya Sukamuljo and Marcus Fernaldi Gideon. Indonesia,"

Game started.









"jadinya harus gimana?" Rian berbicara dengan telponnya yang masuk.

"mas. Seingatku, kalo Kevin udah brutal sikapnya. Brutalnya itu sampe buat dia lemah, teriak nama panjangnya sampe dia tersadar."

"teriak nama dia? Sekarang gitu?"

"ya gak sekarang juga lah, mas. Kan aku bilang nanti. Tunggu waktu alter terakhir dia muncul."

"alter terakhir?"

"iya. Alter yang paling terakhir itu alter yang sifatnya diluar dugaan, mas. Random. Biasanya itu jahat dan licik. Jadi, seandainya alter yang terakhir itu main, panggil namanya."

"mas Jom, Kevin sama Koh Sinyo dah mau selesai. Ayo siap-siap," ucap mbak Wid disela Rian yang sedang menelepon.

Rian mengacungkan jempol. "oh, iya mbak."

"Nay, aku siap-siap dulu yah. Udah mau main. Doain aku yang terbaik ya,"

"iya mas aku doain. Baca bismillah jangan lupa ya... Good luck!"

"siap bos!"

Disaat Kevin kembali akan masuk ke ruangan atlet, Rian menuju lapangan. Mereka berpapasan.

"ah!" Rian meringis setelah lengannya terasa sedikit panas. Rian melihat ke Kevin yang sudah melaluinya lalu melihat ke lengan.

"Jom?" Fajar menepuk bahu Rian.

"Jar, ini... Tadi pas gua papasan sama Kevin, tangan gua panas terus ada tulisan ini." Rian menunjukkan tangannya ke Fajar. Fajar mengerutkan wajahnya.

"Jombang? Halo? Lo sakit? Tulisan apaan coba ah si anjir. Ini mau tanding nih. Jangan buat gua merinding,"

"ini tulisannya Jar. Lo gak liat?" tanya Rian memastikan. Fajar menggeleng cepat.

"seriusan Jar lo gak liat?"

Fajar mengangkat tangannya. Jarinya membentuk simbol peace. "Sumpah Demi Allah,"

"excuse me. You should go to the court now. They're waiting..." salah satu staf bwf menghampiri Fajar dan Rian yang baru saja membahas tentang 'tulisan' yang terlihat Rian dan tidak terlihat Fajar.

Rian dan Fajar menghembuskan nafasnya yang sedikit nervous. "Bismillah..." batin mereka bersamaan. Masuk ke area lapangan dengan teriakan pendukung indonesia yang bergemuruh kuat.

Paradox | Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang