# 1

24 2 0
                                    

Seorang gadis sedang berjalan di koridor yang sepi saat pelajaran sedang berlangsung.

Dengan mulut mengunyah permen karet dan tas yang hanya disampirkan di Bahu kiri, dia berjalan dengan santai dan dengan percaya diri.

"ERKAA, KAMU ITU YAH SUDAH TAU TELAT KENAPA MALAH KABUR HAH?" teriakan itu berasal dari guru piket bernama pak Agung.

Erka berbalik dan melihat seorang guru dengan tubuh agak pendek dan perut buncit sedang berdiri di ujung koridor, tak lupa matanya yang melotot pada Erka.

"Saya gak kabur pak, saya jalan kok ini." jawab Erka dengan santai

"SAYA GAK PERDULI, SINI KAMU. KAMU HARUS DIKASIH HUKUMAN KARENA TELAT. CEPAT!!!." teriak pak Agung

"Maaf pak saya buru-buru. Saya duluan yah pak" Erka segera berlari meninggalkan pak Agung yang kesal karena Erka kabur.

Pak Agung tidak tinggal diam dengan tubuh pendek dan perut buncitnya dia berlari mengejar Erka yang sudah berlari semakin jauh.

Setelah merasa cukup jauh erka berhenti berlari di taman sekolah. "Udah tau larinya lambat, pake sok-sok lagi mau ngejar gue. Huft... Masih jauh deh kayaknya mending gue istirahat dulu."

Erka duduk bersandar di pohon yang ada di taman sekolah. Ia menyeka keringat yang mengalir di dahinya lalu mengeluarkan botol air dalam tasnya.

"Haduh.. Capek juga ternyata."

2 menit kemudian pak agung baru terlihat dengan nafas ngos-ngosan yang membuat Erka terkekeh sebentar.

"Pak, kalau capek istirahat aja dulu. Saya mau ke kelas, bapak jangan ngejar saya lagi. Bapak nggak akan sanggup kelas saya kan dilantai tiga. Jadi bapak disini aja yah, bye"

Erka kembali berlari meninggalkan pak agung yang nafasnya ngos-ngosan karena berlari mengejar Erka.

❄❄❄

Disinilah Erka berdiri sekarang, Di lapangan sekolah. Berdiri tegap di depan tiang bendera dengan tangan menghormat kepada bendera merah-putih.

"Dikira gue apaan panas-panas begini dijemur? Pakaian? Atau ikan asin?" Erka tetus saja mengoceh karna kesialan yang ia dapatkan hari ini.

Erka melihat jam di pergelangan tangan kirinya yang menunjukan angka 09.00 am.
"Sialan! Perasaan kalo gue di hukum kok waktu berasa lama banget yah?" ucapnya

"Lo aja yang kena sial" tiba-tiba ada seseorang yang menjawab ucapan Erka.
Erka menoleh melihat sohibnya berjalan dengan santai dibelakangnya.

"Ngapain lo? Tumben gak telat. Kesambet yah lo?" tanya Erka heran melihat sohibnya tidak di hukum.

"Nggak dong, pacar gue kan goodboy" pamer sohibnya Erka itu yang bernama Vina.

"Goodboy ndasmu. Btw lo ngapain samperin gue?"

"Jadi gini, sekarang kan lo lagi dihukum nih, daripada ntar lo ke kelas terus balik lagi kan capek tuh-"

"Udah lagsung pada intinya aja!" Erka memotong ucapan Vina yang menurutnya terlalu bertele-tele.

"Gimana kalau gue aja yang bawain tas lo, sekalian nyalin pr biologi" jawab Vina sambil nyengir kuda.

"Alah ada maunya doang ternyata. Emangnya kenapa nggak lo kerja sendiri?"

"Lo kan tau sendiri kemaren tuh gue ketiduran"

"Udah sana bawa aja!. ntar gue langsung kantin yh"

"Oke deh, ntar gue langsung nyusul. Bye beb"

Setelah itu Vina langsung kembali ke kelas karena ia hanya izin ke toilet tadi, belum lagi ia masih harus menyalin jawaban biologi erka, dan tak lupa membawa tas Erka yang menjadi alasan dia menyusul erka kemari.

❄❄❄

Erka baru saja tiba di rumahnya, eh maksudnya di rumah orang tuanya, ia langsung memarkirkan motor matic kesayangannya di garasi lalu berpikir sejenak 'kok gue bisa sampai di sini yh? '

Erka melangkah masuk dengan santai saat melewati ruang tamu langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang yg memasuki indra pendengarannya.

"Nay, kamu sudah pulang? Ayo sini makan, mama sudah masakin makanan kesukan kamu" ucap Kinan --mama Erka--.

Naya adalah nama panggilan Erka dari kedua orang tuanya atau itu juga merupaakn nama kecilnya. Erka rindu mendengar suara itu, rasanya Erka ingin memeluk pemilik suara itu, tapi kekecewaan itu lebih besar daripada rasa rindu itu sendiri. Kekecewaan yang tak akan pernah Erka lupakan.

"nggak liat saya sudah disini? Berarti saya sudah pulang. Saya kesini hanya ingin mengambil barang-barang saya.
Oh iya yang anda maksud makanan kesukaan saya sekarang sudah bukan makanan kesukaan saya lagi" Erka berbicara tanpa mambalikan badannya, bahkan untuk menoleh saja rasanya Erka Enggan.

"maafkan mama Nay, mama sangat menyesal" Dari suaranya saja sudah terdengar nada penyesalan.

Erka sedang berbohong jika dia bilang dia tidak merasa sesak setiap kali ibunya meminta maaf padanya. Karena bagaimanapun juga Erka masih memiliki hati, dan dia juga sadar bahwa dia ada di dunia ini juga karena ibunya.

"Bukannya penyesalan memang datang di akhir yah? Saya tidak perduli dengan maaf anda." Erka berbicara dengan sinis lalu berjalan ke lantai atas tepatnya kekamar miliknya. Tapi baru dua langkah berjalan Erka tiba-tiba berhenti dan berbalik menghadap ibunya. "Berhenti panggil saya Naya, dia sudah mati sejak enam tahun yang lalu" tambahnya. Lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Tepat saat Erka sudah tak terlihat setetes cairan bening mulai turun di pipi kinan "Maafkan mama Nay, mama tau mama salah, mama tau kalau mama dan papa udah buat kamu kecewa, mama juga tau bahwa penyesalan mama nggak ada gunanya buat kamu. Tapi mama tetap merasa sangat menyesal Nay, maafin mama" air mata yang tadinya cuma setetes kini mulai menjadi lebih deras.

Erka mendengar semuanya, permintaan maaf dan penyesalan itu. Rasanya dadanya sangat sesak mendengar semuanya, tapi tetap saja rasa kecewa itu lebih besar dari segalanya.

"Maafin Nay yah bang, tapi Nay belum bisa maafin mereka. Mungkin nggak sekarang Nay maafin mereka, tapi nanti. Nanti yang Nay sendiri nggak tau kapan."

Erka melanjutkan langkahnya untuk kekamarnya. Memang beberapa hari lalu Erka sempat ingin ke sini untuk mengambil beberapa barang miliknya, tapi karena sibuk dia jadi lupa.

Setelah mengumpulkan barang-barang yang ingin dia bawa, Erka kembali berjalan ke lantai bawah. Saat melewati ruang tamu dia tidk melihat ibunya 'mungkin kekamarnya' pikir Erka. Lalu kembalu berjalan keluar meninggalkan rumah besar milik orang tuanya tersebut.

Erka mulai menyalakan mesin motor kesayangannya dan pergi dengan kecepatan rata-rata tanpa menyadari bahwa ibunya memperhatikannya dari jendela sejak tadi "Hati-hati dijalan sayang, sekali lagi mama minta maaf".

❄❄❄
Maafkan🙏 saya jika masih ada typo namanya juga masih pemula🙃.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RenandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang