3- Ice Cream

290 42 3
                                    

Jieun pov

"Yak! Jian!" Aku mendengar teriakan dari luar kamar. "Eoh, kenapa kau teriak padaku?" Soo hyun memberiku sebuah handuk "Cepatlah bersihkan dirimu, kita akan jalan-jalan hari ini," dan secepat kilat aku bangun, pergi ke kamar mandi.

15 menit lewat, aku sudah dengan pakaian yang disediakan di kamarku. Dan melihat sepatu merah di ujung kamarku "kau menyeramkan!" Gumamku.

"Yak! Kau berbicara dengan siapa? Sepatu?" Ingin rasanya aku menyumbat mulutnya sebentar saja. "Eoh, wae?!" Matanya menunjukkan jahil padaku, aku tau dia jahil padaku karena dia sayang padaku. Dasar alien.

"Kita akan kemana?" Aku mengikutinya keluar rumah, aku melihat sebuah sepeda. "Eoh,sepeda?" Dia tersenyum padaku dan mengambil sepeda yang besar di ujung.

"Kau pakailah yang kecil itu, ok?" Aku tersenyum padanya, dan menaiki sepeda tersebut. "Baiklah, kkaja!" Aku mengikutinya dari belakang. Seakan masa kecilku terulang, aku ingat di saat kami bertiga bermain sepeda di halaman rumahku.

Aku, Soo Hyun, dan  Jungkook

"Yak! Tunggu aku!" Soo hyun mempercepat sepedanya jauh di depanku, namun akhirnya dia memutar sepedanya sehingga kami berlawanan arah. Dia melihatku dengan tatapan yang berbeda, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Apa dia menyukaiku?

"Yak! Oppa! Aku lelah, bisakah kita istirahat?" Aku menepikan sepedaku dan duduk di sebuah kursi dekat situ. "Mworagu? Oppa?" Aku tersenyum dan menatapnya "Eoh, Oppa!" Dia tersenyum dan mengelus kepalaku.

"Bagaimana jika kita beli ice cream? Di sini sedang panas" katanya sambil menarik tanganku. Dan aku mengikutinya hingga di toko es krim. "Ahjumma, 2 es krim rasa vanilla!" Dan tampaknya dia sudah kenal baik dengan ahjumma itu.

Setelah mendapat es krim itu aku mengucapkan terima kasih padanya "Gomawo" dan di perjalanan menuju taman, aku bertemu dengannya lagi.

Dia sedang duduk sambil memakan es krim kesukaannya rasa coklat. Aku melihatnya dan segera berlari ke arahnya "Kookie!!" Dan dia melihat kearahku sambil menunjukkan senyum kelincinya.

"Noona, apa yg kau lakukan disini?" Aku menunjuk orang di belakangku "bersepeda" dan dia melambaikan tangannya pada Oppa, "hyung, kau dicari Saeron. Dia minta dibuatkan laporan penelitian"

"Mwo? Dasar gadis kecil itu, baiklah. Jungkook jaga sepupuku ini. Jian aku pergi dulu"
Dan sekarang tinggal kami berdua di sini. "Hei, kookie. Apa kau tidak ingat kita pernah kenal?" Dia menyipitkan matanya "aku ingat wajahmu, tapi aku tidak tau apakah aku mengenalmu atau tidak. Hehehe"

Aku sangat senang bisa melihatnya tanpa topi dan topeng hitam itu. "Noona, kau mau lihat sulap?" Aku tersenyum mendengar kata sulap versi kookie. "Eoh, bagaimana?" Dia memainkan beberapa trik mudah, dia membuat kertas terbakar menjadi bunga mawar dan pada akhirnya dia memberikan mawar itu padaku.

Jungkook pov

Aku melakukan beberapa trik sulap yang aku pelajari dan memberinya bunga mawar, bisa kulihat dia sangat senang. "Ini untukmu" dia melihat ke arah mataku dan mengelus kepalaku.

"Ya, jungkookie. Jangan pernah membiarkan semua masalah kau pendam sendiri, dan juga jangan biarkan orang yg kau cintai tersakiti. Kau harus menjaganya, jangan menolak kasihnya padamu, arraseo?"

Seketika aku terdiam, mencerna kata-kata rumit itu. Dan aku tersenyum "tentu noona. Akan aku laksanakan!" Aku melihat seorang gadis kecil seperti kebingungan mencari sesuatu di seberang jalan itu.

"Noona, tunggu sebentar." Aku pergi menghampirinya dan bertanya "apa yang kau cari?" Dia melihatku "aku mencari kalungku, apa Oppa bisa bantu mencarikanku?" Dan aku membantunya mencari kalungnya.

Sesaat kulihat kilauan cahaya dari sebuah kaca, dan benar itu kalungnya "Ini, aku temukan kalungmu. Ji-Jieun?" Dan dia tersenyum padaku dan pergi. Tunggu siapa namanya tadi?

"Jieun?". Kenapa aku merasa sedih bercampur rindu mendengar nama itu di pikiranku?

Jieun pov

Aku melihatnya menolong gadis kecil itu, mengingatkanku akan kenangan saat kami kecil dia juga mencarikanku kalung kesayangan dari ibuku. Dan setelah itu aku tersadar dari lamunanku.

Dia berlari kecil ke arahku sambil tersenyum "Wae? Kau tersenyum padaku?" Dia memegang belakang kepalanya, dan aku tahu dia malu "Mm, aku tidak tahu. Tapi setiap kali melihat noona rasanya senang sekali!" Aku juga senang kau melihatku layaknya manusia.

"Noona, mau sesuatu?" Aku mengangkat alisku penasaran "apa itu?" Dan seketika
*plek*
Dia mengotori wajahku dengan es krim miliknya, aku melihatnya tersenyum jahil padaku.

"YAK! JEON JUNGKOOK!!"
aku mengejarnya dan seakan di film-film kami berkejar-kejaran di taman itu. Dia selalu berbuat seenaknya dan sangat jahil seperti biasa. "Mian noona, aku hanya ingin menjahilimu"

Dia tersenyum padaku, kemudian mengeluarkan sebuah sapu tangan dan membersihkan wajahku. Aku tidak tahu apakah wajahku merah atau tidak, karena sekarang jantungku berdetak cepat.

Jarak kami sangat dekat, aku bisa melihat bola matanya yang hitam. Dan wangi rambutnya sangat menyengat dan menenangkan. "Kookie, apa kau sudah ingat?" Dan dia menggeleng "tidak, mungkin itu sudah lama sekali. Maaf, aku pelupa orangnya. Hehehe😅"

Anak ini, memang aku bukan dari zaman sekarang. "Noona, bernama Jian kan? Kenapa bisa bersama Soohyun hyung? Apa kalian pacaran?" Aku tertawa mendengar pertanyaan itu.

"Tidak, kami hanya sebatas teman saja. Dan tidak lebih, karena aku masih punya seseorang yang menungguku" dan dia pun melihatku dengan tersenyum jahil "Woah, bucin... so sweet sekali menunggunya"

Aku juga ikut tertawa seakan aku bermain-main dengan perkataanku tadi. Seandainya dia ingat diriku.....

The Red Shoes √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang