Sebuah taxi telah bertengger didepan rumah sederhana. Setelah lima menit menunggu, akhirnya si calon penumpang menampakkan batang hidungnya.
Seorang gadis bertubuh semampai terlihat menuruni anak tangga teras rumah sambil menggeret sebuah koper berukuran sedang dan tas ransel yang diselempangkan dipundak kirinya.
Tanpa harus diperintah sang supir membantunya memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil.
"Ini alamat yang ku tuju." gadis yang memiliki iris hijau lumut itu menyodorkan secarik kertas.
"Okay, miss." si supir taxi membacanya sekilas dan mulai menstater mobilnya.
Taxi pun melaju dengan kecepatan sedang, memulai perjalanan yang cukup panjang.
Gadis itu memakai earphone mendengarkan koleksi lagu yang bergenre pop R&B kesukaannya.
Pandangannya tak lepas dari arah jendela, memperhatikan pepohonan dan bangunan yang seakan bergerak melewatinya.
Selena Mallor, berusia tepat 22 tahun pada tiga hari yang lalu saat perayaan pesta ulang tahunnya yang dirayakannya dengan segelintir orang yang ia kenal dalam hidupnya.
Awalnya ia sempat memiliki keluarga yang hangat dan harmonis, tapi itu sudah berakhir dua tahun yang lalu saat ia kehilangan orang tuanya dalam waktu bersamaan karena sebuah kecelakaan. Tak menyangka jika saat itu menjadi hari terakhir mereka melihat salju bersama.
Selena membuka gallery di hp nya, memperlihatkan foto keluarganya sejenak sambil lalu tersenyum getir. Gambar kedua orangtuanya yang saling bergenggaman tangan dan disampingnya berdiri Selena merangkul bocah laki-laki.
Digesernya layar tersebut, menggantikan dengan potret remaja laki-laki tersenyum lebar duduk ditepi pantai. Adiknya Giorald Mallor menjadi satu-satunya alasan untuknya bertahan menghadapi dunia yang katanya kejam ini.
Hatinya terasa tercubit ketika kesendirian mengantarkannya pada masa-masa yang sangat ia ingin untuk ulang kembali. Namun kenyataan menampik semua itu, karena waktu terus tetap berjalan tanpa mau tahu ada seseorang yang ingin kembali ke masa lalu.
Mungkin sedikit liburan akan membantu meredakan rasa nyeri yang datang tanpa bisa diprediksi ketika hatinya mengingat kenangan itu maka otaknya akan segera memberi impuls kesaraf mata untuk mengeluarkan liquid bening yang terasa asin yang disebut air mata.
Tapi itu dulu, karena Selena bertekad untuk tidak akan pernah menangis. Karena ia telah berubah dari seorang anak menjadi orang tua merangkap sebagai kakak untuk adiknya, ada orang lain yang harus ia lindungi.
Selena memang terbiasa mandiri sejak kecil, terlahir dari keluarga sederhana dan seorang ayah yang memiliki kedisiplinan tinggi mengajarkannya empat hal yang harus ia pegang teguh dalam setiap tarikan nafasnya.
Harga diri, kehormatan, janji, dan kata maaf.Jika sebagian orang pergi berlibur ke tempat-tempat wisata maka Selena memiliki cara tersendiri untuk dirinya berlibur.
Ia akan pergi ketempat yang jarang dijamah orang, menghindari keramaian, mencari ketenangan dalam kesepian. Lantas apa yang dilakukannya jika demikian? Apakah itu pantas disebut berlibur?
Salah satu fungsi liburan adalah untuk menyenangkan pikiran bukan? Dan setiap orang memiliki caranya sendiri untuk bersenang-senang.
Caccos adalah sebuah kota kecil dipinggiran California. Tempat yang sangat tepat karena sesuai dengan kriteria yang Selena inginkan.
Waktu sudah hampir menenggelamkan matahari. Akhirnya Taxi sampai ditujuan. Setelah membayar, Selena langsung menggeret kopernya menuju rumah yang sudah dua kali ia kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Knight (Complete)✓
RomanceBerawal dari liburan 'Selena Maroll' ke pinggiran kota California, saat menikmati liburannya dengan berkeliling ia malah tersesat dihutan terlarang. Penduduk sekitar mengklaim siapapun yang memasuki hutan itu tidak akan bisa keluar. Mengapa? Apakah...