Makasih yang udah mau baca cerita membosankan ku ini😊
Seperti biasa jangan lupa vomentnya ya😋
Happy Reading🤓*****
Author PoV
Tampak seorang wanita berjalan dengan anggun diantara orang-orang yang sedang melihatnya dengan takjub dan hormat. Wanita tersebut berjalan kearah meja resepsionis. Setelah cukup dekat, dapat wanita itu dengar salam dari petugas resepsionis tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu mrs. Vanessa?" Sapa ramah dari petugas resepsionis tersebut. Ya wanita tadi adalah Vanessa. Ia datang karena dipanggil Nana untuk suatu keperluan yang mengharuskan Ia datang ke kantor, lagipula Ia juga bisa sekalian meninjau para pekerjanya saat bekerja.
"Natasya?" Pertanyaan singkat yang harus selalu dipahami oleh orang-orang yang bekerja padanya. Ya begitu lah sikap Vanessa saat diluar rumah. Cuek, dingin, dan berbicara hanya seperlunya, belum lagi kata-katanya yang terkesan datar tapi menusuk. Walaupun begitu tak banyak dari mereka yang tidak menyukai Vanessa. Ia memang blak-blakan tapi Ia juga baik hati. Pernah saat itu semua karyawan dalam 1 divisi terpaksa lembur karena ada proyek penting yang harus segera selesai. Tanpa banyak bicara Vanessa turun tangan membantu, tak hanya turun tangan membantu, Vanessa juga selalu memberikan uang bonus banyak untuk mereka yang lembur atau pun bekerja dengan baik.Oke back to story.
"Mrs.Natasya berada di ruangannya mis" Jawab resepsionis tersebut masih dengan senyum ramahnya. Vanessa pun mengangguk dan segera berjalan dengan anggun ke arah lift khusus. Setelah masuk Ia segera menekan tombol lantai tujuannya. Dengan segera boks besi tersebut membawanya ke lantai 20,lantai tempatnya bekerja.
Di dalam lift, terlihat Vanessa sedang melamun. Ia sedang memikirkan apa yang ingin dibicarakan oleh Nana sampai memanggilnya ke kantor.
Tink
Vanessa tersentak saat bunyi lift menandakan bahwa Ia telah sampai di lantai tujuan. Segera Ia berjalan menuju ke ruangan nyanya. Vanessa tak mau membuang waktu nya karena Ia sudah sangat penasaran.
*****
Vanessa PoV
Begitu lift sampai di lantai tujuan gue, gue segera berjalan kearah ruangan gue. Gue penasaran banget ada masalah apa sampek Nana harus menghubungi gue di hari libur gue. Biasanya gue akan ke kantor saat ada meeting atau kalo gak emang jadwal gue ke kantor. Selebihnya gue kerjain di rumah. Jadi kalo ada masalah di kantor Nana selalu yang menghandle. Tapi baru kali ini Ia sampai harus memanggil gue. Huft... Gue bener-bener penasaran. Na lo berhasil bikin gue mati kutu karena penasaran.
Dan sekarang gue udah di depan pintu. Gue segera masuk dan melihat Nana yang sibuk dengan berkasnya. Seakan tersadar bahwa ada orang yang masuk ke ruangan nya Ia mengangkat kepalanya menghadap gue. Nana tersenyum saat menyadari kalau gue adalah orang yang berani masuk ke ruangannya tanpa mengetuk.
"Hai kak" Sapa Nana padaku sambil tersenyum.
"Langsung ke intinya saja Na." Seruku langsung. Kudengar Ia menggerutu 'selalu seperti ini, tak pernah bisa basa-basi'
"Duduklah dulu kak" Kata Nana saat aku menatap nya tajam karena menggerutuiku. Gue segera duduk di depan nya. Gue menatap matanya datar seolah berkata 'apa masalah yang kau katakan sangat penting itu'. Ia menghela napas lalu mengatakan permasalahan yang sangat penting tersebut. Yah gue cukup kaget saat mendengar nya."Mereka mengajukan proposal kerja sama kak" Kata Nana membuat gue bingung karena tak mengerti apa yang Nana maksud. Sedetik kemudian gue sadar siapa yang dimaksud dengan mereka.
"Gue gak mau maksa lo kak, gue tau ini berat buat lo" Lanjut Nana yang berhasil mengembalikan gue ke alam nyata. Gue menarik napas panjang sebelum menjawab perkataan Nana.
"Bagaimana dengan keuntungan yang ditawarkan?" Tanyaku dengan wajah datar. Gue memang benci sama mereka, tapi kalau mereka menawarkan keuntungan yang besar dan bisa untuk kemajuan perusahaan why not?. Gue gak bisa egois hanya karena masalah gue berdampak pada perusahaan. Banyak pekerja yang menggantungkan hidup mereka dengan bekerja di perusahaan ini. Dan keputusan gue sangat berpengaruh pada hidup mereka kedepannya."Yah... Keuntungan yang mereka tawarkan lumayan besar, tapi sekali lagi kak... Gue gak mau lo ngorbanin diri lo sendiri." Kata Nana dengan penekanan pada akhir kalimatnya.
"Gue tau Na, dan lo juga tau semua masalah gue" Kata gue, lalu menarik nafas "Tapi gue gak bisa egois. Kalo emang itu yang terbaik, let's do it" Lanjut gue. Nana terlihat menghela napas lalu mengangguk pasrah.
"Gue akan hubungi pihak mereka bahwa kita tertarik dengan tawaran tersebut. Dan lo tau kau kak konsekuensi dari semua ini" Ucapnya sambil tersenyum memberi semangat.Yah gue harus percaya kalau semua ini akan berjalan dengan baik. Poker face adalah kuncinya. Segalanya akan berakhir dengan baik bukan?. Bukankah Tuhan sudah merencanakan yang terbaik. Jadi tugas kita hanya tinggal menjalaninya dan pasrah dengan apa yang ditakdirkan.
You can do it Van...
*****
Kukembali dengan cerita absurd ini...
Makasih banget buat kalian yang setia menunggu cerita ini😊
Merry Christmas and Happy New Year🎉🎉~P.Nao.L
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd
Novela JuvenilVanessa Adelila. Cantik?sangat, bak dewi Yunani malah. Pintar?umur 17 udah lulus S2 kok. Kaya?dia mah pengusaha muda yang sukses. Tapi segalanya gak bisa dinilai hanya dari coverkan?. Semua orang bilang kalau Vanessa sempurna, tapi dibalik itu sem...