Bab 12 = Pertarungan Hebat

289 84 13
                                    

What the Fuuuuck?
Lee Jeno


Sunwoo dan Hyunjae tidak ada di tempatnya. Sudah pasti mereka pulih.

"Mereka ga ada ditempat." Kataku ke Younghoon. Dia tidak menatapku namun dia melihat ke arah manapun yang bisa dia lihat.

"Kalian menyerang vampir yang kuat. Makanya mereka tahan dengan bunga vervain. Tapi tidak dengan seribu bunga vervain." Jelas Younghoon.

Perlengkapan ban mobil masih ada disana. Apakah mereka sengaja meninggalkan ban itu biar kami masuk kenperangkapnya.

Maaf tuan, kami tinggal di zaman sekarang dan kami sudah tau kalau itu perangkap.

Ckckckck

Kami bertiga melihat ke belakang siapa yang berada disana. Dan ternyata kami menemukan Chanhee yang sudah berubah bentuk menjadi manusia kembali.

Apakah selama ini dia yang menahan kami keluar dari lintas merah. Apakah selama ini dia mempermainkan kami.

"Gua ga dipihak siapa-siapa. Gua cuma mau bilang kalau mereka ada dibelakang kalian." Jelas Chanhee. Kami bertiga melihat Hyunjae dan Sunwoo berdiri di belakang kami dengan keempat mata yang merah.

"Aku tau mereka bakal kembali ke sini." Jelas Hyunjae. Sunwoo mengangguk. Dia mengeluarkan kukunya yang sangat runcing. Younghoon menarik kami di belakangnya.

"Menjauhlah dari ini." Ucap Younghoon. Dia mengubah warna matanya menjadi merah. Badan Younghoon menjadi lebih besar dan bajunya juga terobek karena perubahan badanya yang besar.

Aku semakin terkejut melihat punggung Younghoon bertattoo seperti yang kulihat dimana Haechan juga menghilang saat itu. Apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Aku masih tidak mengerti.

Hyunjae juga berubah menjadi mahkluk setengah manusia tersebut. Disisi lain Sunwoo hanya melihat mereka yang sedang berubah. Matanya masih berwarna merah dan berkuku panjang yang tajam.

"Lu ga berubah?." Tanyaku. Sunwoo menaikan bahunya. Chanhee langsung berlari layaknya vampir berlari ke arah kami dan membisikan sesuatu kepada kami berdua.

"Dia belum bisa berubah. Tidak ada yang bisa berubah sebelum mereka mencari mangsa baru." Ujar Chanhee. Jika Hyunhae, Younghoon, dan Chanhee sudah bisa berubah. Bukankah Hyunjae tidak perlu lagi mengincar darahku.

"Jadi, maksud Hyunjae apaan coba?." Tanya Jaemin kepada Chanhee. Kami melihat bagaimana kedua mahkluk menyerupai hewan itu berkelahi seperti hewan liar. Banyak darah yang dicucurkan selama perkelahian tersebut.

"Dia bukan Sunwoo, dia itu mau makan." Kata Chanhee. Matanya menghadap ke arah Jaemin yang membuat diri Jaemin bergedik ngeri.

"Lah, habis itu kita ngapain nih?." Tanya Jaemin. Hal yang kupikirkan adalah kabur dari desa ini. Dan ban baru masih berada di daerah hutan ini.

Aku berlari mengambil ban yang ada di tanah tersebut. Lalu, Jaemin membantuku mengambil dua ban lainya. Tentu saja Chanhee tidak membantu. Tapi, dia melihat keberadaan Sunwoo.

Kami dengan bergegas mengganti ban yang bocor dengan ban baru. Tentu saja prosedur penggantian banya sangat lama. Bahkan Kevin, Juyeon, Dan Eric sudah berada di daerah kami.

Aku menepuk pundah Jaemin. Kami berdua ketakutan, apalagi Younghoon masih berkelahi dengan Hyunjae. Bisa jadi darah Jaemin diminum dan aku menjadi vampir yang terkurung di desa ini.

Mereka semakin mendekat dan Chanhee yang berada di dekat kami semakin menjauh. Apakah dia tidak mempunyai inisiatif untuk menolong kami. Tapi, arah pandangnya selalu ke arah Sunwoo bukan ke arah kami.

Aku melirik Sunwoo yang melihat pertandingan Hyunjae dan Younghoon. Lalu arah pandanganya bertemu denganku sehingga aku memalingkan wajahku dan melihat mereka berempat semakin mendekat.

"Chanhee tolonglah kami." Mohonku ke Chanhee. Chanhee melihat ke arah empat orang yang ingin memangsa kami dan melirik ke arah Sunwoo kembali.

"Gua ga bisa bantuin kalian. Tapi gua bisa liat gerak-gerik Sunwoo kalau dia mau nyerang kalian." Ujar Chanhee.

"Ric, lu baik loh sama kita semua." Bujuk Jaemin. Mata Eric memerah dan kulitnya menjadi ruam merah dan dia sangat pucat. Sungguh menyeramkan untuk dilihat.

"Gua juga mau keluar Jaem." Ucap Eric. Habislah harapanku untuk selamat dari mereka. Jaemin saja sudah lesu setelah mendengar jawaban Eric. Mereka semua ingin makan dan tumbal. Mereka memang menginginkan kami sehingga tawaran apapun yang kami buat, mereka akan tetap menolaknya.

Aku menggenggam tangan Jaemin. Jaemin awalnya terkejut dengan sikapku tapi aku mengangguk. Aku mengisyaratkan kepadanya dengan maksud berkata it's okay kepada Jaemin.

Jaemin menangkap sinyalku dan dia membalas dengan anggukan yang berarti I Know. Kami berdua melihat ke arah empat vampir itu yang mulai mendekat.

Lalu kami berdua menutup mata kami dan mencoba untuk tidak terasa sakit dengan gigitan mereka nantinya. Jika aku jadi vampir nanti, aku tidak akan menarik seseorang ke dalam perangkapku karena aku ingin keluar dari desa ini.

Akan kucoba diriku menjadi seperti vampir Younghoon.

Bruukkkk!!!!!!!

Mataku tiba-tiba terbuka mendengar suara tabrakan. Kulihat para vampir itu terhempas di jalanan. Bahkan mereka juga sudah tidak bernafas tapi mereka tidak mati.

Aku melirik siapa yang menabrak keempat vampir tersebut. Jika kutelitikan lagi dari suara tabrakanya, kurasa yang menabrak vampir itu adalah orang yang bermobil.

Ternyata benar. Orang yang menabrak vampir tersebut adalah orang yang sedang membawa mobil. Orang yang mengendarai itu keluar dari mobilnya.

Jaemin juga membuka matanya dan melihat ke arah mobil tersebut. Bahkan Hyunjae dan Younghoon berhenti berkelahi karena mereka juga penasaran siapa yang menabrak kaum mereka.

Orang itu berbadan tinggi, berambut hitam dan berbaju putih. Aku tersenyum kembali karena masih ada harapan hidup ketika pria itu mengeluarkan senjata berbahayanya.

"Hwall!." Panggil Jaemin.

Hwall tidak menggubris panggilan Jaemin. Dia membidik Chanhee yang sedang tersenyum kepadanya. Hwall menarik pelatuknya dan peluru tersebut mengenai kepala Chanhee.

Chanhee pun tergeletak tak berdaya. Dia tidak mengeluarkan darah sedikitpun dan saat itu juga Hwall menyimpan kembali senjatanya di kantong celananya.

"Cepetan naik. Sebelum mereka pulih kembali." Ujar Hwall. Kami berdua mengangguk dan lekas masuk ke mobil Hwall.

Dia kemudian menyalakan mobilnya dan untungnya mobil itu menyala. Hwall kemudian menjalankan mobilnya dan lekas pergi dari desa ini.

Tapi dia mengerem mobilnya ketika ada Sunwoo didepan mereka.

"TABRAK AJA HWALL!." Teriakku. Hwall melihat ke arahku dan mengangguk. Dia menabrak Sunwoo dan berjalan secepat mungkin.

Tapi tiba-tiba mobil Hwall mogok, aku semakin panik ketika melihat Sunwoo menahan mobil Hwall dengan tanganya. Dia memang sangat kuat dan sangat susah dikalahkan. Bahkan Chanhee saja bilang dia yang paling berbahaya.

Hwall mengeluarkan dua pistol. Satu persatu pistol itu diberikanya kepada kami. Hwall mengisi peluru dia dan mematikan mobilnya. Sebelum dia keluar, Hwall memberi saran kepada kami.

"Malam ini, kita bakal bunuh Sunwoo dalam keadaan apapun. Jangan lengah dan stay strong."

"Tapi kayanya mustahil Hwall." Ucap Jaemin. Kami melihat Sunwoo yang sudah memukul kaca belakang mobil Hwall.

"Memang mustahil, maka dari itu gunakan kekuatan kalian. Kita manusia, kita lebih unggul dari mereka." Ujar Hwall.

Aku mengangguk paham. Malam ini harus kupastikan Sunwoo tidak menyerang orang selama-lamanya lagi.

The Dreams Inferno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang