"Tuan, hari ini ada perjanjian makan malam dengan Tuan Wang."
Hufff–
Aku menghembuskan nafasku dengan kasar lalu mengusak wajahku dengan kedua telapak tanganku. Jennie, sekretarisku, memberitahu jadwalku malam nanti. Aku bisa saja pergi ke perjanjian makan malam itu hanya saja aku tau maksud dari Tuan Wang mengajakku untuk makan malam, tentu saja itu bukan makan malam biasa, pasti ada maksud dan tujuan dia melakukan itu.
"Bisa kau batalkan Jennie?"
"Tentu saja, saya permisi Tuan." Balasnya sambil setengah membungkuk dan pergi meninggalkan ruang kerjaku.
Tuan Wang adalah salah satu CEO perusahaan yang bisa dibilang sangat besar, sudah beberapa bulan ini dia selalu mengajakku untuk ikut bekerja sama dalam bisnisnya. Tetapi aku tidak mau, dia dikenal sebagai orang yang licik dan akan melakukan segala cara untuk berhasil melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain yang diinginkannya. Bukan hanya itu, banyak dari perusahaan-perusahaan yang ikut dalam kerja samanya bukan malah mendapatkan untung tetapi mendapat rugi.
Tentu saja aku tidak sebodoh itu untuk menerima ajakan kerja sama Tuan Wang, meskipun bila dipikir-pikir jika kita melakukan kerja sama dengan perusahaan sebesar itu, mungkin kita akan mendapatkan untung yang besar. Namun dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut sesudah bekerja sama dengannya sudah dipastikan dia itu penipu.
Dan setelah ini mungkin Tuan Wang akan kembali datang padaku dengan segala caranya agar berhasil melalukan kerja sama.
Ngomong-ngomong, apa yang sedang kucing kecilku lakukan dirumah ya? Mengingatnya saja sudah membuatku tersenyum seperti orang gila hahaha. Aku tak sabar ingin bertemu dengannya dirumah.
Sekarang pukul 5 sore.
Baiklah.. Mari kita selesaikan berkas-berkas ini lalu pulang sebelum matahari terbenam.
Setelah sekitar satu setengah jam aku berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk diatas mejaku, akhirnya aku bisa merenggangkan badan dan bernafas lega. Menjadi seorang CEO itu melelahkan, sungguh.
Saa.. Mari kita pulang dan makan malam bersama dengan kucing kecilku yang manis itu.
Aku berdiri lalu mengambil kemejaku yang ada disandaran kursi dan bergegas untuk pulang.
.
.
.
"baby?" Panggilku pada June saat setiba dirumah.
Hmm.. Kenapa rumah ini rasanya sepi sekali ya? kemana June? Biasanya ada dia yang tengah bercanda dengan para pelayan atau pekerja disini dengan suaranya yang menggelegar itu. Tapi disini hanya ada para pelayan yang tengah bekerja. Sunyi rasanya tak mendengar suara June.
June adalah pria yang benar-benar ramah, dia berkawan dengan siapa saja tanpa memandang status ekonomi, suku, ras, dan budaya. Itu yang membuatku semakin kagum padanya, meskipun aku tak dapat mengutarakan rasa yang ku miliki saat ini.
Buru-buru aku menaiki tangga ke lantai atas dan menuju ke kamarnya yang tepat berada didepan kamarku. Mengapa kita tidur terpisah padahal jelas-jelas kita sering menghabiskan waktu diranjang bersama? Itu karena kekeras kepalaan si kucing kecil yang mengancam akan mogok makan bila tidak dituruti, dan tentu saja itu tidak boleh terjadi jika aku tidak ingin kehilangan badannya yang montok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE? [BOBJUN 18+]
Ngẫu nhiêncek aja, ngga jago bikin deskripsi hehe. Intinya cerita master dengan slave nya. cihuy. aku buat disini Bobby lebih tinggi dari June. 18+ BOBJUN!