"Na Jaemin!"
"Nana! Ini bagaimana?"
"Kau ini ketua kelas, ayo bantu!"
"Ya! Jaemin!"
Lelaki yang sedari tadi dipanggil namanya hanya terus menghela nafas berat sambil terus berkutat dengan kertas yang menumpuk di depannya, kini Jaemin sedang mendapat tugas untuk mendata siswa yang akan ikut acara pentas seni sekolah, tetapi suara teman-temannya yang bersahutan dikarenakan tugas yang diberikan Doyoung saem cukup membuatnya pusing.
"Jaemin, aku ingin bertanya bagaimana tugas Doyoung saem akan dikumpulkan, dan kapan?" Akhirnya seorang anak bernama Jisung mendekati Jaemin, dan tidak menyahut seperti yang dilakukan siswa lainnya.
Jaemin menghela nafas kecil lagi. "Umumkan pada kelas, bahwa tugas Doyoung saem dikumpulkan sekarang ditunggu sampai jam 3 sore. Maafkan aku tidak bisa mengumumkan, data siswa yang akan berpartisipasi pentas seni besok sungguh menyiksa."
Jisung memiringkan kepalanya, "Kenapa kau tidak mendatanya besok?" Jaemin menepuk pelan keningnya, "Jisung-ah, technical meeting nya besok... aku tidak ada waktu lagi..."
"Oh iya... padahal kan aku panitia juga."
"Bersyukurlah kau tidak dapat tugas mendata. Cepat umumkan sana."
"Baik, baik. Tenang saja."
Jisung pun berjalan ke depan kelas, dan segera mengumumkan tentang tugas Doyoung seperti perkataan Jaemin. Jaemin bernafas lega, dan kini bisa melanjutkan tugasnya dengan tenang.
Kalian pasti bertanya kenapa Jaemin tidak mengerjakan tugas Doyoung saem?
Karena Jaemin sudah mendapat keringanan dan izin mengerjakan tugasnya setelah selesai data mendata juga technical meeting nya.
Berat?
Ya, bagi Jaemin menjadi ketua panitia dan ketua kelas bersamaan adalah hal sulit juga berat.
.
.Tepat jam 3 semua anak mulai mengumpulkan tugasnya di Jaemin, tak berhenti juga kata-kata terima kasih dilayangkan untuk Jaemin. Sekelas tahu bahwa Jaemin adalah ketua kelas yang sangat baik, juga tegas, walaupun kesibukkan juga menyitanya.
Jaemin bernafas lega bahwa tugas teman-temannya sudah selesai, juga data siswa yang ikut pentas seni ikut selesai. Ia berinisiatif bangun dari tempatnya, karena tidak mau menyita waktunya yang berharga, ia segera memasukkan berkas data kedalam tasnya, juga membawa tumpukan kertas tugas Doyoung saem. Tak ingin berlama dikelas, Jaemin langsung berjalan keluar kelas.
'Melelahkan sekali.' Jaemin bergumam pelan.
BRUK!
"A-aduh..."
Jaemin segera berlari mendekati anak yang baru saja terjatuh, dan naasnya menabrak loker yang bagi Jaemin itu sakit sekali. Anak itu meraba-raba loker, dan berusaha untuk bangun sambil memegang kepalanya, Jaemin pastikan kepalanya terasa sakit sekali setelah terbentur.
"Kau tidak apa-apa?" Jaemin langsung menaruh kertas tugas kelas nya dikursi dekat loker dan segera memegang anak tersebut.
"Ha? Apa? S-siapa?"
"Ah... namaku Jaemin, Na Jaemin dari 12 A." Anak itu kini berpegangan pada lengan Jaemin, Jaemin masih setia memegang tubuh anak yang keliatannya lebih mungil dari dirinya.
Anak itu mengangkat kepalanya dan menyipitkan matanya, "H-Huang Renjun... A-aku murid pindahan dari Cina, ini hari kelimaku, aku kelas 12 C." Ia tersenyum kecil, entah ada apa, tapi Jaemin langsung menyukai senyuman dari anak yang diketahui bernama Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irregular [NCT - JaemRen]
Fanfiction[COMPLETE ✔] Na Jaemin sang ketua kelas yang perasaannya merasa tidak beraturan saat bertemu Huang Renjun. ⚠️Warning! bxb fanfiction! Jangan lupa vote dan comment! ☘ Rank💕 5 at #minren 10 at #jaemren