Prolog

38.7K 1K 3
                                    

Seorang gadis muda yang baru saja lulus kualiah di salah satu universitas perkantoran di Indonesia.

Gadis itu bernama Sheila Aurelia Yuwanda. Ia tinggal bersama umi, abi, dan kakaknya.

Kurang lebih, dua tahun yang lalu kakaknya bernama Prinza Aulia Pranaya telah menikah dengan seorang pria  bernama Denisha Adiba Semesta. Dengan dikaruniai anak perempuan yang bernama Aishi Dera Semesta.

Namun saat putri mereka lahir, Prinza meninggal dunia. Karena ada tumor ganas di rahim Prinza yang hampir membahayakan bayinya.

Namun berkat kekuasaan Allah, bayinya selamat. Namun tidak dengan ibunya.

**

"Selamat Sheila." kata Denisha mengucapkan selamat kepada Sheila dengan wajah datarnya.

"Terimakasih Kak Denis" balas Sheila dengan senyum ramahnya. Ya, sekarang Denis memang berbeda dari Denis yang Sheila kenal dulu. Sebelum kakak Sheila meninggal, Denis adalah orang yang sangat humoris. Tapi entah kenapa, semenjak kakak Sheila meninggal Denis berubah menjadi pria dingin dan cuek. Awalnya Sheila pikir Denis memang masih sangat terpukul, namun sudah lebih dari satu tahun atas kepergian kakak Sheila, Denis masih bersama dengan sikap dingin dan cueknya itu.

"Ini" ujar Denis sambil memberikan sebuah boneka beruang besar berwarna cokelat dan sebuah buket mawar yang indah. 'Hmmm walau dingin, ternyata masih perhatian juga nih kak Denis' batin Sheila.

"Untukku kak?" tanya Sheila memastikan dan dibalas anggukan datar dari Denis

"Terimakasih banyak Kak, kau baik sekali" ujar Sheila senang. Namun tak di balas oleh Denis.

Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya datang sambil menggendong seorang anak kecil.

"Assalamu'alaikum?" ucap wanita itu, yang tak lain adalah ibu Denis dan yang digendong adalah Aishi, anak Denis.

"Wa'alaikumsalam" jawab Sheila dan Denis bersamaan.

"Eh tante sama Aishi" sambut Sheila penuh kehangatan.

"Sssttttt. Jangan keras-keras Sheila, Aishi sedang tertidur" kata mama Denis.

"Ups. Maaf tante" ucap Sheila sambil menutup mulutnya dan dibalas senyuman oleh mama Denis.

"Kenapa kau belum di make up Shel? Bukankah acara wisudamu akan segera dimulai?" tanya mama Denis.

"Tidak tante, Sheila tidak mau di make up" jawab Sheila. Sebenarnya alasan Sheila tidak memakai make up adalah karena Sheila takut jika dirinya di make up maka akan menimbulkan pandangan tidak enak dari para laki-laki.

"Ooh ya sudah kalau kamu tidak mau di make up. Tanpa make up juga tetep cantik kok" puji mama Denis dan Sheila hanya tersipu malu pipinya merah merona.

Acara wisuda telah di mulai. Sheila, Denis, Aishi, dan Mama Denis masuk ke dalam gedung itu.

Seharusnya Sheila bersama orang tuanya, tapi berhubungan abinya habis kecelakaan jadi umi harus menjaganya.

Sebetulnya umi juga akan datang, tapi Mama Denis menyuruh umi untuk tetap menjaga abi. Urusan Sheila, ia dan Denis bisa mewakilkannya.

**

Acara wisuda sudah selesai. Acara yang terakhir adalah berfoto-foto bersama. Sheila berfoto dengan Denis, Aishi, dan Mama Denis.

"Lo kok nggak bilang sih kalo lo udah nikah dan punya anak She?" ucap seorang teman Sheila yang bernama Tiana Pamela.

Sheila yang mendengar ucapan Tiana itu langsung terkejut, begitu juga Denis dan Mama Denis.

"Apaan sih Ti, jangan ngarang deh. Ini itu anaknya almarhumah kakakku. Dan ini suaminya." jelas Sheila.

"Ooh maaf, ku kira dia suami dan anakmu soalnya kalian juga cocok heheh" kata Tiana terkekeh.

"Denis, tolong gendong Ashi sebentar. Mama mau ke toilet dulu" ucap Mama Denis.

"Sudah biar saya saja yang gendong Aishi tante" kata Sheila.

"Ooh ya sudah. Tante titip Aishi sebentar ya" kata Mama Denis dan Sheila akhirnya menggendong Aishi yang masih tertidur dari tadi.

5 menit kemudian Mama Denis sudah kembali. Baru saja Sheila mau memindahkan Aishi kepada Mama Denis, tiba-tiba ada sesuatu hangat yang membasahi rok Sheila.

"Astagfirullah. Tantee, Aishi ngompol" kata Sheila.

"Ya ampun tante tadi lupa popokin Aishi." kata Mama Denis. "Mana bentar lagi sesi foto. Gimana ya?" lanjut Mama Denis.

Sheila hanya sibuk membersihkan bajunya dengan tisu. Namun tetap saja terlihat basah dan sedikit bau. Denis yang melihat itu hanya acuh tak acuh. Dalam hati yang paling dalam, ia ingin menolong gadis itu. Tapi karena gengsinya ia menjadi enggan menolongnya.

"Denis, cepat kamu antar Sheila ke butik langganan kita. Carikan dia baju lagi" perintah Mama Denis.

"Eeh tidak usah tante, nanti malah nambah ngerepotin." tolak Sheila.

"Udah nggak ngrepotin Shel, ayo cepetan kamu ikut Denis saja" kata Mama Denis sambil mendorong Sheila untuk keluar mengikuti Denis yang memang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Makasih ya tante, maaf Sheila ngrepotin" ucap Sheila.

"Iya sama-sama. Kamu nggak ngrepotin kok Shel, jadi jangan bilang kayak gitu lagi oke?" kata Mama Denis yang dibalas anggukan oleh Sheila.








IMAMKU MANTAN KAKAK IPARKU (DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang