Seminggu waktu berlalu begitu cepat. Tapi yang namanya Chanyeol winata itu masih juga memikirkan apakah Alyn bahagia dengan Sehun atau tidak. Bayangan Alyn yang mengaku memiliki rasa yang sama membuat Chanyeol selalu terngiang dan berujar andai kata kedua orangtuanya tidak membatalkan pernikahan mereka.
Dalam perkara ini Chanyeol terus memusuhi kedua orangtuanya tidak mau berbicara banyak dan hanya seperlunya saja.
Seperti pagi ini Chanyeol lagi - lagi melewatkan sarapannya, berlalu begitu saja melewati kedua orangtuanya.
"Chanyeol berhenti bersikap kekanakan!"
Itu Papa Chanyeol yang tidak betah dengan kelakuan anaknya mendiamkan istrinya.
Chanyeol berhenti menatap Papanya malas.
"Berhenti menyakiti perasaan Mamamu!"
"Sudah Pa, Chanyeol pantas marah"
"Kalau kamu mau marah, marah sama Papa jangan sama Mama. Mamamu menangis setiap malam menyesal telah membatalkan pernikahanmu."
Chanyeol tertawa, baginya ini sangat lucu. Untuk apa Mamanya menyesal bukankah semua itu atas kesadaran Mama Chanyeol melakukan itu.
"Nggak ada yang perlu disesalkan."
"Memang kamu benar, nggak ada yang perlu disesalkan dan Papa bakalan jodohin kamu sama anak teman Papa."
Chanyeol tertawa. Papanya benar - benar semaunya sendiri tidak mengerti perasaan Chanyeol. Dulu hobi bermusik Chanyeol yang ditentang habis - habisan, lalu membatalkan pernikahan Chanyeol tanpa sepengetahuan Chanyeol dan sekarang dengan seenaknya mau menjodohkan Chanyeol dengan orang yang tidak Chanyeol kenal baik.
"Berhenti mengatur hidupku, Pa."
"Kami mengaturmu demi kebahagiaanmu kelak Chanyeol."
"Apa dengan menjodohkan Chanyeol itu termasuk bagian masa depan yang membuat Chanyeol akan bahagia? Apa Mama sama Papa yakin Chanyeol bahagia dengan jalan yang selalu kalian tentukan? Mah, Pah? Cukup mimpi Chanyeol yang kalian katakan tidak masuk akal dan tidak ada jaminan. Tapi tidak untuk pilihan pendamping hidup Chanyeol." kata Chanyeol menekankan.
"Lalu kamu mau menunggu Alyn? Ingat Chanyeol kamu kira Papa nggak tahu dari dulu kamu nungguin cintannya anak itu. Tapi apa? Dia memilih lelaki lain bukan? Dan dia nggak pernah ngeliat kamu bukan? Sekarang giliran dia ditinggalkan dengan pacarnya yang brengsek itu dengan tidak tahu malu dia meminta pertanggung jawaban kamu. Dia hanya membutuhkanmu disaat kamu susah Chanyeol."
"Pah udah." kata Mama Chanyeol.
"Pah berhenti menjelek - jelekkan Alyn. Papa dulu sayang sama Alyn kenapa sekarang Papa tega berbicara seperti itu tentang Alyn. Dan satu lagi Pa, bukan Alyn yang meminta pertanggung jawaban. Tapi aku yang memaksa Alyn untuk itu semua. Alyn bahkan menolak dia mengkhawatirkan masa depanku seperti Papa dan Mama saat ini. Tapi Chanyeol berusaha meyakinkan Alyn karena Chanyeol memang mau dan tulus sama Alyn."
Mama Chanyeol menghela nafas ada rasa penyesalan teramat yang membuatnya teriris. Mama Chanyeol menyesali semua keputusannya. Baginya kebahagiaan Chanyeol yang utama namun sepertinya justru Chanyeol terluka. Jujur Mama Chanyeol memang sangat menyayangi Alyn. Alyn perempuan yang baik dan sopan kepada orangtua. Alyn selalu membuat Mama Chanyeol tertawa dengan sifatnya yang lucu dan nggak jaim. Mungkin itu salah satu yang membuat anaknya menyukai Alyn sejak dulu.
Chanyeol sudah berjuang dan berkorban terlalu banyak lalu kedua orangtuanya menghancurkan begitu saja.
❤❤❤
"Alyn bangun."
Seperti biasa di pagi hari Sehun membawakan sarapan untuk Alyn. Sehun selalu bangun lebih dulu. Meski Sehun nggak pernah tidur di ranjang yang sama dengan Alyn tapi Sehun tetap berusaha menjadi Ayah dan suami yang baik untuk Alyn dan calon bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getting Pregnant
Fanfiction#1 Ranking on Shortstory [22 November 2018] "Kak Tanggungjawab!" "mending kamu gugurin aja. Aku belum siap jadi ayah!"