Aku melihatmu kala itu...
Berselimutkan senja, beratapkan topi lebar yang menangkupi separuh wajahmu. Aneh memang melihat seorang gadis mengenakan sebuah topi yang lebih mirip seperti pengemudi delman. Namun kau menghiraukannya, menganggapnya sebagai suatu hal yang lumrah.
Kau sendirian, begitu pula aku. Menanti bus yang lewat setiap kali senja menyapa di ujung jalan. Mengamati gerak gerikmu menjadi rutinitas favoritku. Awalnya biasa, lama kelamaan perasaan ini tak bisa dibohongi. Di saat pandanganku menusuk ke arahmu, rona pipimu akan bersemu merah, menandakan kau pun menyadarinya.
Ketahuilah, genap sudah satu minggu kita terpenjara dalam ruang dan waktu yang sama. Membisu seakan senja telah menakdirkan kita bersua setiap momen dirinya menyinari paras cantikmu. Sejak saat itu aku terus menulis catatan ini. Catatan di ujung senja tentang seorang gadis yang kunamakan Senja Merona.
- Dia yang Menantimu
YOU ARE READING
Senja Merona
Romance'Kali ini langit mulai cemburu karena sejak aku bersamanya, aku tidak lagi memandangnya seperti dulu' - Senja, 2018 Sebuah catatan tentang perasaan yang hilang, paradoks yang terpatahkan, dan senja yang merona...