🍃11

49 12 10
                                    

" Lo lucu ya, saat gue udah lupain lo, lo dateng gitu aja. Dulu saat gue cinta mati sama lo, mana perjuangan lo dapetin gue?"
~Audreay~

Pukul 15.30 WIB
FORTELEN INTERNATIONAL HIGH SCHOOL

" Pelan - pelan dong jalannya Cin, ah. Tau nggak sih ini sakit banget kaki gue," keluh Audreay saat dibantu jalannya oleh Cindy.

" Iya ini udah pelan astaga. Apa lo mau gue seret aja, pilih mana," jawab Cindy juga sudah lelah.

Tiba - tiba saat mereka tengah berjalan dengan sangat pelan dan penuh ke hati - hatian,

" Biar gue aja yang nganter," ucap laki - laki itu.

" Siapa lo, keknya kita nggak pernah ketemu," jawab Cindy ketus.

" Gue mantannya Audreay,"jawab cowok itu dengan ekspresi datar.

" Nggak kita nggak kenal, udah ayo cepet Cin buruan jalan, kaki gue udah sakit banget ini," ucap Audreay sedikit tergesa - gesa.

Saat Audreay dan Cindy melanjutkan jalannya, cowok itu memanggil Audreay lagi.

" Dee, lo nggak kangen sama gue,"

Deg

"Mau apa dia kesini,"-Audreay

" Cin lo duluan aja ya, gue nggak papa disini dulu," ucap Audreay sambil memegang pundak Cindy.

" Beneran lo nggak papa, lo kenal sama cowok itu," balas Cindy sambil menunjuk laki - laki itu.

" Iya beneran nggak papa kok, tenang aja,"

" Yaudah gue duluan ya. Lo hati - hati,"

Audreay hanya membalas ucapan Cindy dengan senyuman dan acungan jempol.

" Mau lo apa sebenernya? Belum cukup ya lo bikin malu gue dulu, belum cukup lo bikin gue menderita gara - gara cinta palsu lo itu! Nyesel gue pernah kenal sama cowok kurang ajar kayak lo!"

Audreay mendorong Reynand dengan sisa tenaga yang ada. Namun apalah daya, tenaga Audreay tak sekuat biasanya, alhasil lengannya terpegang oleh Reynand.

Tak dapat dipungkiri bahwa Reynand memang tampan. Namun hal tersebut tidak membuat Audreay kembali terpikat oleh fisik Reynand yang bisa dibilang di atas rata - rata. Rasa sakit hati yang mendalam yang membuatnya enggan mengingat bahkan menganggap mantan pacarnya itu ada.

Bukannya hal seperti ini terlalu berlebihan, namun bagi Audreay sendiri, dia sudah bertekad bahwa tidak ada lagi yang namanya gila cinta oleh laki - laki. Itulah sebabnya Audreay sulit jatuh cinta untuk kedua kalinya. Iya, benar. Reynand adalah cinta pertamanya. Reynand-lah yang membuat Audreay berubah seratus delapan puluh derajat. Audreay yang dulunya sangat ceria menjadi seorang gadis yang tertutup dan terkesan egois.

" Maafin gue Dee. Gue nyesel pernah nyia - nyiain lo dulu. Gue merasa bersalah atas apa yang telah lo alamin selama ini. Kita bisa mengulang semuanya dari awal lagi. Kita bisa kayak dulu lagi. Kitaa...."

" Cukup. Lepasin tangan gue."

Audreay menjauh satu langkah ke belakang. Dia terdiam. Enggan menatap mata itu. Mata yang membuatnya seperti gadis gila.

" Gue mau lo pergi dari sini sekarang juga. Jangan berani muncul di hadapan gue lagi. Ini terakhir kalinya kita bertemu. Sekarang lo pergi!"

" Nggak Dee nggak, gue nggak bakal pergi dari sini sebelum lo maafin gue. Demi lo, gue rela pindah satu sekolah sama lo. Gue ngelakuin semua ini karena gue masih sayang sama lo"

" Apa lo bilang? Sayang? Sayang lo bilang? Hah? Dengan lo ngejebak gue supaya jadi santapan cowok - cowok mabuk itu, lo bilang sayang? Saat gue mati - matian jaga harga diri gue sebagai cewek, dan lo! Lo ngebiarin gue gitu aja. Lo diam saat gue butuh bantuan. Dan lo pergi disaat akhir perjuangan gue. Itu yang namanya sayang Reynand Arsyad?!"

Audreay sudah tidak dapat menyembunyikan tangisnya lagi. Air mata yang dibendungnya sejak beberapa menit yang lalu kini jatuh juga membasahi pipi tirusnya.

" Maaf gue mundur kalo lo ngajak balikan. Prinsip gue, nggak ada yang namanya balikan sama mantan. Apalagi mantannya cowok biadab kayak lo!"

Audreay menatap Reynand dengan emosi yang menyulut. Disaat Reynand akan mendekatinya, tiba - tiba seseorang datang.

" Siapa lo? Lo apain Audreay sampe nangis kayak gitu? Hah? Jawab?" ucap Arkan langsung menyerbu Reynand.

Arkan mengepalkan tangan saat melihat Audreay semakin memburuk keadaannya. Tenaga yang tadinya ia keluarkan untuk memberi cowok itu pelajaran, kini ia gunakan untuk menolong Audreay.

" Hari ini lo pulang bareng gue. Gue bawa mobil. Nggak ada penolakan." titah Arkan sambil membantu Audreay berjalan.

Audreay hanya membalas dengan sekali anggukan.

Di perjalanan

" Udah baikan?," tanya Arkan tanpa menoleh ke Audreay.

" Udah." jawab Audreay seperlunya.

" Sebenernya cowok yang tadi siapa lo? Ada hubungan apa lo sama dia?"

" Dia, mantan gue."

Cittt

Arkan memberhentikan mobilnya dengan tiba - tiba. Cukup kaget dengan jawaban Audreay, Arkan berusaha menelan baik - baik ucapan Audreay beberapa detik tadi.

" Lo kenapa sih? Sakit kepala gue nyium mobil lo nih," keluhnya sambil memegangi dahinya.

" Iya iya sorry. Gue sempet kaget tadi, tadi lo bilang apa? Cowok itu mantan lo?" tanya Arkan memastikan sekali lagi.

" Hmmm. Jangan bahas dia lagi. Nggak ada gunanya. Udah cepetan ayo balik,"

" Kenapa Audreay nggak mau ngejelasin cowok tadi. Apa dia masih.. Ah entahlah nggak peduli gue"-Arkan

" Iya iya bawel,"

Mobil bernuansa gold itupun melaju membelah macetnya lalu lintas kota Jakarta.

Lima belas menit kemudian,

" Makasih. Gue masuk sekarang." ucap Audreay dengan wajah yang benar - benar sudah lelah.

" Hah? Lo nggak.. Eh okelah, hati - hati jalannya. Kaki lo masih sakit," jawab Arkan secepatnya.

Audreay hanya membalas ucapan Arkan dengan jempol yang melayang di udara.

" Lo aneh ya Dee. Kadang ngegemesin kadang juga ngeselin. Jadi sayang, eh apa sih"-Arkan

Terakhir Arkan menyunggingkan senyum sebelum Audreay benar - benar hilang dari pandangannya. Dan dia pun menyalakan mesin mobilnya lagi dan pergi dari rumah itu.

Hello helloo guaissss:)

Up kali ini author nggak bakal banyak bacit hehe:v

Cuma mau bilang makasih buat yang udah ngikutin Audreay sampe detik ini. 🙏🙏

Insya Allah kalau viewers tiap hari nambah terus, author juga bakalan sering2 up, walaupun vote nya masih dikit gpp👌

Love u guyss💞💞

Salam hangat dari author

@achirius

12 Desember 2018

No Te VayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang