09

165 18 0
                                    


Mereka memilih mengobati luka Ihsan disebuah taman yang dekat dari tempat toko sepatu sebelumnya.

Setelah memberikan obat pada Zahra,Ginting memilih untuk mengambil ponsel dimobilnya yang tertinggal.Zahra duduk dikursi taman dengan Ihsan sedang Nisa berdiri disamping Zahra duduk.

Setelah mengoleskan obat kekapas kemudian Zahra mengoleskan kapas pada luka Ihsan.Zahra terlihat sengaja menekan luka oada wajah Ihsan saat mengoleskan obatnya hingga Ihsan menjerit keras.

"Aish,"desah Ihsan kemudian menyentuh lukanya dengan dua jarinya.

"Nis,"ucap Zahra sembari melihat Nisa yang sedang berdiri disampingnya.
"Kamu aja ya,sifat lembut aku masih labil."lanjut Zahra kemudian tersenyum manis.

Terlihat ingin menjerit,namun Nisa bukanlah orang yang suka seperti itu.Berusaha dengan senang hati dilakukannya.Padahal hari ini ia tidak ingin melihat pria yang bernama Ihsan,namun sekarang sebaliknya.

Zahra bangkit dari tempat duduknya kemudian memberikan obatnya ketangan Nisa.Dengan segera ia pergi berlari kearah kamar mandi umum.

Selangkah Nisa berjalan mendekat kemudian duduk dikursi.Ia melihat kebawah sambil mengoleskan obat kekapas yang baru.Sedangkan Ihsan hanya memperhatikan wajahnya dari samping sambil tersenyum kecil.Wanita itu mulai melihat kearahnya dan hal itu membuat Ihsan berpaling kelain arah.

Tanpa berkata apapun,Nisa mengoleskan obat kebagian dahi Ihsan tepat pada pelipisnya.Tak sengaja ia melihat kedua mata menuju kearah dirinya.spon-tan Nisa mengalihkan pandangannya sambil menurunkan tangannya.

"Baiklah,Aa tidak akan memperhatikan lagi."ucapnya kemudian menutup kedua matanya sampai Nisa selesai mengobati luka diwajahnya.

Langkah kaki Ginting berhenti saat melihat keduanya dari kejauhan dan memutuskan untuk pergi dari tempat itu.Perasaan Ginting kini menaruh rasa makin dalam terhadap Nisa.

Seusai mengoleskan obat kebagian luka Ihsan, sekarang ia menutup kotak obat milik Zahra.

"Tidak suka melihat Aa?."tanya Ihsan setelah melihat wajah Nisa yang jauh berbeda saat pertama kali bertemu.Wajahnya sekarang datar.

"Tidak.Bu,,bukan begitu maksud Nisa."

"Jadi?."tanyanya lagi singkat.

"Nisa hanya takut dosa.Sebab mata termasuk zina.Dan itu membuat dosa pada keduanya."jelas Nisa yang membuat Ihsan tersenyum simpul.

#####

"Ya sudah,hati hati Zahra."ucap Nisa seusai Zahra mengantarnya.

Terlihat banyak orang didepan rumahnya.Termasuk om dan makciknya sembari membawa beberapa tas berukuran besar.

"Makcik dan om mau pulang?."

"Iya sa.Kerjaan om udah numpuk disana."

"Belum habis satu minggu,makcik sudah pulang.Kak Rio gak pulang?."tanyanya yang melihat Rio sedikitpun tiada berkemas.

"Hmm,Tenang aja Nisa,Kakak akan pulang secepatnya."

"Astaghfirullahaladzim.Maaf kak Rio."jawab Nisa.

"Makcik memerintahkan Rio untuk pulang dengan kamu.Lagian katanya juga Rio belum puas liburan disini."

"Oke,Nisa sih mau mau aja pulang sama kak Rio,biar ada temen."

"Maaf ya Nisa.Tapi kakak mau lebih dari kata itu."ucap Rio dalam hatinya.

Vote,coment,and follow:-):-)
:-):-)

Karena Allah(IMM)[SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang