"Jom? Lu kenapa? Muka lo pucet gitu," tanya Fajar sembari mengunyah kacang. Rian menjatuhkan badannya dikasur.
"Jom?" Rian mengangkat kepalanya lalu menggeleng.
Rasa penasaran Rian disaat tangannya panas masih tertanam. "is it okay? I'm fine," gumam Rian membaca tulisan ditangannya. Apa maksudnya?
"Yan. Tulisan ditangan lo itu... Dimananya?"
Rian menyodorkan lengannya ke Fajar. "gak ada sama sekali, Jom. Lo beneran ngeliat?"
"gua bacain. Tulisannya itu, is it okay? I'm fine." dikte Rian.
"itu... Dari Kevin? Atau yang lain?"
"gak mungkin Kevin," balas Rian. Dia menarik selimut dan memejamkan matanya.
"keputusan sudah dibulatkan. Cleo akan main di Final nanti," lalu Cleo mengeluarkan smirk.
Cleo? Paling mengerikan untuk masalah 'sekecil' ini. Dia bisa membuat lidah satu stadium gor mengelu. Skornya pasti akan tertinggal jauh. Skor lawan tentunya. Bahkan, dia mampu memberikan skor sesuai permintaan. Sebut saja skor yang kamu inginkan. 21-3? 21-0? Mudah.
"Reon, lo jadi 'pemain cadangan'." tunjuk Cleo.
"easy," jawab Reon dengan mengeluarkan jari menyimbol ok.
"Kevin... Jangan... Vin, please." lirih Naya. Naya menangis tidak bersuara atas ketakutannya.
"Jangan bunuh mas Rian. Biar lapang badanku aja yang menggantikannya,"
"Kamu mau jadi pengganti? Tidak masalah,"
Sret
"AKHH!"
"MAS RIAN!" nafas Naya tersengal dengan keringat dingin yang menyeruak disekujur tubuhnya. Tangannya meraba wajahnya meyakinkan dirinya masih hidup.
Naya melihat kesebelah kanan. Terdapat buku diari kesayangannya diatas meja. Naya bingung. Siapa yang membawakan bukunya? Rian saja pasti tidak akan tahu kalau itu buku kesayangan dirinya.
Mengabaikan rasa curiganya, dia segera mengambil bukunya beserta pena secara perlahan. "Ah!" ringis Naya. Dia baru ingat kalau ada luka dalam tubuhnya.
Help, I have done it again. I have been here many times before. Hurt myself again today and the worst part is there's no one else to blame.
Naya memukul kepalanya berkali-kali dengan kepalan tangannya. Tangisan Naya semakin keras. "Tolong!" jeritnya meremas rambutnya.
Melepaskan gundah yang bersarang akibat perpisahan.
Aku hendak menuliskan perasaan dalam catatan perpisahan.Bagaimana aku gundah tentang masa depan dan berperang melawan masa lalu.
Hening
Tak ada cinta yang bergemingKosong
Hanya ada hati yang kopongGila
Dituai oleh deritaNelangsa
Dihadirkan hati yang tak berkuasaAku menjalani hari sepi tuaian dari perpisahan.
Aku melawan masa lalu sebuah upaya untuk melanjutkan masa depan.
Aku nyaris gila direnggut derita
Nelangsa berurai air mata.Tiada putus doa kuhantarkan
Melepaskan gundah yang bersarang akibat perpisahan.
©poem; cr/Caroline S
Hai... Aku lama banget ya udh g update?:( Aku gak tau kenapa hilang rasa semangat dalam menulis diakhir tahun ini... Makanya aku mau hiatus sampe tahun baru nanti... Aku pengen cari referensi buat inspirasi. Atau kalian ada inspirasi untuk cerita-ceritaku? Kalian bisa message aku kok^_^ aku nggak berharap comment yang mungkin membuat kalian berat untuk ngetik. Aku gak berharap follow kalian mungkin karena kalian males nambahin following. It's okay😄 kalopun kalian comment dan follow, aku sangat berterima kasih dan menghargai banget... Tapi aku bener bener butuh vote. Itu paling penting dari pada follow atau comment. Karena vote kalian memberitahuku kalau kalian terhibur akan cerita ini. Dimohon bantuan untuk votenya yaaa;)
See you next year!
-love, Tata💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradox | Kevin Sanjaya
Fanfiction[SEMI HIATUS] "Kevin Sanjaya Sukamuljo? aku ingin bertemu dengannya sekarang," -AU -DID