Ch. 11

3.3K 225 19
                                    

Author Pov

"Vani, kamu kenal dia?" tanya Moly pada Vani yang masih shock. Dan dijawab anggukan oleh Vani.

"Siapa dia?" tanya Moly lagi. "Dia angel yang selalu bertemu denganku di mimpiku" kata Vani. "Berarti di-" kata Moly terputus. "Dia matemu Vani" kata Fayla cepat. "APA!?" kata Vani kaget. "Dia itu Revin matemu Vani" kata Fayla mengulang. "Bagaimana kau tahu namaku?" tanya Revin. Fayla hanya melempar pandangannya kepada Zyko. "Ish, kau jangan bongkar rahasia" kata Zyko marah. "Hehehe.." cengir Fayla. "Dan Moly, dia matemu" kata Fayla sambil menunjuk pria di sebelah Revin. "Namanya Adam. Kalian cocok sekali" kata Fayla seraya menggoda Moly dan sukses membuat wajah Moly menjadi merah, semerah tomat.

"Sudah ah, lebih baik kita obati dulu luka-luka kalian berdua" kata Moly sambil menarik tangan Vani dan Fayla menuju sofa yang berada di ruangan tersebut. "Duduk" perintah Moly yang masih menahan malunya. "Hahahahaha.." tawa Fayla pun pecah tak tertahankan. "FAYLA..!" teriak Moly.

Wuuss..

"Panahmu kurang cepat Moly" kata Fayla santai seraya menahan panah Moly yang di arahkan ke padanya. "Ck., sudah. Cepat duduk" kata Moly mulai marah. "Iya, iya" kata Fayla yang sudah duduk diikuti Vani. "Tahan" kata Moly. Dan dengan cepat tangan Moly mengeluarkan air yang sejuk dan mulai menghentikan darah yang terus mengalir dari bahu Fayla. Fayla hanya bisa menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa perih dan ngilu yang sudah mulai menghilang.

"Sekarang giliran Vani. Tahan ya" kata Moly. Fayla segera menutup telinganya karna tahu sesuatu yang mengerikan akan terjadi.

"Aaaaaaaaa...." teriakan Vani sukses mengambil perhatian semua orang yang ada di ruangan itu. "Tahan Vani" teriak Moly tak kalah keras dari Vani. Dengan cepat Fayla menutup mulut Vani dan Moly dengan kedua tangannya. "Sssstt.. , kalian ini mau membuatku tuli hah?" kata Fayla marah. "ma..ap" kata Moly. Akhirnya Fayla melepas tangannya dari mulut Moly tapi tidak dengan Vani. "Kau harus tahan cuma sebentar kok. Cengkram tanganku sekuat yang kau mau untuk melampiaskan rasa sakitnya, mengerti?" kata Fayla dan dijawab anggukan oleh Vani. "Sekarang" kata Fayla. Vani pun mencengkram tangan Fayla kuat-kuat untuk menahan rasa sakit. Tanpa mereka sadari ratu, Zyko, Revin, dan Adam sedang memperhatikan mereka.

"Selsai" kata Moly. "Aduh ngilu sekali" kata Vani. "Itu cuma sementara. Obatnya sedang menetralisir racun dari wirewolf" kata Moly menerangkan. "Baiklah mana laporan kalian" kata ratu.

"Di gerbang barat sudah selsai. Para tentara sudah di obati dan diberi waktu untuk istirahat"

"Di gerbang timur juga sudah selsai, keadaan dan para tentara juga sudah diberi libur untuk beberapa saat" kata Fayla dan Zyko melaporkan hasil dari peperangan yang mereka lakukan tadi.

"Kalian pasangan matekan." kata Vani menebak. "Eh.. Itu.." kata Fayla gagap, tidak tahu harus menjawab apa. Karna dibilang mate tidak bisa, tapi mereka juga terikat oleh sebuah hubungan yang tidak bisa ditolak. "Wah.. Ternyata benar kalian mate. Kalian benar-benar cocok" kata Moly semangat. Fayla hanya bisa menunduk menahan malu sedangkan Zyko hanya nyengir tanpa dosa.

"Kau tidak perlu berpura-pura di depan teman-temanku" *Fayla mengirim telepati kepada Zyko.

"Harus, karna jika tidak aku bisa dikira penghianat" *Zyko

"Kau memang penghianat!" *Fayla

"Tapi aku akan tetap menjalankan tugasku" *Zyko

"Meski harus membunuh matemu sendiri?" *Fayla

tidak ada jawaban dari Zyko.

"Ck.." decak Zyko marah bahkan di luar telepati. Fayla yang melihat Zyko sudah marah, hanya tersenyum meremehkan kepada Zyko.

Kau tidak akan bisa menang dariku Zyko-batin Fayla

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang