Bobby : Liburan [pt. 3]

27 2 1
                                    


Lost in Japan

Esoknya, Pagi-pagi sekali Zeeya pergi ke kamar Bobby.

Ya, karena hari ini Bobby ada seminar di Tokyo sementara mereka di Osaka.

Maka mereka pindah hotel ke Tokyo. Tentu saja naik pesawat untuk mempersingkat waktu.

“Nanti naik taxi, abang drop kamu di hotel terus langsung pergi lagi ga masalahkan?” Tanya Bobby, sedikit merasa bersalah harus meninggalkan adiknya sendirian.

“Iya, aku bisa kok. Tenang aja” Kata Zeeya. Bobby hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“Take care ya! Jangan kemana-mana. Kalo bosen spa di hotel aja, atau mau nonton di dalam ada teathernya juga kok. Pokoknya jangan keluar hotel!” Pesan Bobby.

“Hm, iya.. Semangat bang, jangan tidur!” balas Zeeya

“Hahaha iya, siap. See you” Jawab Bobby, lalu pergi meninggalkan Zeeya.

Berjam-jam sudah Zeeya menghabiskan waktu di Hotel. Semua sudah dilakukan, Mulai dari Spa, Menonton Film bahkan Berenang.

Jam menunjukan pukul 13.00, ia sudah mulai bosan. Sementara Bobby baru akan datang 2jam lagi. Ia pun berinisiatif untuk mencari destinasi kuliner di dekat hotel, lalu ia mengumpulkan keberanian.

Dengan Modal uang cash, Google Maps dan Japan Railway Pass, ia pun pergi sendirian.

Sebelumnya, ia mengabari kakaknya lewat pesan. Walaupun tau, pasti tidak akan dibaca setidaknya ia sudah memberi kabar.

13.15 p.m
Zeeya  : Bang, aku keluar ya mau
                kesini.  /Send Location/

Keluar dari hotel, Zeeya berjalan selama 10menit menuju stasiun terdekat, pergi ke daerah Shinjuku dan dalam waktu 10menit ia sampai di daerah tujuan.

Dengan bekal Google Maps, ia pun menelusuri jalan mencari tempat makan yang ia idam-idamkan Aori Ramen.

Sayangnya, ketika sampai di tujuan, Restaurannya masih tutup.

‘Sayang banget udah jauh gini masa balik lagi’  Pikirnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk kembali berjalan tanpa tujuan, Memotret sudut-sudut kota yang menarik perhatiannya.

Sampai tak sadar ia sudah pergi terlalu jauh. Jam menunjukan pukul 14.15 .

Ia melihat sekeliling, banyak bendera korea dan Bangunan bertuliskan huruf hangul.

Astaga, ini dimana?’ Benaknya.

Ia pun mencoba masuk ke salah satu toko dan betapa terkejutnya Zeeya, melihat isi toko tersebut penuh dengan pernak-pernik khas Korea Selatan.

Ia jadi kalap, semua barang terlihat menarik dan sangat menggiurkan untuk dibeli.

Tidak puas dengan satu Toko, ia pun melipir ke toko-toko di sekitar sana, Bahkan kedai makanan pun juga ia datangi.

Sampai tak sadar sudah pukul 15.00 yang berarti abangnya sudah selesai seminar.

Kringggg
Bobby is Calling you

“Ha- Ha..Halo?”

KAMU DIMANA?”

“A.. Aku gatau bang. Banyak orang korea aku nyasar”

“HAH?! KAN MAKANYA ABANG BILANG STAY DI HOTEL AJA

“Tadi aku mau ke Aori Ramen, sama kayak yang aku share lokasinya. Udah ketemu terus tutup. Aku jalan jalan terus sekarang gatau dimana hiks hiks”

“HE YA ALLAH KENAPA NANGIS? Yaudah cari tempat makan, duduk dulu disitu jangan kemana-mana. Share location, tunggu abang disitu. Abang jemput

“Abang marah-marah aku takut hiks”

Engga kok Cuma panik. Udah ya tungguin abang jalan nih langsung kesana

Bip.

Sambungan telepon terputus. 

Zeeya baru sadar akan apa yang diperbuatnya. Ia kembali menangis,  kecewa dengan dirinya sendiri.

Bobby tidak pernah mengecewakannya, Tapi  Zeeya malah membuat Bobby panik dan kerepotan, bahkan disaat seperti ini Abangnya itu masih tidak menunjukan amarahnya.

45 menit berlalu akhirnya Bobby menemukan Zeeya. Ia langsung memeluk adiknya erat. Lagi-lagi Zeeya menangis.

“Udah jangan nangis. Untung di Jepang gak ada genderuwo. Kalo ada mungkin kamu udah diumpetin kemana tau” Kata Bobby menenangkan.

“Aku minta maaf hiks.. Maafin aku udah ga percaya sama abang, maafin aku ga dengerin abang. Aku udah gede bukannya ngertiin abang malah kayak bocah gini. Aku malu, aku minta maaf” Ucap Zeeya, sambil memeluk Bobby erat.

Mendengar perkataan Adiknya, Bobby merasakan sesuatu menghangat di hatinya. Ia terharu, adik kecilnya, tumbuh dengan baik. Seharusya Bobby tidak memperlakukannya seperti anak-anak lagi. Ia sudah dewasa. Tahun ini umurnya menginjak 20tahun dan Zeeya 17tahun.

Mata Bobby mulai memanas, Mengingat mereka mulai memiliki jalan hidup sendiri-sendiri. 

“Iya gapapa, lagian udah gede udah punya KTP juga yee dasar. Bayi besar cengeng” Kata Bobby, melepaskan pelukannya.

“Udah sana makan dulu, Nanti malam dinner di hotel aja ya, terus kita ke Tokyo Tower. Besok siang cari oleh-oleh sekalian langsung ke bandara okee?” Tambahnya

“Okee” Jawab Zeeya.

•••••

Hari terakhir pun tiba, Mereka bangun pukul 08.00. Sarapan, merapikan koper dan menikmati fasilitas hotel. Hingga jam menunjukkan pukul 10.00

“Masih 2 jam lagi, mau jalan jalan sekitar sini ngga? Atau istirahat di hotel aja?” Tanya Bobby, memberikan Tawaran.

Zeeya yang sedang santai memainkan ponselnya di tempat tidur Bobby langsung bangun menerima ajakannya.

“Jalan-Jalan lah, ayo aku mau es krim yang kemarin lagi terus jajan di minimarket kemarin yuk bang, cobain jajanan Jepang”

Akhirnya mereka keluar dari hotel. Pergi ke pusat kota Tokyo yang selalu sibuk. Mereka mencari buah tangan untuk keluarga dirumah, foto-foto dan mencoba jajanan khas jepang.

Tepat pukul 12.00 mereka sudah kembali di hotel dan langsung mengambil koper lanjut pergi ke bandara, kembali ke Indonesia.

“See you again Japan! Terimakasih untuk 3 hari yang sangat berharga!” Kata Bobby, sambil memandang jalanan.

“Hm, see you! Makasih ya abangg, nanti kita balik lagi kesini tapi gantian aku yang nraktir semuanya” Kata Zeeya, menimpali ucapan Bobby.

Bobby menatap adiknya dengan bangga. “Abang pegang omonganmu” balas bobby menjulurkan Jari kelingkingnya.

“Pinky Promise” ucap Zeeya seraya menautkan jari kelingkingnya. Lalu keduanya sama-sama tertawa dengan riang.

Menutup cerita 3 hari mereka di Jepang yang amat sangat berharga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDRE BRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang