First

23 5 2
                                    

"berbeda dari kebanyakan orang bukan aneh tapi istimewa"

"Hei tunggu"seruan perempuan dengan napas yang tersengal-sengal karena berlari menyusul teman perempuannya di ujung koridor.

Tampak di ujung koridor si perempuan yang memakai kerudung putih panjang menoleh ke belakang karna sayup-sayup terdengar ada suara yang memanggilnya.

"Ada apa?" Ucapnya singkat.

"Enggak, tungguin aku kali kok kamu ninggalin aku, kan aku manggil dari tadi kenapa gak noleh sihh, kita kan sekelas. aku seneng banget deh sekelas sama kamu...ehhh aku kan lagi marahin kamu kenapa baru noleh gak kedengaran ya? Kok jahat sihh ahhh gak mungkin kamu gak kedengeran pasti kamu lagi ngelamun. Makanya jangan suka ngelamun supaya eng........"

"Iya maaf, ayo nanti telat." potong iis saat Rika berbicara panjang kali lebar dan jangan lupa suaranya yang menggelegar membuat siapa saja menutup telinganya karna ya mungkin kalau kelamaan mendengar suara Rika telinga mereka bisa pecah. Kembali ke persoalan awal Iis yang memotong pembicaraan Rika menarik tangan Rika untuk memasuki kelas 11 ipa 3. Rika hanya mendengus ketika ditarik memasuki kelas 11 ipa 3.

Rika dan Iis pada kenaikan tingkat ini menempati kelas 11 ipa 3 untuk setahun kedepan.Begitulah yang terpangpang dalam Mading yang tadi mereka lihat. Mereka memasuki kelas 11 ipa 3 yang tampak ramai karena hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang semester 2 kelas 10 lalu. Beberapa teman tidak peduli akan kedatangan mereka. Mereka duduk sebangku dan terpaksa duduk di depan karena bangku depan sudah penuh oleh siswa-siswi yang bisa dianggap berandal atau hobby tidur di kelas. Rika menggerutu karena harus menempati bangku depan apalagi berhadapan sama guru padahal dalam setiap pelajaran Rika tak pernah fokus dan memilih tidur atau tidur dan paling parah mengganggu teman sebangkunya sedangkan Iis tampak acuh tak acuh menurutnya duduk dimana saja sama saja karna tujuannya sama yaitu belajar.

"Kenapa harus kita sih yang duduk di depan enakan juga di belakang."

"Gak apa-apa ka,nanti bisa gantian."ucap Iis menenangkan Rika yang dari tadi kaya cacing kepanasan.

"Kan sebel. Nanti yang ditanya, disuruh, selalu perhatikan guru pasti yang paling depan. Pokoknya aku mau kita pindah."tegas Rika.

"Gak perlu ka, kan waktu dulu di belakang juga kita ditanya dan pernah disuruhkan?. Kalau untuk perhatiin guru kan itu kewajiban kita sebagai siswa." Tenang iis.

"Iya tapi......"ucapan Rika terpotong saat ada suara speaker yang terdengar.

"Kepada seluruh siswa diharapkan segera menuju kelapangan karna upacara akan segera dimulai. Diharapkan memakai atribut yang lengkap."

"Sial. Awww... apaan sih iss pakek nyubit aku"

"Jaga ucapan kamu kamu kan perempuan gak boleh ngomong gitu" ucap Iis sambil mencubit lengan Rika karna mengumpat.

"Iyain deh biar cepat. Tapi gimana nih aku gak pakek dasi"ucap Rika menepuk dahinya pelan.iya pelan karna rika juga mikir kalau terlalu keras dirinya juga yang sakit.

"Kenapa?" Tanya Iis singkat.

Seakan mengerti pertanyaan Iis yang singkat bin padat Rika menekuk mukanya dan menjawab pertanyaan Iis dengan kesal.

"Kan tahu aku tuh selalu telat jadi karena hari ini aku gak mau telat aku jadinya buru-buru."

"Pakek ini aja." Ucap Iis menyerahkan dasinya yang tadi ia lepas dari lehernya.

Rika merasa speechless karena Iis rela nantinya dihukum daripada membiarkan Rika dihukum.

"Makasih ia tapi gak usahlah aku udah kebal ini sama hukuman." Ucap Rika yang menganggap enteng hukuman yang akan diterimanya.

"Jangan dibiasakan.harusnya kamu jera karena hukuman itu agar orang yang terkena hukuman jera."ucap Iis datar.

"Iya.....bawel ihh kalau soal nasihatin. Hukuman itu kaya makanan kalau gak dihukum aku lapar. Ayo ke barisan tengah aja"kekeh Rika yang membuat Iis tersenyum kecil dan mereka berjalan ke tengah-tengah barisan.

Sebelum upacara biasa diadakan razia perlengkapan dan atribut seragam dan dipisahkan dari barisannya. Dan seperti biasa juga Rika ikut barisan khusus anak-anak yang tidak memakai atribut lengkap.

Upacara hari Senin itu membosankan apalagi cuaca hari ini agak panas dan pembina upacara hari ini adalah Pa Ismail. Bukannya tidak menghargai guru tapi apa Pak Ismail gak lihat siswanya sudah kepanasan tapi amanatnya yang panjang kali lebar ditambah kata-katanya yang bolak-balik membuat para siswa memendam perasaan jengkel pada Pak Ismail.

Para siswa bersorak akhirnya upacara selesai. Semua balik ke kelasnya masing-masing berbeda dengan barisan khusus yang masih setia berdiri di lapangan. Para siswa disuruh push Up 20 kali sedangkan siswi disuruh Scout jump sebanyak 15 kali. Setelah itu para siswa barisan khusus kembali ke posisi sikap sempurna dan mendengarkan ceramah Bu Enni yang panjangna 7 turunan. Lebay? Tidak itu memang kenyataannya gimana perasaannya coba berdiri selama upacara, dihukum, dan sekarang mendengarkan ceramah yang maknanya pakai atribut lengkap. Tapi penjelasannya itu loh kelewat panjang.

Rika dari tadi menggerutu karna gak selesai-selesai. Rika menghela napas lega saat akhirnya barisan dibubarkan dan segera menuju kelasnya. Jangan tanya kenapa karena tentu saja pelajaran pertama diisi oleh Bu enni. Iya Bu Enni yang tadi ceramahin barisan khusus ya guys.

Entin yang duduk di bangku kedua atau lebih tepatnya di belakang bangku Iis dan Rika menyodorkan air mineral pada Rika ketika Rika datang yang diterima Rika dengan senang hati.

"Makannya ud.."ucapan Entin terpotong saat Rika berbicara.

"Dah tahu Senin, harusnya kamu pakai atribut lengkap. Mau ngomong gitu kan ahhh udah bosen makanya hapal diluar kepala kata-kata kamu tin." Kesel Rika kemudian minum air mineral yang diberikan Entin.

"Setelah kamu aja. Ouh iya ia hari ini ada rapat gak?"ucap Entin.

"Ada nanti jam 04.00 jangan telat soalnya sekarang sama pembina."

"Siap 86" semangat Entin.

"Tapi aku gak bisa soalnya hari ini aku mau....."

"Mau apa? Mau pulang? Mau bolos lagi? Mau ..."potong Entin.

"Gak boleh suudzon tin. Mau apa ka?" Potong Iis.

"Sekarang kan Senin karna Senin dimulai dari huruf s jadi hari ini aku gak bisa ikut rapat karna sakit."canda Rika yang mendapat toyoran dari Entin.

Pletak. Rika hanya mengasuh kesakitan kemudian melanjutkan bicaranya.

"Maksud aku aku mau ikut ekstrakulikuler PMR hari ini. Jadi gak bisa ikut rapat... hehe" ucap Rika Tampa rasa bersalah.

"Ouh iya" sahut Iis singkat.

"Dasar suka beda sendiri." sela Entin.

"Jangan salah berbeda dari kebanyakan orang itu bukan aneh tapi istimewa."ucap Rika bangga.

"Tapi....


Happy reading guys
Gimana lanjut atau udah?
To be continue🤗🤗🤗
Jangan lupa tekan ⭐⭐⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 serangkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang