CHAPTER 3
Siang ini bisa dibilang hari penting bagi Dede, karena kalih pertama ia mengajak berkenalan seorang perempuan. Saat ini dia pemberani menurut ku, tidak seperti dahulu yang agak pemalu. Perubahan itu memang ada, sama seperti yang aku rasakan pada dirimu, Nii.
Melihat Dede yang sedang asyik berkenalan satu sama lain, nasib kami berdua hanya jadi penonton sembari duduk menyaksikan kalian ini.
" Cape juga ya." ucap Iwan membuyarkan pandangan ku
" Liat tuh si Dede, Wan ."
" Asyik banget ya mereka ngobrolnya."
" Kamu pengen? "
" Aku mau juga , bantuin ya semoga dapet kenalan ."
" Kurangin dulu makanmu, hahaha ."
" Kalo kurus aku ganteng, Fiq ."
" Tunjukkin dong gantengnya sekarang ."
" Nanti, sekarang gabisa ."
" Berarti kenalannya nanti juga ." ucapku.
......Iwan hanya diam menatap ku, " Bercanda aku tadi ." ucapku.
Terlihat ada seorang pembina jalan menuju Dede ,
" Udah mau Dzuhur, balik ke asrama terus ganti pakaian buat sholat berjamaah, sana !! ." ucap pembina itu.Setelah pembina membubarkan kita , Dede menghampiri kami.
" Namanya Syahfira , gimana menurut kalian, cantik? " ucap Dede.
Bingung harus berkata apa, Aku dan Iwan hanya mengangguk yang artinya " Iyaa "
Aku dibuat terkagum, bocah kurus ini sudah berani berkenalan dengan perempuan." Menurutmu dia kenal Aini? " tanyaku.
" Gatau juga, aku ga kepikiran buat nanya itu saat pertemuan pertama tadi ."
" Aini siapa, Fiq ? " tanya Iwan
" Calon ku, Wan ."Jam menunjukkan pukul 11 : 20 WIB, senior menyuruh para santri untuk beristirahat dan kembali ke Asrama untuk mengganti pakaian . Aku ingin sekali mencarimu, aku rindu senyummu ,namun ku pikir bukan sekarang waktunya.
Sore ini , sabun dan pasta gigi habis, sialnya di kamar hanya ada aku seorang ." Mau bagaimana lagi kalau bukan aku, haduh ...
Aku berjalan sendiri ke warung yang posisinya berada di luar pondok, biasanya aku ditemani Adul tapi ia sedang tidak ada.Aku melihatmu disana, sedang berbicara dengan senior yang ku lihat dari parasnya memang jauh diatas rata-rata dari ku. Kamu berbalik lalu berjalan dengan 2 orang teman disebelah, aku hanya diam menganggap tidak terjadi apa-apa. Tetapi rasa ini muncul, rasa tidak percaya diri saat ini ada dalam diriku, cemburu setelah melihatmu tersenyum bahagia kepada orang yang tidak ku kenal adalah hal yang sangat aku tidak sukai.
Aku terlalu posesif untuk seseorang yang belum ku miliki sepenuhnya.Aku kembali ke Asrama setelah menunggumu jalan lebih dulu memasuki Asrama Putri. Rasa ini terbawa hingga mandi, aku yang biasanya hanya 10 menit di kamar mandi sekarang ini hampir setengah jam . Sudah beberapa orang bergantian tapi aku tidak. Banyak dari mereka yang menunggu memberikan wajah kesal saat aku keluar, mungkin karna terlalu lama. Kamar mandi di tempat ini hanya tersedia 5 buah saja, dan itupun akan langsung dipakai 3-4 orang sekaligus.
Maghrib itu, aku berdoa Kepada-Nya bahwa kamu tidak sedang menaruh hati kepada siapa pun, semoga masih ada kesempatan untuk melanjutkan kisah indah kita disini.
Aku mendengar ada seorang yang sedang membicarakan perempuan berkerudung coklat sore tadi, aku harap itu bukanlah dirimu.Aini,
dengan wajah yang kamu miliki,
dengan cara berjalanmu,
hingga suaramu, membuat dirimu seolah-olah selalu menarik untuk diperhatikan, dengan tinggimu yang semampai membuat semua orang ingin berkenalan denganmu.===========
Suatu hari aku memberanikan diri untuk memberi surat padamu. Aku tau kalau disini ada orang yang membantu jalannya percintaan para santri, itu semua dibantu oleh " emak-emak dapur ." yang bekerja di ruang makan Putra & Putri .Mereka bisa disebut agen rahasia bagi Santri yang jatuh hati , mereka juga sangat berjasa dalam Kisah Cinta Santri Putra dan Santri Putri. Dulu, sudah ada beberapa Santri yang memiliki hubungan berbakat jasa mereka . Jika kita bisa menjadi salah satu alumni surat-menyurat yang didukung oleh " emak-emak dapur " pasti akan selalu terkenang dalam ingatan.
Maka aku memutuskan untuk memakai jasa mereka agar bisa mengirimkan suratku kepadamu, rupanya kisah kita kian bertambah, seiring sejalan dengan hari yang terus berlalu, aku mengharapkan akhir yang bahagia.
Telah ku buat surat pertama ini untukmu, sore hari saat dapur sedang ramai orang memasak , aku menitipkan surat ini kepada seorang wanita paruh baya untuk diberikan kepadamu. Isinya singkat, aku hanya menanyakan kabar darimu terlebih dahulu.
Keesokan hari nya kamu membalas suratku, perasaanku senang saat tau kamu baik-baik saja disana, walau singkat tetapi membuatku bahagia.Hari itu adalah awal surat-menyurat kita, sekarang aku nggak akan mengulang kesalahan yang dulu terjadi. Surat-surat ini akan menjadi sebuah rahasia yang dimana hanya Aku dan Kamu yang tau tulisan diatas kertas ini.
Hingga sampailah kita pada surat itu, surat yang sangat berharga bagiku. Sekitar Februari 2006 , aku mengirimkan sebuah surat yang ku buat sendiri dengan kata-kata sedikit serius dengan perasaan ku.
dalam surat itu aku menuliskan sebuah isi perasaan yang ku nyatakan dalam bentuk tulisan,
"Aku Cinta Kamu." tulisku diakhir kalimat.
Ragu-ragu rasanya tapi aku akan tetap memberikan ini.Sudah dua dan akan tiga hari kamu belum juga membalas surat itu, aku merasa cemas setelah mendapatkan kabar bahwa seorang Guru menemukan beberapa surat yang berada dalam kolong meja siswi.
Aku takut itu surat ku, sedikit kecewa rasanya dengan tempat ini, terasa sulit hanya untuk saling bertemu, walaupun begitu, setidaknya kamu menjadi baik untuk-ku.Setelah tiga hari aku sudah mulai putus asa dan kupikir surat dariku tidak sampai kepadamu.
Sore ini waktunya membeli sabun mandi diwarung luar pondok, bisik-bisik suara Ibu warung memanggilku " a Fiqih? ini ada surat titipan dari Aini, jangan bilang siapa-siapa ." ucap Ibu warung sore itu yang mendatangkan bahagia. Gila! , kamu menitipkan ini kepada orang luar.Baiklah, keberanianmu ternyata diluar dugaanku. Tanganku gemetar setelah menerima surat balasan darimu. Untung saja Ibu warung itu mengenal ku.
Ingin rasanya membuka sekarang juga, tetapi kupikir nanti saja, mungkin malam sebelum tidur akan baik untuk membaca surat darimu.Malam ini, kegiatan yang biasa dilakukan para Santri telah dilaksanakan. Waktu menunjukkan saatnya beristirahat , aku terburu-buru untuk ke kamar. Kebetulan ranjang milik ku berada diatas ranjang Dede, jadi akan lebih menyenangkan membacanya.
Aku membaca surat darimu, kalimat pertama diawali salam dan pesan balasan singkat darimu.
Kamu tak membahas sedikit pun tentang pernyataan cintaku, hanya sebuah kalimat singkat yang kamu tulis disitu , namun dengan kalimat itu membuat rasa cintaku semakin besar ,"PERASAAN KU , SAMA DENGAN PERASAAN MU ."
Itu dia isi dari surat balasanmu.
Kalimat itu lalu memenuhi pikiran ku, senyuman bahagia keluar dari raut wajah ku.Sejak saat itu, Nii. kita jadi sepasang kekasih yang terus menerus belajar jatuh cinta melalui surat-surat itu sendiri.
Aku menemukan diriku dalam surat-suratmu kepadaku. Aku berusaha menunjukkan siapa diriku dalam surat-suratku kepadamu.• KOMEN JIKA ADA TYPO / KATA YANG MEYINGGUNG •
Baca terus yaaaaa ≧∇≦
(๑•́ ₃ •̀๑)
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus Bersuara
Tienerfictie[FOLLOW JIKA MENYUKAI CERITA INI] " Apa itu Cinta? " Kisah kasih yang sudah terasa dalam diri, walau usia yang seharusnya belum mengenal dengan sebutan cinta, namun perasaan akan tetap berkata; begitulah cinta. Aku adalah seorang anak dari ked...