Setelah merapikan alat tulisnya, Nara langsung keluar kala meliahat Deeka berjalan didepan kelasnya.
Nara terus mengikuti Deeka, sambil sesekali menutipi wajahnya dengan buku paket yang ia bawa saat Deeka tiba-tiba menoleh ke arahnya.
Nara memeng sering mengikuti Deeka seperti ini. Sejak beberapa hari yang lalu, sejak ia menjadi murid baru di SMA Satya.
Deeka merasa ada yang mengikutinya, dia pun berbalik. Dan benar saja, dibelakang nya sudah ada cewek yang gelagatnya sangat mencurigakan. Deeka pun menghampiri cewek Itu yang kini sedang berpura-pura membaca buku.
"Gak usah pura-pura. Mangkannya beberapa hari ini gue sering banget ngerasa ada yang ngikutin. Ternyata itu lo!” Deeka menurunkan buku yang menutipi separuh wajah Nara. "Ngapain lo ngikutin gue?"
Nara diam, ia sudah panik karna aksinya sudah ketahuan. "Lo suka sama gue?" Hardik Deeka to the point.
Nara makin panik mendengar pertanyaan Deeka yang terakhir ini. "Iya..." Jawab Nara pada akhirnya, ia sudah kehabisan akal untuk mengelak.
Dekaa menghela nafas pelan. "Jangan ikutan gue lagi." Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan Nara.
Namun saat masih beberapa langkah, Deeka terpaksa menghentikan langkahnya karna ditahan oleh Nara.
"Gak papa Nara, sekarang aja. Udah terlanjur ketauan juga." Gumam Nara pelan.
"Lo mau ngapain lagi?" Deeka berusaha bersabar menanggapi Nara.
"Emm...itu, kan Deeka udah tau kalo Nara suka sama Deeka. Jadi Nara mau nanya, Deeka mau gak jadi pacar Nara?" Tanya Nara pada cowok berlesung pipit itu memberanikan diri. Dan itu membuat detak jantungnya berpacu cepat, sampai-sampai membuat dadanya terasa nyeri.
"Eh, lo kenapa? Ayo duduk dulu. " Deeka langsung heboh.
Nara tidak memperdulikan Deeka. "Jadi...gimana, Deeka mau...gak...jadi pacar...Nara?"
"Ck, gak usah mikirin itu. Ayo duduk dulu, lo tuh bandel banget sih!"
Akhirnya Nara menurut, ia duduk dibawah dengan dibantu Deeka. Setelah itu ia mengambil Obat dari dalam tas dan langsung meminumnya.
Beberapa saat kemudian, rasa sakit itu perlahan hilang. "Udah mendingan?" Tanya Deeka masih terus mengipasi wajah Nara dengan buku yang tadi dibawa cewek itu.
Nara mengangguk. "Maaf ya, Nara udah bikin Deeka panik tadi.
"hemm"
"Deeka ilfeel ya sama Nara karena tau kalo ternyata Nara itu penyakitan." Ujar Nara lesu
Deeka tak memperdulikan perkataan Nara, ia masih kawatir dengan keadaan cewek itu. "Diem! Lo mending sekarang pulang, gue anter. Entar gue yang disalahin kalo lo kenapa-napa dijalan, soalnyakan gue yang terakhir sama lo." Deeka berbicara setengah kesal.
Nara membelalakan matanya tak percaya. "Aaaaaaaa, beneran Deeka mau anterin Nara, Nara gak lagi mimpikan? Yaampun, Nara seneng banget." Pekik Nara saking senangnya, moodnya langsung berubah drastis. Ia bahkan sampai lompat-lompat kegirangan.
"Jangan lompat-lompat gitu napa sih. Udah ayo pulang, entar lo dicariin mak lo lagi!" Deeka langsung menarik Nara menuju tempat parkir sekolah, sementara Nara hanya diam saja ditarik oleh Deeka.
Tangan Nara dipegang sama Deeka...yaallah, ini gak baik buat jantung Nara. Batin Nara, terus menggigiti kuku jarinya.
***
Diatas motor metic Deeka, Nara terus saja bercerita tentang apa saja yang terlintas dipikirannya, mulai dari rasa senangnya karena bisa diantar pulang oleh Deeka, sampai tentang bagaimana ia bisa menyukai cowok itu. Sementara Deeka hanya mendengarkan saja, tak ada niat untuk menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regretfull (Always Remember You)
Short StoryAku akan selalu mengingat bagaimana awal perkenalan kita dulu. Aku juga takkan pernah melupakan, bagaimana perpisahan kita yang terasa begitu tiba-tiba dulu. Dan itulah yang membuatku menyesal, aku menyesal karena baru menyadari perasaanku saat kau...