"Apa kau sakit?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut New itu di abaikan begitu saja oleh Krist. Pria manis itu justru menatap ke sekeliling rumah mencari keberadaan Singto, namun pria itu tidak ada, membuat Krist langsung cemberut, dan mendudukkan dirinya di meja makan, lalu makan dengan tenang.
"Kau bisu?"
"Untuk apa kau bertanya padaku, hah?"
"Sewot sekali kau, aku hanya bertanya. Jika kau mencari Singto, anak itu tidak ada dia sudah pergi pagi-pagi sekali tadi."
"Benarkah?" Gumam Krist merasa kesal, karena Singto selalu saja seperti ini, tidak pernah memberitahu Krist ketika pria itu ingin pergi, selalu saja Krist menjadi orang yang terakhir tahu, "dia memang mengesalkan."
"Dia menitipkanmu padaku, jadi apa kau sakit? Jika iya, ayo kita kerumah sakit."
"Tidak, hanya saja kepalaku sedikit pusing."
"Pusing?"
"Mmm, sudah beberapa hari seperti ini."
"Setelah makan bersiap-siaplah, aku akan mengantarmu ke rumah sakit."
"Kau yakin?"
Krist menatap tidak percaya ke arah New, biasanya kan mereka selalu bertengkar, dan sekarang tiba-tiba saja New baik, tentu saja Krist heran. Apa yang sudah dilakukan oleh Singto, hingga bisa merubah New seperti ini.
"Iya, memangnya kenapa? Aku tidak mau ribut dengan orang sakit."
"Baiklah."
"Tapi nanti kita harus menunggu Mean pulang dulu, aku tidak terlalu tahu jalanan disini."
"Memang dia kemana?"
"Tidak tahu, anak tidak jelas itu selalu saja seperti itu."
"Tidak baik mengatakan hal semacam itu."
Ingatkan Tay membuat New menganggukkan kepalanya mengisyaratkan jika dirinya mengerti dengan apa yang di katakan oleh suaminya itu.
Tidak lama kemudian, Earth datang dan membawakan susu untuk New, "Minum ini phi." Earth menepuk pundak New pelan, sebelum mendudukkan dirinya di samping Tay.
"Terima kasih, nong." Tay mengusap rambut New dengan sayang, tidak lupa di tambah senyuman manis dari Earth untuk pria itu.
Bibir Krist mengerucut melihatnya, iri dengan New. Kenapa mereka bertiga sangat manis, padahal mereka harus berbagi, sementara Singto selalu memperlakukan dirinya seenaknya, coba saja Singto seperti kedua suami New itu, Krist tidak akan selalu naik darah jika menghadapi Singto yang selalu saja menghampirinya hanya untuk tidur dengan Krist.
"Kenapa wajahmu seperti itu?"
"Tidak, aku hanya lapar." Ucap Krist sembari melanjutkan acara makannya, seraya ekor matanya memperhatikan New, Tay dan juga Earth yang tengah suap-suapan di hadapannya, "huuhhh, mengesalkan." Krist mengatakan dengan lirih tidak terdengar, di sertai dengan helaan nafas beratnya yang keluar.
*
Pria manis itu menepuk lengan New pelan, hingga New menengokkan kepalanya ke arah Krist yang kini mendudukkan dirinya di samping New. Ketika keduanya saat ini tengah ada di dalam sebuah mobil yang di kendarai oleh Mean, saat ketiganya baru saja pulang dari rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Krist tadi.
"Antarkan aku ke kantor phi Sing ya."
"Ou, kenapa? Kau tidak mau istirahat saja?"
"Aku mau makan siang bersama phi Sing."
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfic[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...