Natha memutuskan untuk pergi ke toko buku. Stok buku novel nya sudah habis. Padahal ia baru beli dua hari lalu. Natha memang sangat menyukai novel.
"Ke toko buku pak." pinta Natha dengan sopan pada pak supir yaitu pak hasan.
Pak hasan sudah lama bekerja menjadi sopir pribadinya Natha. Karna sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
"Oke deh non." jawab pak hasan sambil mengacungkan jempol.
Natha hanya tersenyum dan beralih memandangi langit yang menjelang sore. Tak lama Natha pun sudah sampai ke mall
"Non kalo sudah selesai nanti telpon saya saja non. Nanti non tunggu di sini." pak Hasan berbicara sambil mengantar Natha ke depan pintu mall.
"Sip." Natha menjawab dengan senyuman.
Natha memang sangat mematuhi orang tua. Pak Hasan sudah dianggap sebagai ayah kedua setelah orang tuanya.
Natha pun masuk sambil mendengarkan musik dari earphonenya. Natha tidak seperti kebanyakan wanita yang ke mall untuk shopping dan menoton film bersama pacar (pacar aja gapunya) bukan gak punya tapi Natha tidak tertarik dengan cowo sejak itu.
Natha pun masuk ke toko mall itu atau biasa di sebut Gramedia. Natha sangat antusias memilih buku.
Dilain tempat.
"Lu ngapain ke sini? Mau cari buku? Kesambet apaan lu kutil" tanya Dava pada Rakha.
"Tau Rak tumben mau beli buku?" Dimas menambahkan karna kepo.
Rakha tetap mencari keberadaan sosok itu. Dan akhirnya ia mendapati sosok itu.
Rakha pun mengarahkan muka Dava dan Dimas ke sosok itu, Natha.Itu si Natha kan? Samperin ah. Batin Dava dan langsung pergi menghampiri Natha.
"Apa gua bilang dim. Pasti si Dava tuh demen sama si es itu." Rakha berbicara dengan pedenya.
"Tumben otak lu bener." jawab Dimas. Rakha hanya memasang muka sebalnya.
DAVA POV.
Gua dateng aja ga tau, tungguin aja dah.
Natha sangat berkonsentrasi pada rak buku didepannya. Sampe akhirnya dia nyadar juga kalo ada gua. Manis juga walau jutek, apalagi senyum tha. Eh apaan si. Yakali lu suka duluan Dav.
"Hai Natha, lagi ngapain?" Pertanyaan bodoh macam apa itu dav. Kok lu goblok gini si dav.
NATHA POV.
Udah jelas ada di toko buku. Malah nanya, gajelas banget ni cowo, eh tunggu tunggu, ini cowo yang nabrak gue kan? Sokab banget si.
"Oh cari buku ya. Sorry sorry hahaha. Sendirian aja tha?" tanyanya lagi.
Gue cuma berdehem dan beranjak pergi karna males ngeladenin cowok ini. Tapi tangan gue langsung di tahan sama Dia.
"Eh tunggu dong tha, jangan jutek jutek. Kasian loh itu muka lu, udah cakep, manis, tapi jarang senyum. Nanti muka lu keriput semua tau rasa." ucapnya sambil menyungingkan senyum nya.
Manis. Eh ngga. Apaan sih tha, jangan baper.
"Berisik."
"Tuh kan dibilang berisik. Gua cuma mau kenal lu doang tha. Cuma lu doang yang ga ngerespon gua dengan baik. Emang gua ga menarik ya?" tanyanya lagi dan lagi.
AUTHOR POV.
"Gak, awas." jawab Natha sambil mendorong Dava untuk menjauh. Dan bergegas membayar semua bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In My Life
RandomRasa ini muncul kembali. Rasa yang aku hindari muncul kembali padaku. Sifatku yang dingin tidak membuatnya jera untuk mendekatiku. "Gua ga boleh cinta sama dia. Gua ga boleh lanjutin ini. Gua harus buat dia benci gua selamanya."