4

48 6 0
                                    

05.45

Rana bangun dari tidur. Menoleh ke samping,melihat Dinda yg masih dalam keadaan tertidur. Sangat pulas. Tapi ada yg aneh dari sahabatnya ini. Biasanya jika sedang tidur,dia tidak pernah memakai selimut. Tapi sekarang? Dinda sakit? Batin Rana. Dia menggerakkan tangan ke arah kening Dinda. Panas. Itu yg dia rasakan. Sudah dia duga sahabatnya ini akan demam. Sebab semalam saja Dinda tidur pukul 01:15

Rana tidak tega membangunkan Dinda,jadi dia membiarkan Dinda tidur saja. Dia akan memberitahu kepada wali kelasnya bahwa Dinda sakit.

Rana memasuki kamar mandi. Mandi,dan memakain seragamnya.

"Lo udah bangun. Lo gak usah sekolah deh,biar gue izinin"kata rana

"Gue gpp. Lagian gue harus karantina buat olimpeade besok"jawab Dinda

"Lo yakin?"

"Yakin,gue mau mandi dulu" Dinda memasuki Kamar mandi.

Rana segera turun untuk makan.

"Pagi ma,pa"sapa Rana kepada orang tuanya.

"Pagi sayang,ayo sarapan dulu,habis itu sekolah"jawab Tina,mamanya Rana.

Dari atas Dinda dapat melihat keharmonisan keluarga Rana. Terkadang dia merasa iri kepada Rana. Walaupun kedua orang tua nya bekerja,tapi Rana tidak pernah kehilangan perhatian orang tuanya

"Loh,Dinda ada disni. Sejak kapan? Sini sarapan dulu"

"Iya Tan. Makasih"

Mereka makan dengan tenang,hingga seseorang membunyikan bel. Pelayan dengan segera membuka pintu.

"Siapa bi?"tanya Tina

"Den Revan,nyonya" Jawab pelayan

Rana melihat Dinda sekilas,dia melihat Dinda sedang merapikan tampilannya, dengan senyum manis yg sudah menghiasi wajahnya. Sebesar ini kah rasa cinta Dinda kepada Revan?

"Pagi Om,Tan,Rana. Eh ada Dinda,pagi Din" sapa Revan

Dinda tersenyum,bahkan matanya sangat berbinar saat mendengar sapaan dari Revan.

"Mari nak Revan,kita sarapan dulu." Ajak Tina

"Makasih Tan,saya sudah sarapan di Rumah,saya kesini hanya untuk mengajak Rana ke sekolah bersama"

Mendengar itu,Senyum Dinda langsung pudar. Rana bisa melihat dari ujung matanya,dia jadi merasa bersalah.

"Cie anak mama ada yg jemput."bisa Tina.

Dinda hanya tersenyum kecut. Sakit? Dia pasti merasakan nya. Tapi dia harus bisa berpikir positif.

Rana menoleh ke arah Dinda,rasa bersalah semakin merasuki perasaan nya. Padahal dia sama sekali tidak melakukan apapun. Dinda yg merasa dilihat oleh Rana,hanya tersenyum dan mengangguk. Walau dalam hatinya dia sedang menahan rasa sakit.

"Semuanya Rana duluan yah"kata Rana. Menyalami kedua orang tuanya. Dan tersenyum kepada Dinda yg dibalas oleh senyum juga. Dia tahu Dinda pasti sedang merasakan sakit di bagian hatinya.

Rana keluar rumah bersama Revan setelah berpamitan dan mengucapkan salam.  Rana menaiki kereta Revan

"Pegangan"kata Revan. Tidak mendapatkan respon dari Rana, Revan langsung menancapkan gas. Tentu dan membuat Rana terhuyang ke belakang,jika saja tangan tidak langsung memeluk Revan,pasti sekarang dia sudah terjatuh ke belakang. Dibalik helm mya Revan tersenyum karna perjuangan berhasil. Dia Tahu Rana menyukainya,Rana membalas cintanya. Sedangkan Rana? Dia menikmati pagi ini,walau jauh di lubuk hatinya dia meruntuki perbuatanya yg sampai sekarang masih memeluk Revan.

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang