KADANG Kay bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah ia sudah jatuh hati dengan tetangganya itu atau belum? Dirinya saja tak mengerti. Namun semakin Kay menatap Alan, semakin dirinya memikirkan ketampanan Alan.
Gadis mana yang tak mau dengannya? Sudah ganteng, cowok blasteran, jago nyanyi dan main gitar pula. Nyaris Alan tak memiliki kekurangan secara fisik.
Kalau saja Kay ini bukanlah seorang Kay yang cuek dengan orang lain, mungkin saja ia sudah mengatakan pada dirinya bahwa ia menyukai Alan. Namun Kay adalah Kay yang seperti ini. Kay yang tak tertarik dengan Alan. Bukan tak tertarik, namun masa bodoan.
Baginya cinta-cintaan di masa remaja itu tak terlalu penting. Hal itu hanya akan menjadi penghalang kesuksesan. Kay sadar betul bahwa Alan mendekatinya. Tapi sepertinya Kay tak terlalu memusingkan hal tersebut. Seperti yang sedang ia hadapai saat ini.
"Kay, ayo kita main jujur-jujuran." Seru Alan dengan semangat.
Yang ditanya hanyalah berdehem tak memedulikan yang menanya. Dirinya tetap asik membaca novel yang berada dipangkuannya.
"Ayo!"
"Nggak mau." Jawab Kay santai.
Alan membuang mukanya dengan sorot kecewa. "Payah ah."
Kay jadi tak enak dengan Alan. Sedetik kemudian, Kay mengiyakan ajakan lelaki itu. "Yaudah ayo."
Buru-buru Alan pasang wajah berserinya ke hadapan Kay. Alan meneriaki Key agar menghampiri mereka berdua untuk bermain bertiga. Setelah Key sampai di kamar Kay, Alan menjelaskan apa yang ingin mereka lakukan. Mereka duduk melingkar di lantai
"Rulesnya gimana?" Tanya Key.
Alan malah balik bertanya. "Maunya gimana?"
"Gimana sih lo yang ngajak juga." Kay berdecak pelan.
"Yaudah, jujur aja sama pertanyaannya. Mulai dari—" Alan berpikir sejenak.
"Dari lo aja." Cetus Key sambil menunjuk wajah Alan dengan dagunya.
"Oke, pertanyaan dari gue. Lo lagi sayang sama siapa?"
Skak mat. Pertanyaan Key benar-benar membuat Alan salah tingkah. Entah mengapa malah Alan yang salah tingkah, bukan Kay. Kay sendiri tidak mempedulikan pertanyaan kembarannya itu kepada Alan.
Alan terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak terasa gatal. Begitu lah kira-kira wujud salah tingkah yang dilakukan olehnya.
"Pertanyaan lo apa?" Tanya Alan kepada Kay tanpa menatapnya.
Kay ikut menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal. Bukan bukan! Ia bukan salah tingkah seperti Alan. Ia hanya bingung ingin memberikan pertanyaan apa pada Alan. Key menatap Alan dan Kay secara bergantian dengan tatapan yang bingung selama beberapa detik.
"Lo berdua kenapa sih garuk-garuk? Kutuan?"
"Nggak lah." Jawab keduanya serempak.
Key menyungginggkan bibirnya dan meledek kedua orang itu. "Cie barengan, emang jodoh mah begitu ya."
Lelaki yang sedang salah tingkah itu malah bertambah tingkatan saltingnya karena diledek oleh Key. Kay juga malah ikut-ikutan salah tingkah. Respons keduanya kali ini berbeda.
"Nggak jelas." Ucap yang perempuan.
"Hmmm...maybe?" Ucap yang lelaki.
Bisa-bisanya Alan malah menjawab seperti itu disaat dirinya saja sedang malu-malu. Sementara Kay hanya menundukkan kepalanya. Setelah situasi mereda, Alan kembali menanyakan pertanyaan Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
AntiSocial
Fiksi RemajaAku suka kamu, kamu suka dia, dia pacarmu, aku hanya tetanggamu. Kisah gadis yang baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta dan memiliki tetangga yang akhirnya gadis itu sukai. Kayla tak pernah berani menyapa lelaki itu sejak ia menyadari bahwa ia me...