"Arumi, ayo cepat nak nanti kita ketinggalan pesawat" teriak nenek.
"iya nek, tunggu sebentar lagi" kataku
Aku sedang menyiapkan seluruh barangku karena kami akan pindah ke Indonesia, tempat yang jauh dan belum pernah aku kunjungi. Ini adalah tempat asal nenekku, tempat yang katanya penuh dengan keindahan seperti yang selalu diceritakannya. Kami pindah kesana karena kakek ada urusan pekerjaan sekaligus menjadi kesempatan nenek melepas rindunya pada tempat itu.
Kami langsung menuju ke bandara karena waktu kami hanya tinggal 25 menit lagi dan kami tidak mau ketinggalan pesawat.
Setelah naik ke pesawat aku hanya menghabiskan perjalananku untuk memikirkan kehidupanku nanti disana dengan teman yang baru, lingkungan, dan hal lain yang belum pernah kujumpai sebelumnya.Tapi ada satu hal lagi yang menghiasi pikiranku, tentang kenangan 10 tahun lalu, jarak kami akan memudar, apakah hubungan kami akan pekat kembali atau semuanya memang telah putih, telah menjadi kenangan kosong?Kusimpan saja dengan rapi di hatiku sampai rinduku diizinkan untuk bertemu.
Ku ambil buku berwarna biru muda didalam tas kecil milikku, berisi curhatan hati tentang apapun termasuk Safna. Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata yang indah, aku hanya menyampaikan isi hatiku disini, tidak lebih.
Dia yang Jauh
Hari-hari ku berjalan tidak seperti biasanya, ada yang hilang, ada yang kosong, seperti jalanan sepi di musim gugur, hanya angin rindu yang setia menemaniku saat tak ada dirinya. Jika bisa untuk sekali saja saat ini biarkan kami bermain bersama sebelum akhirnya kami tak saling bersua.Ku tutup kembali buku itu sebelum aku terhanyut lagi memikirkan yang telah lama pergi.
"Ada kehidupan baru yang harus dijalani, jangan menoleh lagi Rumi!" kalimat yang kuucapkan dalam hatiku berkali-kali.
Setelah perjalanan berjam-jam yang melelahkan kami pun sampai. Kami tinggal di pulau Sumatera, lebih tepatnya kota Pekanbaru, provinsi Riau, nenek menyuruhku menghafal itu 2 hari sebelum keberangkatan kami katanya hanya untuk memudahkanku. Disini aku tidak kesulitan untuk berkomunikasi, aku sudah fasih dalam 3 bahasa karena kami di rumah sering menggunakan bahasa indonesia juga walaupun kakek memang tidak begitu fasih. Aku tidak homeschooling lagi disini karena kata kakek lebih baik kalau aku memiliki banyak teman jadi aku disekolahkan di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri terbaik yang ada disini. Aku disini langsung di kelas 3, nilai kelas 1&2 ku sudah diatur oleh kakekku jadi aku hanya 1 tahun berada disini dan akan segera pergi lagi melanjutkan ke universitas.
Setelah ini akan ada banyak cerita yang terjadi, cerita awal dari semuanya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumi's Perfect Love
RomanceCinta itu indah, tetapi tak semua cinta berjalan mulus, tak semua hati tepat berlabuh, tak semua cerita berakhir bahagia. Cinta yang mudah hanya bagi mereka yang beruntung. Aku bukan salah satunya. Cinta dan bahagiaku punya banyak warna tapi perlaha...