PROLOG

491 15 1
                                    

Siapa yang tak kenal Ivana?

Nama itu selalu kubawa setiap cerita yang kuutarakan langsung didepan penonton saat aku sedang tampil bersama band-ku, Saravati. Begitu fenomenalnya hantu wanita itu,sampai kutulis sebuah lagu berjudul sama dengan namanya "Ivanna".

Perkenalan kami sangat buruk. Setelah hari itu,aku tak sanggup untuk mengingat-ingat lagi kesan pertama saat hantu wanita itu berteriak mengusirku agar segera meninggalkan lokasi pembuatan klip video lagi "Story of Peter".

Saat itu Maghrib sudah berlalu. Aku menjalani scene duduk-duduk di ruang tamu, meminum segelas teh yang telah disiapkan oleh tim. Tiba-tiba saja terdengar sebuah bisikan di telingaku. Lihat saja video klipnya jika kalian tak percaya. Ekspresiku tiba-tiba berubah mendengar bisikan itu. Suara perempuan, berlogat aneh,dan dengan jelas berkata, "Pergi, pergi kau dari sini! Aku membencimu!"

Meski penakut,bisa dibilang aku ini adalah manusia yang selalu penasaran. Apakah mungkin karena hidupku dikelilingi hantu penasaran? Hahaha!

Beberapa waktu kemudian, aku memberanikan diri untuk mampir ke rumah lokasi syuting klip video "Story of Peter' itu. Maksud hati, ingin kucoba berdamai dengan si hantu galak. Namun, lagi-lagi aku diusir dengan kasar.

Kembali kudengar hantu perempuan itu berteriak,hingga akhirnya kupacu mobilku dengan sangat kencang, berusaha kabur dari sana.

Alih-alih berhenti memikirkannya,bisikan itu terus terngiang ditelinga.
"Pergi... Pergi... Pergi dari tempat ini!!!"
Siapa dia? Dari mana asalnya? Mengapa dia begitu marah?

Pikiran tentang hantu perempuan itu terus berkecamuk di kepalaku. Hingga suatu hari,aku kembali datang. Kali ini,aku tidak mengendarai mobil. Kuberanikan diri untuk berjalan kaki melintasi rumah itu. Untuk beberapa saat dia tak muncul, tapi rasa penasaran membuatku tetap disana,berdiri sambil membisikkan nama itu,nama yang kuketahui dari William. Nama seorang hantu perempuan yang konon mendiami rumah itu.

Ivanna, nama yang terlalu indah untuk sosok hantu pemarah. Aku ingin melihat wujudnya, sosoknya. Apakah dia semengerikan bisikkannya? Semarah kata-katanya?

"Pergi!!! Jangan ganggu aku! Aku membencimu! Kau sahabat Elizabeth!! Kau sama saja dengan wanita sundal itu!"

Jelas terlihat kemarahan diwajahnya, seolah aku ini adalah musuh bebuyutannya. Langsung aku berlari sekuat tenaga, meninggalkan hantu perempuan itu dengan sangat ketakutan,tak sanggup berpaling dan melihatnya lagi.

Aku mencari dan terus mencari dimana Ivanna. Saat di atas panggung menyanyikan lagu tentangnya pun,mataku selalu menelanjangi setiap sudut, berharap dia ada. Nihil, dia tak pernah muncul untuk bertutur seperti yang lainnnya. Begitu besar kemarahan hantu perempuan ini, sampai tak Sudi berbicara dengan manusia. Padahal hantu-hantu yang selama ini kukenal selalu bersuka-cita ketika diajak berkomunikasi oleh manusia.

Ketika akhirnya kuputuskan untuk menulis tentangnya pun, aku tak tahu akan memulai darimana. Keinginan itu muncul begitu saja. Membaca lagi buku Maddah, mendengarkan lagi lagu berjudul Ivanna, membawaku ke lembaran ini. Rasa-rasanya ingin ku telusur kisah perempuan ini. Aku yakin Ivanna baik,hanya keadaan saja yang membuatnya menjadi sekarang.

Ada satu hal lagi yang semakin membuatku penasaran. Musuh bebuyutannya, Elizabeth pernah berbicara kepadaku. Katanya "Ini hanya salah paham,Ivanna terlalu berburuk sangka kepadaku!"

Risa Saraswati

Ivanna Van DijkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang