Chapter 5

38 11 0
                                    

"Hei kalian berdua!!" teriakan seseorang dari belakang.

Gue dan winter nengok kebelakang Ternyata..

"Loh??kok??"

"Ko, kalian ada disini juga??" tanya Winter heran.

"Gue gak tau juga, tiba tiba aja gue sama Sky udah disini aja." ucap Cloudy.

" Terus kita ngapain, sumpah gua bingung banget!" keluh Sky.

Cahaya itu mulai muncul kembali dihadapan kami berempat.

"Aaah.."

"Ka-kalian??" ucap Sunny terbata bata.

" Wah, gilaak.. Kita!! Berdelapan terjebak di tengah tengah padang rumput ini.." ucap Sky.

"Rasanya tempat ini kayak gak asing deh.. Masa iya gue pernah ke tempat ini?" gumam gue.

"Sun.. Sun.." panggil Cloudy.

"Ha?" jawabnya.

"Lo inget gak, pas lo mau ngomong sesuatu tapi gak jadi Karena pak Ko dateng..gue yakin lu tau kenapa kita terjebak disini." jelas Cloudy.

"Sebenernya gue mimpiin kejadian sama yang sekarang kita lalui..gue punya kemampuan bisa menerawang masa depan, tapi anehnya saat gue mimpi yang terakhir kali ada seseorang yang minta bantuan ke gue, dia terus teriak minta tolong ke gue. Gue gak tau apa yang harus gue lakuin..
Dan dia bilang 'kamu adalah salahsatu yang terpilih untuk menolong masa depan kami, dan tidak hanya kamu tetapi akan ada yang menemani kamu dalam misi Ini, kamu akanbertemu dengan mereka setelah gelang itu menempel satu sama lain.'
tiba tiba orang itu hilang dengan sendirinya.
Oh gue inget nama orang itu!! " jelas Sunny panjang ❌ lebar.

" Siapa orang itu?? "tanya gue.

"Ravelline, ya Ravelline cuma itu yang dua bilang dan gue gak ngerti maksudnya apa, dan pada akhirnya gue bertemu sama kalian, ternyata sahabat gue sendiri yang bakal nemenin gue dalam misi ini. Gue gak tau harus mulai darimana?? Gue gak yakin.. Maaf gue baru bisa ngasih tau sekarang. "
Jelas Sunny lagi.

Gue dan lainnya terdiam sejenak
Merenung kata kata yang dikatakan oleh Sunny.

Sebenernya gue juga sering mimpi kayak gitu. Tapi gue belum pernah bertemu dengan orang yang bernama Ravelline itu.

Tiba tiba..

"Gaeess!!" teriak Luck,sambil menunjuk ke arah perbatasan kota tua dan padang rumput.

Datang segerombolan mahluk aneh, kulit berwarna merah, memiliki hidung yang panjang, bola mata berwarna merah keunguan dan ukuran mereka dua kali lipat dari kami.

Mereka mulai menyerang kami
Apa yang harus kita lakuin, mereka panas sangat panas macam iblis.
Dan jumlah mereka susah tak bisa dihitung dengan jari.

Sekuat apapun kita, kita akan kalah.. Karena kita hanyalah MANUSIA BIASA.

Mahluk itu mulai mendekati gue, dengan sigap Winter melindungi gue dan memukul mahluk itu.

"Duaar.. Duaar.." suara dentuman itu terdengar begitu keras, suara nya bahkan melebihi suara petir.

Ha?? Bagaimana mungkin? Wi-Winter..

"Cepet lo pergi biar gue yang urus, cepet jangan bandel.." teriak Winter sambil memukul mereka dengan gesit.

Akhirnya gue memilih bersembunyi di balik semak semak.

Di luar sana Winter, Luck, Cloudy tengah menyerang mahluk itu. Gue, Sunny, Snow, Sky dan Glory hanya berlindung, dan tak bisa berbuat apa apa.

Mereka benar benar hebat, sejak kapan mereka memiliki kemampuan itu.

Winter berhasil mengalahkan mereka dengan dentuman nya. Luck, dia seperti penyihir, menerbangkan benda benda disekitar dan melemparkan ke mahluk itu.

Cloudy yang dulu terlihat seperti gadis tomboy, mahal bicara itu sekarang telah menggugurkan mahluk itu dengan mengendalikan pohon dan ranting dan melilitkannya kepada mahluk itu.

Peperangan kecil telah berakhir.

Tiba tiba..

Datang seseorang yang lebih mengerikan daripada mahluk tadi, dengan membawa tongkat ular yang membelit dengan kepala manusia diatasnya. Mengerikan.

"Oh, jadi ini yang Ravelline utus untuk menyelamatkan Zarperos. Mahluk ini mungkin awalnya memang kuat, tetapi tidak sekuat kekuasaanku, wahahahah." katanya dengan tawa yang mengerikan itu.

"Ku peringatan kalian sekali lagi, kembalilah ke asal kalian, jika Kalian tidak mau mati sia sia.. Menyerahlah, karena kalian tidak akan mampu." katanya lagi.

"Oh, jadi lo yang dalang dari kehancuran kota itu! Asal lo tau ya, di dalam kamus kehidupan gue gak ada kata yang namanya menyerah, sampai dunia ini berakhir, gue bakal ngalahin lo, oh gak deng bahkan bunuh lo!"ucap gue dengan kasar terhadap mahluk itu.

Tiba tiba ia muak dan melemparkan senjata tajam ke arah gue, dan..








































" jleb.. "pisau itu menusuk.

BERSAMBUNG

The Electman And The Zarperos CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang