Shana 37 || Kencan Singkat (Revisi ✓)

6.8K 484 9
                                    

Untuk Luka Lovers

Silahkan berbaper-baper ria
Voth dan commennya jangan lupa ya!
Happy Reading❤

Mudah saja. Yang aku tau berlari ke arahmu kini menjadi hobiku. Perihal lelahnya, letihnya biarkan hati yang mengurusi. Dan perihal harapan yang palsu biar tuhan yang mengatur takdirku itu.
***

~Lebih Indah - Adera 🎧

Erangan lolos dari bibir mungil gadis yang kini tengah terbaring di atas ranjang, dia perlahan mengerjapkan mata mencoba menyesuaikan intesitas cahaya lampu kamar.

"Haus," gumamnya pelan. Tidak sadarkan diri selama delapan jam membuat kerongkongannya kering.

Wanita paruh baya yang duduk di samping gadis itu sontak mengambil segelas air minum yang dia letakan di atas nakas. Perlahan dia membantu gadis itu duduk dengan meletakkan bantal di kepala ranjang untuk bersandar agar memudahkan gadis itu minum.

Setelah minum Shana menatap ke sekelilingnya. Dia baru menyadari kalau kamar yang dia tempati sekarang terasa asing baginya. Kamar itu bercat hitam putih namun dominan warna hitam, dindingnya terdapat beberapa poster klub bola Internasional, seprainya bergambar bendera Amerika. Dia sadar 100% kalau kamar ini bukan kamarnya bukan juga kamar Erland.

Seolah mengerti dengan kebingungan yang melanda gadis yang kini tengah di kamar putranya, akhirnya wanita paruh baya itu menjelaskan. "Kamu lagi di kamar anak Tante. Tadi pagi dia ke makam dan nggak sengaja liat kamu pingsan di pinggir jalan, karena nggak ada siapa-siapa akhirnya di bawa kamu pulang."

Shana terdiam, ingatannya kembali beputar pada kejadian tadi pagi bersama kakaknya. Saat itu kepalanya terasa ingin pecah dan dia menghubungi Erland, tapi yang dia dengar bukan suara Erland melainkan suara kekasihnya ralat cowok yang mengaku menjadi kekasihnya dan setelah itu dia tidak mengingat apa-apa lagi.

Shana menoleh menatap wanita paruh baya di sampingnya itu sambil tersenyum tipis. "Terimakasih Tante."

Risa tersenyum lembut. "Sama-sama. Tante ambilin makan ya? Tante yakin kamu belum makan nasi dari tadi pagi sampai pingsan gitu."

"Eh nggak usah Tante, nggak usah repot-repot. Lagipula sebentar lagi Shana pulang," cegah Shana.

"Nggak, nggak repot kok. Kamu tunggu ya, Tante ambilin makan." setelah mengatakan itu Risa berjalan meninggalkan Shana.

Shana menghela napas, dia merasa tidak enak pada Tante Risa. Sudah ditolong dan sekarang dia di suruh makan. Tapi dia sangat bersyukur karena ditemukan oleh orang baik seperti keluarga Tante Risa. Bagaimana kalau dia tadi ditemukan oleh orang jahat? Shana bergidik ngeri membayangkan itu.

I met you in the dark, you lit me up
You made me feel as though I was enough
We danced the night away, we drank too much
I held your hair back when
You were throwing up
Then you smiled over your shoulder
For a minute, I was stone-cold sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told ya
I think that you should get some rest

Shana tersentak, lamunannya buyar seketika saat dering ponsel miliknya, lagu James Arthur yang berjudul Say you won't let go berbunyi cukup nyaring.

Dia menoleh, tangannya terulur mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Terpampang dengan jelas nama Galen di layar ponselnya. Dengan ragu dia menggeser ikon berwarna hijau kemudian meletakkan ponselnya di dekat telinga.

LUKA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang