Ruangan serba putih dengan orang-orang didalamnya semakin merasa sendu,hati mereka semakin terasa dihantam oleh benda keras.
Setelah percakapan dua saudara itu mereka semakin merasa sedih, bahkan vira terlihat sangat menyesal, entahlah apa hal yang begitu ia sesali. Ia masih menangis tersedu-sedu tanpa memedulikan orang-orang disekitarnya.toh dalam keadaan seperti ini Mereka pasti mengerti.Vina masih memandang langit-langit dinding kamar itu dengan senyuman yang mengembang,kenangan yang indah.
Akan tetapi raut muka Vina tiba-tiba terlihat sedih, ia teringat apa yang menyebabkan kak vira membenci dirinya. Pada saat ia tahu apa yang membuat kak vira membencinya, vina sangat merasa bersalah kepada kak vira bahkan ia pernah merasa bahwa hidupnya hanya bisa menyusahkan orang-orang disekitarnya, ia berpikir andaikan saja ia tidak terlahir kedunia ini pasti kak vira tidak akan merasakan kekurangan kasih sayang dari ayah dan ibu. vina menjadi merasa bahwa ia hanyalah perebut kebahagiaan kak Vira.
"Maafkan aku kak,seandainya aku tidak terlahir kedunia ini mungkin kakak akan merasakan Kasih sayang yang seutuhnya dari Ayah dan Bunda. Maafkan aku karena aku sudah merebut kasih sayang Ayah dan Ibu yang seharusnya untuk kakak seutuhnya"
"Hiks gak vina ,itu semua gak bener.Disini kakak yang sebenarnya bersalah,kakak terlalu di butakan oleh rasa iri kakak saat melihat semua yang kamu Miliki.Dimulai dari perhatian Ayah bunda yang terasa berlebihan, kamu mudah disukai oleh banyak orang, kamu berprestasi dan membuat ayah dan bunda bangga, dan terakhir kamu juga bisa mendapatkan hati pemuda yang sudah memiliki hatiku. Maafkan aku vina telah bersikap bodoh karena rasa iriku kepadamu.Andai saja perasaan iri ini tidak menguasai diriku,pasti kamu tidak akan merasakan kesedihan yang mendalam karena telah dibenci olehku.Maafkan aku karena belum bisa menjadi seorang kakak yang baik untukmu"
"Tidak apa kak,ini semua bukanlah salah kakak.Aku bersyukur karena telah terlahir kedunia ini,setidaknya aku bisa merasakan kebahagiaan karena telah bertemu dengan orang-orang yang menyayangiku dengan tulusnya"Vina menatap satu persatu orang yang berada dalam ruang tersebut.
***
Kedua gadis remaja itu sudah rapih dengan seragam sekolahnya,Vina dengan seragam putih birunya begitu bersemangat karena hari ini adalah hari pertama ia MPLS, ia tidak sabar berkenalan dengan teman baru dan merasakan lingkungan sekolahnya.
"Vin entar kalau ada kakak panitia OSIS yang ngedeketin jangan diladenin,disana banyak cowok yang sukanya mainin hati perempuan""Ok kak"
Vira dan Vina saat ini memang satu sekolah,vina yang baru saja masuk kelas sepuluh dan vira yang sudah kelas 12.
Mobil yang dikendarai vira mulai memasuki gerbang sekolah, terlihat sudah banyak siswa dan siswi baru yang masih memakai baju putih biru seperti Vina.
Setelah sampai ditempat parkir mereka turun dari mobil tersebut dan bergegas ke tempatnya masing-masing.
" De kakak duluan ya "
Vina yang telah ditinggalkan oleh kakaknya diparkiran entah mengapa menjadi ragu untuk untuk menghampiri para peserta MPLS lainnya karena mereka terlihat sekali sudah akrab. Vina mendengus dengan kesalnya.
"Huuft tau gini tadi aku berangkat lebih pagi lagi"
Vina yang melihat ada kursi dilapanganpun Memutuskan untuk duduk disitu saja daripada terlihat seperti orang linglung yang hanya berdiri diparkiran tersebut.
Akan tetapi pada saat ia berjalan kelapangan ia tak melihat ada kakak kelas dengan minuman ditangannya yang datang dari arah berlawanan dengannya, yang menyebabkan mereka bertabrakan dan minuman yang dibawa kakak kelas tersebut tumpah mengenai baju yang dikenakan Vina"Ahh" Dengan mengenaskan nya vina terjatuh dengan kakak kelas diatasnya.
Untuk beberapa detik mereka saling tatap dan tanpa terasa detak jantung mereka masing-masing berpacu lebih cepat.mereka sepertinya terpesona satu sama lain pada pandangan pertama.
Kakak kelas yang tersadar lebih dulu pun mengalihkan pandangannya dan langsung berdiri dari tubuh Vina. Iapun mengulurkan tangannya untuk membantu Vina berdiri.
Vina menerima uluran tangan tersebut dan berterimakasih ."Makasih kak"
"Hmm, maaf ya gara-gara aku kamu terjatuh dan terkena minuman yang aku bawa"
"Eh, ini juga salah aku ko kak jalannya gak lihat-lihat, maaf ya ka"
Kakak kelas yang melihat tangan Vina berdarah pun langsung menariknya untuk menuju UKS.
"Eh,kak mau kemana? "
Kakak kelas itu tidak menajwab pertanyaannya, ia hanya menarik tangan Vina tanpa memberitahu Vina ia akan dibawa kemana, yang membuat Vina menjadi bingung.
"Eh UKS? " Tanya Vina dalam hatinya setelah sampai didepan ruang UKS
Kakak itu membawa Vina masuk kedalam UKS tersebut dan menyuruh Vina duduk. kakak kelas tersebut langsung menuju lemari penyimpanan obat dan mengambil kotak p3k. Ia duduk dan mengambil tangan vina yang berdarah"Eh" Vina bingung
"Tangan kamu terluka, jadi biar saya obatin dulu ya"
Vina yang tidak merasa tangannya terluka kaget bagaimana ia sendiri tidak menyadari bahwa tangannya terluka,ia menjadi malu.
"Sudah selesai, maaf ya tangan kamu jadi terluka"
"Eh iya gak apa-apa ko ka"
"Kenalin nama saya Satria" Ucapnya sambil mengulurkan tangannya
"Eh iya, nama aku Vina ka"
"Nama yang cantik, secantik orangnya"Gumam satria dengan pelan
"Eh, apa kak? "
"Tidak, oh iya kalau kaki kamu terluka ga? "
"Gak kok ka"
"Serius nih? Bisa jalan ga? "
"Bisa kok ka"
"Ok deh entar pulang sekolah aku tunggu diparkiran"ucapnya sambil berjalan dan melambaikan tangannya meninggalkan Vina yang kebingungan.
"Eh? "Vina bingung akan tetapi setelah mengerti maksud kak satria pipinya bersemu merah sadar bahwa kak satria menggombali dirinya.
" Duh baru hari pertama udah digombalin sama kakak kelas cakep, indahnya hari pertama sekolah "