19. Discussion

17.5K 614 6
                                    

Dua bulan berlalu, Gerald sudah memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sekarang dan memutuskan pekerjaan lain yang lebih layak. Ia hanya ingin mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya yang sekarang. Bahkan Renai terlihat mendukungnya mencari pekerjaan lain saat ia mengundurkan diri.

Sekarang hari Sabtu dan ia sedang jalan jalan di sekitar taman. Ia merogoh kantung jaketnya saat merasakan ponselnya bergetar. Tertera jelas nama Sean. Well, Sean sekarang overprotective. Bahkan sehari, Sean bisa menelfonnya sampai 6 kali lebih. Ia langsung menggeser tombol hijau.

"Ada apa Sean?" tanya Gerald.

"Ayah akan mengadakan pesta dan ia mengundang semua orang. Kau harus ikut. Aku akan menjemputmu jam 6 sore." ucap Sean panjang lebar.

Pesta? Aku berangkat dengan Sean? Ia mencoba mencerna perkataan Sean. Tiba tiba saja ia merasa tidak pantas untuk datang di pesta tersebut, apalagi dengan Sean.

""Aku ti—"

"Tidak apa penolakan. Bye, baby." ucap Sean memotong perkataanya. Sean segera menutup panggilan tersebut agar Gerald tidak dapat menolak.
Well, sejauh apapun ia menolak, Sean tetap mendapatkan apa yang ia mau.

"Miss Chester." panggil seseorang. Gerald mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya. Seorang pria tua bersama dua lelaki kekar berbaju hitam berada di depannya.

"Ya?" tanya Gerald dengan nada khawatir.

"Perkenalkan, aku Hansen Cage. Kau bisa panggilku Hans. Aku ayahnya Sean. Bisa ikut aku sebentar?" tanya Hans.

Gerald perlu beberapa detik untuk mencerna pertanyaan Hans karena masih terkejut dengan kedatangaanya. Akhirnya Gerald mengangguk menjawab pertanyaan Hans.

Hansen membawanya ke sebuah restoran mewah dan Gerald yakin sangat mahal. Ia pernah dengan tidak semua orang bisa pergi ke restoran ini karena harus reservasi dari jauh jauh hari. Mereka duduk di sebuah meja yang terletak di paling ujung di lantai 10 gedung ini. Hansen memesan banyak makanan yang pastinya sangat mahal bahkan Gerald tidak yakin gaji selama ini mampu membayar semua makanan ini. Makanan disajikan di depan mereka.

"Silakan dimakan." ucap Hans mempersilahkan Gerald.

Gerald mengangguk tapi ia tidak menyentuh makanannya sama sekali. Ia menunggu sampai Hans selesai dengan makanannya.

"Kenapa tidak dimakan? Kau tidak menyukainya? Aku bisa pesankan yang lain." ucap Hans setelah selesai dengan makanan penutupnya.

"Maaf, tapi kenapa anda membawa saya kemari?" tanya Gerald dengan memberanikan diri. Pasti ada hal lain yang Hans inginkan dengan membawa Gerald kemari.

"Begini. Aku tahu kau berpacaran dengan Sean." ucap Hans.

"Ya." jawab Gerald lesu.

"Maaf tapi lebih baik kau pergi dari hidup Sean karena ia sudah mempunyai calon istri."

What?!

"Tidak mungkin." ucap Gerald bingung. Drama apalagi ini?

"Kenapa tidak mungkin? Kau hanya pacar simpanan Sean. Ia tidak pernah menunjukanmu di publik kan?" jelas Hans.

Jika dipikir pikir memang iya, Sean tidak pernah memperkenalkannya di publik. Tapi bagi Gerald itu tidak masalah.

"Ia akan menikah dengan Sarah. Pertunangannya akan dimulai nanti malam. Aku menyarankanmu untuk pergi sebelum hatimu hancur."

Hans berkata kepada kedua pria kekar di belakangnya sedangkan Gerald masih diam terkejut dan bingung dengan semua ini. Hans menyodorkan sebuah cek dan sebuah tiket pesawat.

"Aku sudah menulis 5000 dollar di situ dan ada satu tiket pesawat untukmu pulang ke London."

"Jadi anda mengusir saya?" tanya Gerald.

"Secara tidak langsung, ya."

Gerald berdiri dari bangkunya, "Maaf, tapi saya tidak ingin."

Gerald tidak percaya dengan omongan sampah Hans. Ia akan percaya jika Sean yang mengatakannya. Jika Sean berbicara langsung dengannya.

"Aku sudah menyarankanmu tapi kau tidak menurut. Terima saja resikonya." ucap Hans.

"Lagi pula, Sarah sedang mengandung anak Sean." tambah Hans.

Deg.

Hatinya semakij tertusuk mendengar ucapan Hans barusan. Ya Tuhan, kuatkan lah aku.

"Saya permisi." ucap Gerald sebelum meninggalkan tempat ini.

Selama perjalanan pulang, air mata sudah bercuruan dari matanya. Ini tidak nyata. Ini tidak nyata. Aku percaya dengan Sean bukan dengan tua bangka tadi. Ia menggumamkan kalimat tersebut untuk menenangkan dirinya tetapi hatinya tetap terasa sakit. Sialan.

Sebelum sampai rumah, ia sengaja mampir di ATM terdekat. Ia kehabisan uang untuk minggu ini. Saat ia melihat saldo tabungannya, ia sangat terkejut melihat nominalnya. Ternyata Hans tidak main main, di rekeningnya sudah ada 5000 dollar lebih. Gerald langsung memijat oangkal hidungnya menghilangkan rasa peningnya.

Housemaid With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang