Suasana pagi hari di rumah pak Agus terlihat sepi. Belum ada yang keluar dari kamarnya meskipun Bu Agus sudah menyiapkan sarapan di atas meja. Semua terasa tidak perduli dengan rasa lapar. Izak tidak pulang ke rumah sejak perseteruan kecil dengan ayahnya waktu itu. Sedangkan Hendro masih tenang di dalam kamarnya. Dan Rose masih berdiam diri di kamarnya meskipun sudah sejak kemarin malam kunci pintunya di buka.
"ma, dimana yang lainnya?" tanyanya heran pada istrinya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi itu.
"semalam izak tidak pulang pa". Jawab bu agus singkat.
"kemana perginya anak itu?" timpal Pak Agus gusar. keadaan rumah sedang tidak baik dia malah asyik-asyik keluyuran."
Bu agus berbalik menatap heran kearah suaminya itu. Sudah biasa jika Izak tidak pulang ke rumah karena itu hampir menjadi kebiasaannya jika keluar malam. Hal tersebut tidak hanya sekali terjadi. Kenapa tanggapan suaminya sangat berbeda saat ini.
"ada apa pa, bukannya sudah biasa dia tidak pulang kerumah seperti baru sekali saja dia seperti itu." Ucap bu agus menanggapi keluhan suaminya yang tak biasa itu.
"Tapi kan keadaan rumah sedang tidak bagus ma, ada baiknya dia di rumah menemani adiknya dari pada dia Cuma main-main enggak penting itu."
Kali ini bu agus tidak membalas lagi ucapan suaminya.
Jika dia tahu izak tak pulang karena sikapnya kemaren itu malah akan semakin memperburuk suasaana hati suaminya yang tak menentu saat ini.Tak lama Hendro memasuki ruang makan dan sudah bisa merasakan atmosfer aneh diantara ayah dan ibunya..
"Pagi ma, pa?" sapanya berjalan menuju meja makan.
"Pagi hen, tumben kamu baru bangun." Balas bu agus menyuguhkan roti isi untuk anak tertuanya itu.
"iya ma, kerjaan numpuk hendro baru saja tidur selesai subuh tadi."
"Ya sudah habiskan sarapannya."
"iya ma."
"Dimana adikmu?" Tanya pak agus tiba-tiba membuat hendro membatalkan gigitan roti pertamanya.
"Dia masih di kamar pa." bu agus menyela.
"Bukannnya pintu kamarnya sudah di buka sejak kemaren malam lalu kenapa dia tidak keluar."
"Dia masih ingin di kamarnya pa. biarkan saja dulu."
"hendro panggil adikmu kemari." Perintah pak agus tak mengindahkan penjelasan istrinya.
"biarkanlah dia menghabiskan sarapannya dulu pa."
"Tidak apa ma, biar sekalian sarapan sama-sama." Balas hendro beranjak dari tempatnya.
Bu agus yang tak mengerti dengan sikap suaminya menghampiri Pak Agus yang terlihat sangat gelisah itu.
"ada apa sebenarnya pa, tingkah papa hari ini tidak seperti biasanya." Tanya bu Agus yang sudah duduk di dekat pa kagus.
Pak Agus diam tak menyahut. Namun dari raut wajahnya sudah jelas tersirat jika ada sesuatu yang tidak beres lagi kali ini. Kerutan wajah pak agus semakin jelas terlihat karena Wajahnya terlihat sangat serius dengan bermacam-macam pikiran yang memenuhi kepalanya saat ini.
Jika hendro kemaren malam tidak bisa tidur karena pekerjaannya hal itu berbeda dengan ayahnya. Pak agus kemarin malam juga tidak bisa tidur sama sekali. Dia memikirkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan berita tak tak menyenangkan untuk Rose pagi ini. Berita tentang surat gugatan perceraiannya dari Lucas yang mungkin akan datang hari ini.
Apa yang harus di katakan pada putrinya itu. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya jika Lucas hari ini akan mengirimkan surat gugatan cerai kepadanya. Ataukah dia diam saja.
Berharap mungkin Lucas bisa merubah keputusannya. Pak agus tidak ingin bertingkah gegabah sekarang. Semuanya bisa saja terjadi. Tidak akan ada yang tahu hasil akhir dari ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)
General FictionRumah tangga Rose dan Lucas di hancurkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Semua ini sudah di rencanakan oleh seseorang yang memang sengaja ingin merusak biduk rumah tangga mereka. Bahkan mungkin setiap sendi kehidupan mereka berdua. Berawal dari...