❤❤❤Aku tau kalian akan bereaksi sama kepadaku jika aku berbicara mengenai rachel.
Iya, aku akui aku salah, sangat-sangat salah.
Sejenak ego ku menguasai dan aku menurutinya hanya beberapa saat dan itu berhasil membuat semuanya menjadi kacau.
Malam itu, saat Rachel tiba-tiba ada dijalan dimana aku selesai makan malam bersama teman-temanku, aku tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutku karena dia ada disana.
Dia berdiri dengan wajah yang merah merona, bukan karena makeup ataupun malu seperti sudah dirayu, aku tau dia kedinginan, bahkan saat itu dia hanya memakai pakaian seadanya.
Apa yang saat itu dia fikirkan, saat itu sudah larut terlebih dia baru saja sehat dari sakit dan malam ini dia tiba-tiba didepan restoran, sendirian?
Aku menyuruhnya pulang dan disitulah awal mula semua masalah terjadi.
Ku lihat wajahnya menyendu, ia bahkan mengancam untuk tidak menghubungiku saat ia sudah tiba dihotel.
Itu adalah saat-saat terbodohku. Aku membiarkannya pulang sendiri sementara aku kembali pergi bersama temanku.
Saat itu, aqsa mungkin menyuruhku untuk pulang menemani rachel, paling tidak antar dia pulang, tapi sebagian dari temanku merasa jika semenjak aku pacaran dengannya waktuku bersama mereka menjadi tersita.
Mereka mengatakan jika aku mengenal mereka dibanding mengenal rachel adalah bandingan yang tidak sama. Aku merasa tidak enak jika harus dikatakan aku berubah hanya karena aku memacari rachel, aku hanya ingin menyelamatkan image nya dari teman-temanku.
Aku tau saat itu dia mungkin melihat nadira bersandar padaku, aku memang dekat dengan nya bahkan sebelum aku dan Rachel pacaran, tapi Nadira hanya sebatas teman, tidak lebih dan perlakuannya padaku dengan cara menyender dan nempel terus-terusan adalah hal yang biasa diantara pertemanan kami, semua, bukan hanya aku saja.
Malamnya aku berniat pulang tapi aku mengeluh pusing pada kepalaku, aqsa memintaku untuk tidur dipenginapannya saja kemudian paginya aku bergegas pulang.
Saat hari mulai terang, aku sudah bersiap di court dengan berbagai perlengkapan. Ku lihat tatapan sinis sebagian orang memandang kearahku.
Ada apa dengan pandangan mereka semua?
Aku mengedarkan pandangan dan hingga usai pertandingan aku tak menemukan rachel.
Koh sinyo mengatakan rachel pulang dan aku tidak percaya hal itu, aku berjalan menghampiri vinie, kulihat wajahnya melirik sinis padaku, aku bahkan mendapati sahutan jengkel dari Fajar akan pertanyaanku yang mempertanyakan dimana rachel.
"ngapain tanya-tanya?" Vinie menanggapi sangat sinis, sepertinya dia marah.
"biasa aja kali, wajar lah kalo nanya, orang yang gue tanya pacar gue sendiri kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Shuttlecock | Kevin Sanjaya ✔
Literatura Feminina(FOLLOW SEBELUM BACA) [COMPLETE] Rachel Ganesha harus rela dipindah tugaskan dari dokter di rumah sakit menjadi dokter untuk para atlet. Ia memang amat menyukai olahraga cabang badminton, tapi ikut berkecimpung didalam lingkaran olahraga tersebut t...