Bag 3 : Suprise!

76 20 2
                                    

Mobil hitam Audi R8 melaju stabil membelah jalanan malam menuju ke Apartement mewah milik sang gadis yang terletak di Jalan Kuningan, Jakarta. Sedari tadi, hanya keheningan yang terjadi diantara dua orang yang berada di mobil tersebut. Si pria menggenggam erat tangan si gadis selagi menikmati alunan musik klasik yang diputarnya di mobil,

" gimana Korea Dii ? , masih jadi favorit kamu seperti biasanya atau udah bosen ? " tanya si pria membuka obrolan

" masih lah Osenn! malahan sekarang aku udah kangen deh sama suasana Korea, pengen balik lagi aja kesana rasanya " jawab si gadis sambil mengeratkan genggaman tanggannya pada si pria

Osen otomatis langsung melengkungkan bibirnya ke bawah membuat ekspresi merajuk " Ya jangan balik lagi lah sayangnya aku. Kamu masih kurang apa nyiksa aku selama 3 bulan? 3 bulan loh. Itu udah lama banget, masa kamu sekarang udah mau balik lagi aja ? "

Mendengar itu si gadis hanya tertawa ringan khas- nya " hahahahaahha bercanda Osenkuu! , ya kali aku mau balik lagi, sekarang aja aku baru sampai masa iya langsung balik lagi "

" kirain beneran, lagian sih. Punya butik jauh banget, yang di Jakarta aja disini urusin dulu. Kamu mah yang diurusin butik yang di Korea mulu " protes sang pria

" ya gak gitu juga, kemaren kan emang karena butik yang di Korea baru grand opening, mangkanya harus bener-bener aku kontrol dulu " jawabnya lembut

Mendengar itu si pria merasa bersalah karena terasa seperti menyudutkan si gadis " iya iya, gapapa kok. Aku cuman bercanda aja tadi, jangan di pikirin omongan aku yang tadi. Kamu mau makan dulu ga ? udah laper belum ? "

Dian hanya menggeleng sebagai jawaban " gak ah, langsung pulang aja. Aku mau ketemu Kiara sama Egi, mereka katanya udah nunggu di apart aku. "

mendengar itu Osen hanya menyeritkan kening bingung " emangnya Egi sama Kiara udah di apart kamu sejak kapan? Kok mereka enak banget kamu bolehin masuk aja pas kamu ga ada ? kalau aku kok ga kamu bolehin sih ? " protesnya mendengus sebal

Dian memutar badannya menghadapkan badannya kepada si pria " ihh bukan gitu maksud aku Osen, kan kamu cowok. Masa iya aku suruh-suruh kamu masuk pas ga ada aku, kan pamali. Kalau Egi sama Kiara kan emang cewek dan mereka juga sahabat aku bukan orang lain "

mendengar itu Osen hanya mengulum bibirnya tertahan " iya udah deh iya, aku salah deh. "

Si gadis hanya tersenyum geli memandang itu

Sementara itu, di Apartement Dian terlihat dua orang yang sedang sibuk dan bingung kesana kemari untuk menghias ruangan sekitar Apart. Rencananya mereka ingin membuat penyambutan kecil-kecilan karena sudah lama tidak bertemu dengan Dian 3 bulan lamanya.

Sedikit cerita tentang Kiara dan Regina, mereka ini adalah sahabat yang Dian sudah anggap seperti saudara sendiri. Mereka baru bertemu sekitar 4 tahun yang lalu waktu mereka sama-sama bersekolah di sekolah fashion di Korea, karena memang sama-sama orang Indonesia akhirnya mereka berkenalan dan keterusan menjadi sahabat sehidup semati sampai sekarang – kata Chandra sih gitu. Oh ya, mereka berdua juga sama-sama telah mempunyai gandengan,kekasih, atau apalah namanya itu. Kekasih Kiara namanya Elzillio biasa dipanggil El, kalau kekasih Egi ya pasti kalian tau lah si Chandra, si tukang usil yang sangat luar biasa.

Diantara mereka bertiga hanya Dian saja yang belum memiliki hubungan yang jelas, padahal jika dilihat dari segi usia, usia mereka sudah cukup dewasa dan cukup umur untuk berhubungan serius dengan seseorang.

Sesampainya Dian dan Osen di Apartement, mereka dibuat bingung karena keadaan apartement yang gelap gulita padahal tadi Kiara sudah menghungi nya dan bilang bahwa dia dan Egi sudah di dalam Apart, tapi kenapa malah gelap gini, batin- nya

" Di ini kamu yakin Kiya sama Egi udah sampe? Kok gelap begini " Tanya Osen sambil melihat sekitar

" iya tadi Kiya udah nelfon loh, katanya udah di dalam gitu. Ini kartu aku mana sih. Ah ini dia! " mengangkat kartu yang digunakan untuk menyalakan lampu dan sebagainya, sampai tiba-tiba

" Surprise!! " Muncul lah Kiya dan Egi sambil meniup-niup confetti khas tahun baru.

" Welcome home my lovely Dian!! " kata keduanya, sambil berlari menghampiri Dian dan langsung saling berpelukan melepas rindu khas ciwi-ciwi

Arseno yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala lelah, " Emang dasar ya kalian, kaya udah ga ketemu bertahun-tahun aja. Lebay amat"

" Heh Arsen! Perlu gue beliin kaca ya? masih mending kita lagi , daripada elo ditinggal Dian seminggu aj- eh sehari deng udah bingung ga karu-karuan " Balas Kiya merasa tak terima

" Tau tuh, emang ya kalau menghujat suka gatau diri " Tambah Egi

" Iya udah santai aja si elah, kenapa gue jadi di sudutin gini sih. Di, belain aku dong, masa kamu diem aja aku di hina-hina dua krucil-krucil kamu " adu Arsen manja

" Apaan si Osen. Lagian kamu juga sih " Balas Dian santai

Tak lama setelah itu terdengar suara bel dari arah pintu, Dian yang mendengar itu langsung seketika berlari dan bergegas membuka pintu supaya tidak membuat si tamu menunggu

" Eh? Ian? Kok disini? " Tanyanya kaget sesaat membuka pintu

" Iya lah, katanya si Tuan Putri udah balik dari Korea mangkanya aku mau ketemu "

" apaan sih " disertai dengan tawa manis khas -nya " ayo masuk, lagi pada rame nih"

" Weittss Iannn, akhirnya lo nongol juga setelah sekian lama " sapa Egi menggebu-gebu

" apaan sih gi, gue juga di Jakarta aja kok. Ga kemana-mana " balas Ian dengan kekehan ringan

" iya sih bener di Jakarta aja ga kemana-mana. Tapi kaga pernah ikut ngumpul sama kita-kita ya sama aja dong. Lagian elo, Dian ke Korea lo juga ikutan ngilang " Kiya menambahkan

" Ah ga juga kok, gue lagi sibuk aja sama urusan kantor. CEO gitu lo "

" Najong banget " sahut Kiya dan Egi kompak

Selesainya acara penyambutan kecil-kecilan yang dibuat Kiya dan Egi tadi, disini lah mereka berdua sekarang, laki-laki dan perempuan yang katanya " bersahabat " itu sedang terduduk sambil menikmati angin malam di balkon apartment si gadis sambil berbincang-bincang ringan khas orang yang sudah lama tak jumpa.

" Tuan Putri apa kabar? Gimana ? udah puas belum 3 bulan di negara impian? " tanya Ian memulai percakapan

" hahaha apa sih Ian. Kabar aku baik, puas dong. Puas banget, betah banget disana jadi berasa pengen menetap aja disana "

Mendengar itu Ian langsung dengan segera mengajukan protes " Heh enak aja! Gak boleh! Apa-apaan pake menetap segala. Gak! Itu si Osen emang ngijinin apa ? gak usah aneh-aneh deh Di "

Mendengar itu Dian hanya tertawa geli " Ya gak lah Ian, yakali aku menetap disana. Dan ya, jelas lah Osen ga ngijinin. Lagian kamu juga serius amat sih "

" Ehm, Di. Aku emang mau ngomong serius sih habis gini. Emm gimana ya... kamu.. Emm.. Di "

" apa sih Ian, am em am em aja dari tadi. Mau ngomong apa? " balas Dian gemas

" kamu.. udah tau... belum? Kalau... dia.. dia udah balik. " jawab Ian dengan gugup

Dian menyerengit heran " dia? Siapa ? "

Ian mengulum bibir gugup "itu... si Alfarrell. Dia.. udah balik. Tadi aku ketemu dia,dan.... Dia nanyain kamu "

Mendengar nama lelaki itu di sebut Dian hanya terdiam dan tak berminat memberi respon atas pernyataan Ian barusan.

Dalam hatinya masih terasa perasaan itu.

Bukan. Bukan perasaan cinta atau kasih, melainkan perasaan sakit hati yang sudah sangat luar biasa sehingga Dian tidak tau harus merespon apa pernyataan Ian barusan selain hanya terdiam.

Suara HatiWhere stories live. Discover now