C.D-S.B#7 [So?]

3.6K 344 0
                                    

Soojin mempercepat gerakan kedua tungkainya. Dia harus masuk ke naik ke lantai tiga. Dia butuh penjelasan jelas dari Jiyeon. Sebelumnya, Soojin juga sudah menghubungi Hyera.

"Wow, santai, Im."

"Oh. Halo, Jaehyun Sunbae."

Jaehyun melipat tangannya. "Ada apa? Mencari Jiyeon?"

Soojin mengangguk.

"Tunggu saja di sini. Aku panggilkan Hyera untuk menemanimu."

"Terima kasih."

Jaehyun pun masuk ke kelas. Soojin menepuk dahinya karena dia belum meletakkan tasnya di kelas. Sudahlah, dia sudah terlanjur kemari. Padahal, Soojin melewati kelasnya sendiri.

"Soojin?"

Soojin menoleh. "Eonni..."

Hyera menghela napas. "Siapkan hati dan pikiran. Aku takut penjelasan Jiyeon di luar pemikiranku."

Soojin mengerjap. "Ah, baiklah."

"Wah, wah. Song Hyera dan Im Soojin menunggu siapa, hm?"

Keduanya tersadar dan langsung menyerbu Jiyeon dengan pelukan yang terlalu erat. Jiyeon hanya bisa tergelak sambil melepaskan pelukan keduanya.

"Kau!" tunjuk Hyera. "Ceritakan semuanya, cepat!!"

"Baiklah. Aku akan menjelaskannya," ucap Jiyeon. "Hari ini jam kosong penuh, kan? Ke atap saja. Jam delapan nanti, aku ada jadwal rapat kesiswaan."

***

"Soal kemarin... Soojin, aku minta maaf karena meninggalkanmu di perpustakaan. Dan Hyera, aku minta maaf karena tidak kembali membawa nampan makanan."

Soojin mengerjap. "Jadi saat itu, kalian sedang di kantin?"

Hyera mengangguk. "Aku tahu jika kau meminta Jiyeon untuk menemanimu ke perpustakaan. Tapi aku menyuruh Jiyeon untuk makan dulu. Dan..."

"Dan berujung aku tidak kembali. Aku pergi ke kelas dan saat itu juga... aku berhenti tepat di depan kelas Soojin," sela Jiyeon. "Soojin menyadarinya. Dia langsung membereskan semua bukunya dan menghampiriku."

"Kami berdua memang ke perpustakaan," ucap Soojin. "Aku menyuruh Jiyeon Eonni untuk menungguku di luar."

"Tapi aku merasa ada sesuatu yang mengganjal darimu saat itu," timpal Hyera. "Wajahmu saat itu pucat."

"Memang," ujar Jiyeon. "Soojin. Aku belum mengatakan ini padamu."

"Apa?"

"Terakhir kali aku mengamuk itu tiga hari yang lalu."

Soojin membulatkan matanya. "L-lagi?"

Jiyeon mengangguk. "Dan saat itu pula, Tuan Park menghampiriku."

Soojin merasa bahunya lemas. Dugaannya benar. Sebelumnya, Soojin sempat curiga dengan lirikan sang ketua komite pada sahabatnya ini. Tidak hanya sekali, tapi setiap kali Jiyeon berpapasan dengan Jimin, Soojin sudah mulai menduga.

"Saat itu juga... dia menawariku untuk menjadi gadisnya."

Soojin menoleh ke arah Hyera. "Eonni, kau sudah tahu?"

"Bahkan, Jimin menghubungiku," jawab Hyera. "Tapi setelahnya, aku tidak tahu lagi. Sungguh, aku benar-benar tidak tahu kelanjutan dari keduanya."

[3] C. Daddy - S. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang