01 | Giving Up

1 0 0
                                    

0:30 WIB
Hujan
Dingin
Gelap
Sunyi

Pikiranku melalang buana pada kejadian 6 bulan terakhir.. beberapa kali aku mengatakan bahwa aku menyerah. Tapi pada akhirnya aku akan menjadi pihak pertama yang memulai percakapan.

Sekali,

Dua kali,

Tiga kali,

Empat kali..

Entah mengapa begitu sulit untuk lepas.
Membebaskan diri dari segala aktivitas sepele yang berdosa ini.
Aku tau itu..
Terlebih lagi kau..
Tapi di antara kita tidak ada yang rela untuk melepas.

Aku membutuhkanmu untuk membagi berbagai kesulitan.
Dan kau..
Kau juga membutuhkanku untuk menjadi sebuah alasan dari perjuangan.
Memperjuangkan hidup melawan takdir yang menyakitkan.

Baik aku maupun dirimu, mencoba mengeraskan kepala. Mencoba menulikan telinga. Mencoba memperjuangkan ketetapan-Nya.

Aku tidak pernah menghayalkan kisah yang seperti ini sebelumnya..
Aku.. aku masih sering merasa bahwa 'kisah kita' tidak masuk akal.

Dimulai dengan tidak sengaja bersitatap di masa lampau.. yang kemudian menjadi candu satu sama lain..

'Kisah kita' ini.. akankah bisa diperjuangkan?

Aku menganggapnya sebagai pertanyaan retoris. Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Aku hanya tidak ingin berharap lebih kepada siapapun.

Ma fii qolbi ghoirullah.
Cukup Allah bagiku.

Hm... Mengapa merangkai kata begitu membuat rasa menjadi lebih baik?
Entah mengapa aku ingin menetap. Seperti yang aku janjikan. Aku akan menetap. Lebih tepatnya mencoba untuk menetap.

Mungkin apa yang aku rasakan saat ini belum sepadan dengan apa yang kau rasakan sebelumnya.

Jika kau bisa mengingat 'waktu' itu, dan mengatakan jika kau mengingat 'waktu' itu.. itu artinya 'waktu' yang ku maksud adalah peristiwa penting bagimu.

Bagaimana bisa kau mengingat orang yang tidak sengaja bersitatap denganmu 3 tahun silam?

My genius secret admirer?

Seperti judul cerita Wattpad yang pernah ku baca..


🌧️🌧️🌧️

9 Desember 2018
Dini hari saat hujan menusuk malam yang kelam.

immaulid

51 Days LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang