33

4.7K 516 103
                                    

Dahyun berjalan menyusuri jalan dengan banyak pikiran melayang di angannya. Kini ia tidak tahu harus kemana. Ia hanya ingin menghilang untuk sesaat. Semula ia berpikir untuk pulang ke rumah orang tuanya namun Dahyun sadar itu akan menimbulkan masalah baru.

Ia mengenggam tiket pesawat di tangannya. Tertulis tanggal penerbangan ia ke Australia. Tinggal beberapa hari. Dahyun termenung untuk sesaat memandang tiket itu. Air mata berlinang di matanya. Ingin rasanya ia kembali ke masa lalu dimana ia seharusnya tidak menyetujui pernikahan ini. Ia berharap hari itu ia tidak pergi mengirim bunga ke pesta pernikahan Taehyung. Mungkin ini tidak akan terjadi.

Jatuh cinta bukanlah hal yang salah tapi situasinya kini berbeda. Seharusnya ia tidak memiliki rasa itu. Mungkin semuanya akan lebih mudah.

Dahyun memutuskan duduk di halte bis menunggu bis datang. Entah bis itu menuju mana, ia ingin pergi menjauh dari situasi ini.

Sebuah bis dengan jurusan stasiun kereta api Seoul datang. Mungkin ini tandanya ia harus pergi. Dahyun menaiki bis itu, lalu menatap seluruh pemandangan lalu lintas di sekitarnya melalui jendela.

Bis itu pun akhirnya berhenti. Dahyun turun dengan hati-hati. Kemudian ia memutuskan untuk duduk sebentar sebelum ia memutuskan kemana ia akan pergi. Setelah itu ia beranjak dari duduknya dan mendatangi ke tempat pembelian tiket.

"Permisi, kereta yang berangkat sebentar lagi masih ada?" tanya Dahyun.

"Oh ada! Kereta jurusan Gyeongido masih ada. Kemungkin kereta berangkat setengah jam lagi" ucap Wanita penjual tiket.

"Saya pesan satu!" ucap Dahyun.

Kini tiket itu sudah di genggaman Dahyun. Dahyun menghela nafas beratnya lalu mulai meyakinkan diri untuk pergi. Dahyun pun mulai menggerakan kakinya ke gerbong kereta api. Kemudian ia menaiki kereta itu.

Selama di perjalanan Dahyun terus memandang pemandangan malam yang ia lihat melalui jendela. Angannya melayang. Tak lama kemudian suara dering ponselnya kembali terdengar. Benar, itu Kim Taehyung. Namun kali ini Dahyun tidak ingin menjawabnya. Ia matikan ponsel miliknya.

Dahyun menghela nafas beratnya dalam-dalam menahan air mata yang hampir saja keluar dari mata indahnya.

"Maaf Taehyung-ah! Aku tahu kau memiliki surat itu. Mungkin menjauh lebih baik untuk saat ini" gumam Dahyun dalam hati.

Dahyun mulai memejamkan matanya berharap ini semua hanya mimpi. Ketika ia kembali membuka matanya ia benar-benar tersadar bahwa ini bukanlah mimpi. Dadanya kembali sesak, tak terasa air mata mengalir di pipinya. Dengan sesegukan Dahyun menangis tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya.

Sementara di tempat Taehyung. Suasana menjadi sedikit kacau bercampur khawatir. Beberapa kali Taehyung menelpon Dahyun namun Dahyun tak kunjung menjawab. Ia mulai panik lalu ia memutuskan untuk mencari Dahyun.

Ia datangi orang tua Dahyun dengan terpaksa dengan harapan Dahyun benar-benar ada disitu. Namun ketika Taehyung menanyakan Dahyun ke Ibu Dahyun, malah membuat suasana menjadi lebih kacau. Ibu Dahyun mulai mempertanyakan keberadaan Dahyun pada Taehyung. Kemudian Taehyung berdalih mengatakan bahwa ia disuruh Dahyun untuk menjemputnya di rumah orang tua Dahyun. Beruntunglah ke khawatiran Ibu Dahyun sedikit berkurang setelah Taehyung menjelaskannya panjang lebar.

Taehyung kembali mencari Dahyun ke toko bunga milik Miss Hana namun toko itu sudah tutup. Kemudian ia melihat jam di tangannya. Nampaknya toko bunga sudah tutup saat jam sudah mulai menujukkan pukul 10.

Ia pun berinisiatif menelpon Miss Hana. Namun Miss Hana malah membuatnya merasa bersalah dan malah mempertanyakan keberadaan Dahyun padanya. Dengan panjang lebar ia coba menjelaskan keadaannya untuk membuat Miss Hana mengerti.

Married by Accident  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang