"Kenapa lo cuma bengong aja di kamar? Lo mau harapkan dia nyari lo disini gitu?" Ucap Alif meremehkan.
Sedari bertemu dengan Erin tadi Dean hanya diam dan termenung di kamar membuat Alif geram.
"Setidaknya saya tahu dimana harus bertemu dia." Balas Dean dingin.
"Ck. Payah." Dengus Alif.
"Saya hanya memikirkan cara meminta maaf dengan nya." Kata Dean.
"Udah bertahun-tahun baru sekarang lo mikirin cara minta maaf sama dia." Ledek Alif.
"Nungguin lo mikir kayak gitu, keburuan Erinmelahirkan ntar." Celetuk Alif sembarangan.
Alif memandang tidak suka pada Alif, sedangkan Alif belagak tak bersalah saja.
***
Erin memegang dada nya berdebar tak karuan lepas bertemu bertemu dengan Dean.
"Tahan Erin, tahan. Jangan pernah mengemis perhatiannya lagi." Batin Erin sekuat tenaga menolak kehadiran Dean.
"Napa Ma?" (Kenapa Ma.)
Heran Naya yang melihat Erin baru masuk.Erin terkejut mendengar suara Naya. Hampir saja Erin melupakan keberadaan Naya.
"Tidak apa-apa sayang."
"Uyang na ama agi yah Mah?" Pulangnya lama lagi ya Ma. Tanya Naya yang tidak betah.
"Naya bosan ya?"
Naya mengangguk.
"Mama udah bilang tadi gak usah ikut, Mama disini kerja, kamu ngeyel banget sih mau ikut."
Naya mengerucutkan bibirnya lucu.
"Aya gak au auh-auh dali Mama." Kata Naya membuat Erin terkekeh"Baiklah kita pulang setelah bicara dulu sama om koky ya."
Tok tok
Ceklek.
"Siang buk." Kata koky yang baru masuk ruangan Erin
"Iya, katanya ada masalah di dapur ya?"
"Ya. saya curiga, sepertinya ada orang dalam mau berkhianat." Ucap Koki itu membuat Erin mengerinyit.
"Maksud anda?"
"Ada yang menukar isi garam di dapur dengan bubuk pencuci perut."
Erin melotot mendengarnya.
"Bagaimana bisa? Anda tahu siapa yang melakukannya?" Tanya Erin menggebu-gebu.
Koki itu menggeleng.
"Kemaren sebelum jam kerja saya habis, saya memasak sesuatu di dapur hotel buat makan malam di rumah. Makanan itu di makan oleh keponakan saya, dua jam setelah makan keponakan saya sakit perut terus sampai masuk rumah sakit karena kekurangan cairan. Dokter bilang di kemakan obat pencuci perut dengan dosis yang besar. Saya curiga dan kembali kehotel memeriksa bahan-bahan yang saya pakai memasak. Ternyaya letaknya ada pada kotak yang biasa berisi garam.
Erin mengepalkan tangannya, tak habis-habisnya orang ingin menjatuhkan kan nama baik hotel miliknya.
"Saya akan menyelidiki semuanya, kamu boleh kembali."
Koki itu mengangguk dan keluar dari ruangan Erin.
***
Author POV
Dean sekarang sedang berjalan menuJu ruangan Erin setelah bertanya pada recepsionist depan.
Sesampainya di depan ruangan Erin, bukannya mengetuk pintu atau masuk kedalam. Dean malah bengong di luar.
"Apa yang akan saya katakan." Batin Dean.
Dengan membaca basmalah, Dean memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Erin.
Tok. Tok
"Masuk aja." Teriak Erin dari dalam ruanagan nya.
Ceklek.
Dean melangkah masuk, dia melihat Erin sedang menidurkan seorang anak kecil ke atas sofa.
Saat Erin membalikan badannya.
Deg
"Dean." Ucap Erin pelan.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Erin dengan formal membuat Dean mengerinyit.
"Bisa saya minta waktu sebentar?" Kata Dean pada Erin.
Erin menganggukan kepalanya sambil mempersilahkan Dean untuk duduk.
"Jadi apa yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya Erin lagi dengan formal membuat Dean tak nyaman, padahal yang biasanya selalu formal itu adalah dirinya.
"Maaf." Ucap Dean.
Erin mengerinyit.
"Untuk?" Tanya Erin.
"Saya minta maaf karena dulu telah menyakiti kamu." kata Dean lagi.
Erin tersenyum ramah mendengar ucapan Dean. Senyuman yang sempat membuat Dean terpana.
Melihat senyum Erin yang begitu manis, membuat Dean bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa dia dulu bodoh sekali menyia-nyiakan Erin.
"Tidak masalah, lagian itu sudah lama juga. Aku sudah melupakannya." Jawab Erin membuat hati Dean menjadi senang sekaligus lega.
Tiba-tiba Naya yang ternyata sudah bangun, berjalan menghampiri mereka dan_
"Mama." Panggil Naya pada Erin membuat Dean terpaku mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salah Perempuan Yang NGEJAR ???
Random"Awas aja kalau dia udah Jatuh Cinta balik sama Gue, GUE BALAS." Erin. "Ya Tuhan kapan saya lepas dari makhluk yang satu itu."Dean