Prolog

531 9 1
                                    

Jangan percaya pada kami. Percayalah padaku.

Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya. Kata yang dulu ia anggap sebagai kata sambil-lalu. Kata yang tidak ia hiraukan.

Seharusnya ia tidak menganggap kata-kata itu hanya sebagai kata sambil-lalu. Seharusnya ia menghiraukan kata-kata itu. Seharusnya ia mempercayai laki-laki brengsek itu. Seharusnya ia tidak mempercayai mereka. Jika saja ia melakukan semua itu, ia tidak akan berada di sini, kebingungan, ketakutan, dan kehilangan.

Ia terus melangkahkan kakinya tanpa arah, melewati pohon-pohon besar yang membentang di sekelilingnya. Dengan suara yang serak ia terus memanggil nama pria brengsek dan teman-temannya. Ia tidak peduli dengan napasnya yang terengah-engah, ia tetap berjalan menembus hutan. Walaupun ia terjatuh beberapa kali, ia tetap melangkahkan kakinya dan memanggil nama mereka. Ia tidak peduli jika ia terluka yang ia pedulikan adalah laki-laki brengsek dan teman-temannya yang meninggalkannya. Ia tetap berjalan dan memanggil, walaupun kakinya sudah terasa sakit dan suaranya hampir tidak dapat ia dengar. Ia tetap menembus hutan, walaupun hari sudah senja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bloody Love #2 (Vampire ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang