Part 01

70 9 6
                                    

Mereka bilang, menjalani suatu kisah LDR bukanlah hubungan yang wajar. Mereka bilang, hubungan LDR adalah hubungan yang tidak jelas.

Mereka bilang, cewek atau cowok yang mau mau saja menjalani hubungan LDR itu bodoh,
Dan mereka bilang kisah LDR itu gak bakal berhasil.

Siapa bilang? menjalani kisah LDR gak wajar , hubungan kita wajar. Kita menjalani hari hari kita masing masing namun dengan perasaan yang sama-sama.

Siapa bilang? hubungan LDR tidak jelas, kalo tidak jelas mengapa banyak orang yang menjalani kisah LDR tapi berakhir bahagia.

siapa bilang ? hubungan LDR hanya untuk cewek atau cowok bodoh, kita yang menjalani LDR gak bodoh, kami kuat dan kami percaya kami bisa mengatasi jarak dan waktu.

Siapa bilang? hubungan LDR gak bakal berhasil, mereka hanya gak tau seperti apa itu LDR? Mereka hanya mampu berkomentar tanpa mau melihat secara lebih jelas apa yang mereka bilang itu benar atau tidak.
Ah, dan ini salah satu kisahku, kisah hubungan LDR ku dengan kekasihku yang masih tetap berlanjut sampai sekarang.

Namaku Sarah, dan nama pacarku Elzio kami menjalani kisah LDR sudah hampir satu tahun lebih, Kami LDR Jakarta-Bali.

Aku masih duduk di kelas 2 SMA saat ini begitupun dengan dia. Sebelum kami memutuskan untuk menjalin suatu hubungan, kami adalah teman. Teman yang bertemu di sosial media saat itu. Saat pertama kami kenal, belum ada perasaan apa apa, kami berteman layaknya teman pada umumnya. Kami saling mengabari kami saling berkomunikasi baik dalam via sms fb wa dan sebagainya, kami juga masih SMP pada saat itu. Dia juga masih tinggal di kota yang sama denganku di Jakarta hanya beda wilayah saja aku Jakarta timur sedangkan dia di Jakarta barat.
Pertemanan kami, terus berlanjut hingga pada suatu waktu saat aku baru saja selesai menghadiri acara perkawinan sodaraku. Zio mengirim ku pesan lewat BBM karna kami lebih sering berhubungan Di BBM ketimbang di Media Sosial lainnya.
Pesannya awalnya hanya pesan biasa seperti dia yang ngebomping atau menanyakan sedang apa atau aku sudah makan dan sebagainya, semuanya terlihat biasa, diengah tengah aksi saling membalas chatt ku dengan dia, Zio mulai membahas soal lain seperti menanyakan aku yang sudah punya pacar atau belum, yang kujawab dengan jujur kalo aku belum punya pacar karna emang baru putus dan belum move on juga sih, dia hanya menanggapi dengan bilang ‘sabar masih banyak kok yang nunggu kamu’ yang aku balas ‘iyah’ saja.
Saat sedang asyik asyik berchatt ria dengan Zio, mami menyuruhku untuk pergi ke minimarket di dekat kompkek perumahan kami untuk membeli segala macam bahan bahan makanan yang sudah habis. Aku menurut! Meski dengan sedikit kesal, chatt ku dengan Zio tertunda.
Karena setelah selesai, saat aku kembali membuka kolom percakapan ku dengan Zio dia sudah off, yang ku biarkan saja.

Malam harinya, aku bersiap akan tidur saat tiba tiba Zio kembali menghubungiku tapi, kali ini bukan lewat BBM atau yang lainnya. Dia menelponku, meski sedikit kesal karna aktivitas tidurku terganggu tetap saja ku angkat telponnya.
Seperti halnya yang lain, saat menelpon kalimat yang akan di ucapkan pasti tidak akan jauh dari kata ‘Hallo’ dan selanjutnya obrolan obrolan pun tercipta.

Ditengah tengah percakapan mereka, Zio bertanya, “apa kamu siap kalo ada orang baru yang siap gantiin posisi mantan pacar kamu itu ?”
Aku tidak menjawab, jujur aku masih bingung harus jawab apa ? aku juga masih heran kenapa Zio tiba tiba nanya kayak gitu,

“kenapa emang ?” Tanya ku lagi, “aku mau kamu jadi pacar aku” jawabnya.
Aku masih diam tak berani menjawab. Di sebrang sana Zio juga diam seperti menanti jawaban ku,
“Zi, kamu serius, “
“Aku serius Sar, aku tau kamu mungkin gak percaya sama aku. Aku tau ini terlalu cepet buat kita. Tapi, aku serius sayang sama kamu Sar. Aku harap kamu mau Sar,”

Aku bingung, saat itu. Disatu sisi aku bingung ingin menolak atau menerimanya, kalau aku menerima jujur aku masih ragu, tapi jika aku menolak aku takut dia menjauh, takut kalo dia sakit hati dan Ah banyak lagi pemikiran pemikiran yang bersarang dalam kepalaku.

“Eumm Zii, maafin aku. Aku belum bisa jawab buat sekarang tapi, aku janji aku akan kasih jawaban secepatnya,” kataku sedikit merasa tak enak karna harus menggantungkan pernyataan cintanya Zio.

“iya gak papa, aku pasti nunggu kok. Tapi jangan kelamaan yah.”
Aku mengangguk yang pastinya tak bisa Zio dengar. Beberapa saat setelah suasana canggung itu terlewat kami melanjutkan obrolan seperti biasanya. 

Hingga esok harinya setelah aku memikirkan matang matang aku memutuskan menerima Zio, kami pun resmi berpacaran. Dan berlanjut sampai sekarang, aku juga pernah bertemu dengannya beberapa kali sebelum pada akhirnya saat kelulusan dia pamit, dia akan meneruskan sekolahnya di Bali bersama kakaknya.
Awalnya aku sempat pesimis dengan hubungan kami, tapi lagi lagi dia menguatkanku, dia menenangkan ku bawha suatu saat nanti dia akan kembali kesini, dia juga berjanji semampunya untuk menjaga hatinya untukku. Dan tanpa terasa sudah hampir dua tahun aku menjalani kisah LDR ku dengannya.

******

Btw, yang diMulmed itu Visualnya Sarah ya;)
Happy Reading 😍

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang