Istri Nabi dari Putri Yahudi
•••Dalam Perang Khaibar ; suami, paman, maupun saudara Sofia terbunuh. Perempuan-perempuan Yahudi melakukan tradisi jahiliyah dengan meratap, berteriak, menyobek-nyobek baju dan mengotori diri. Tapi, Sofia tetap tegar mengatasi kepedihannya dan bersikap anggun yang membuat Rasulullah SAW terkesan oleh kepribadiannya. Sofia yang semula menjadi tawanan, kemudian dinikahi Rasulullah SAW.
Ketika kabar penaklukan Khaibar, pernikahan Rasulullah SAW dengan Sofia sampai ke telinga istri-istri Rasulullah SAW. Beliau tak langsung mempertemukan Sofia dengan para istrinya yang lain saat mereka kembali ke Madinah. Mengingat Sofia berasal dari kalangan Yahudi yang selama ini berseteru dengan kaum muslimin, meski Rasulullah mengakui betapa keislaman Sofia sangat mengagumkan. Selain berasal dari kaum Yahudi yang dimusuhi, kecantikan Sofia melahirkan kecemburuan luar biasa, terutama pada Aisyah ra.
Pada akhirnya, ketika istri-istri Rasulullah bertemu Sofia, mereka seringkali meledeknya bahwa dia hanyalah seorang Yahudi. Sementara istri-istri Rasulullah berasal dari kalangan terhormat bangsa Arab.
Aisyah ra, mencemburui kemesraan Sofia pada Rasulullah. Apalagi Sofia ternyata pandai memasak, Aisyah berkata :
"Aku tidak pernah melihat orang yang pandai memasak seperti halnya Sofia. Suatu hari dia membuatkan makanan bagi Rasulullah SAW, yang ketika itu beliau dirumahku. Seketika badanku gemetar karena merasa cemburu. Lalu, aku memecahkan bejana Sofia. Aku pun menjadi menyesal sendiri. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apa tebusan atas perbuatan yang aku lakukan ini?' Beliau menjawab, 'Bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan makanan yang sama.' "
(Ditakrij oleh Imam Abu Dawud dan An Nasa'i)Suatu ketika, Nabi SAW melakukan perjalanan ditemani beberapa istrinya. Kebetulan, unta Sofia lemah dan kelelahan sehingga memperlambat perjalanan. Sementara Aisyah membawa unta yang kuat. Rasulullah berinisiatif menukar barang bawaan di unta Sofia dengan unta Aisyah, hingga Aisyah cemburu dan emosi, "Bagaimana bisa Rasulullah SAW mengesampingkan kita dan mendahulukan perempuan Yahudi itu?"
Rasulullah mengingatkan tentang barang bawaan dan tunggangan Aisyah dan Sofia yang berbeda kondisi.
"Bukankah engkau ini Rasulullah?" Aisyah masih belum terima.
"Apakah engkau meragukanku, wahai Ummu Abdillah?" Rasulullah tersenyum.
"Kalau begitu, mengapa engkau tidak adil?" sergah Aisyah.
Abu Bakar Shiddiq ra, yang ikut pula, tiba-tiba mendekat dan berniat menampar kelancangan tutur kata putrinya itu. Tapi, Nabi mencegahnya dan keluarlah untaian kalimat indah dari sang Nabi yang penuh cinta pada istri-istrinya. Suatu kalimat yang akan dikenang sepanjang masa, bagaimana seorang lelaki romantis memandang kecemburuan seorang perempuan.
"Sabar, Abu Bakar, sabar. Maklum saja, perempuan yang sedang cemburu itu tak bisa melihat dasar lembah walau dari atasnya." (HR. Ibnu Hibban)
Baginda Nabi tidak pernah kasar kepada istri-istrinya. Bila beliau marah, beliau lebih banyak berdiam diri sehingga istri-istrinya merasa sedih dan tak enak sendiri. Nabi Muhammad adalah orang yang penuh perhatian, mesra, dan romantis.
Suatu ketika, dalam rombongan perjalanan haji bersama istri-istrinya, unta Sofia berhenti dan tidak mau berjalan yang membuat Sofia menangis. Rasulullah mendatanginya dan mengusapnya dengan tangannya, Rasulullah meminta Sofia berhenti menangis.
Tak heran jika istri-istri Nabi SAW berebut perhatian dan cinta kasihnya. Siapa yang tak ingin dicintai oleh seorang lelaki yang lemah lembut seperti beliau?
***
Sumber :
Biamrillah, Abba Zhahir, 2008, Misteri Sofia: Istri Nabi dari Putri Yahudi, Madani Prima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Romantis [Sepanjang Sejarah Islam]
SpiritualKumpulan Sejarah Islam Dari cinta kita berasal, dan atas nama cinta Dia menciptakan kita. Karena tujuan cinta, kita mendatangi-Nya, dan demi cinta pula kita menghadap-Nya. - Ibnu Arabi _________________________ #Dari berbagai sumber Hanya koleksi pr...