How it started

28 2 7
                                    

Start

Tumpukan beberapa kertas membuatku lebih dulu mengeluh, beberapa gambar peredaran darah manusia yang bertumpuk diatas meja belajarku seolah berkata ayolah-Rara-pelajari-aku namun disisi lain, handphone dengan case hijau tosca milikku menyala, seolah berseru cek-aku-cek-aku!

"Okeoke! Gue bakal main handphone sebentar terus belajar." Tekadku lalu mengambil handphone tersebut, locksreen dengan siluet lelaki terpampang jelas, membuat bibirku tak kuasa menahan senyum.

Baiklah akan kuceritakan pada kalian siapa lelaki itu, tapi alangkah lebih baik jika aku memperkenalkan diriku sendiri, bukan?

Namaku, alias nama lengkapku adalah Shakila Laura Adelia, beberapa orang memanggilku Rara atau Laura.

Tidak ada yang begitu spesial dari diriku. Aku berumur 17 tahun, murid kelas sebelas di akhir semester 1 ini. Rambutku dibawah bahu dengan sedikit gelombang diujungnya, seperti beberapa orang kebanyakan.

Sudah kubilang kan, tidak ada yang spesial dariku ?

Ah! Tapi ada yang beberapa orang yang tidak memiliki apa yang kumiliki, kata ibuku mataku sedikit lebih indah dari mata gadis biasanya. Mataku berwarna hitam pekat––tentu saja karena aku seratus persen orang pribumi––dengan bulu mata yg lentik, dan garis mata yang dengan indah melengkung seolah sudah membentuk eyeliner alami.

Hal yang membuatku sedikit bosan ketika beberapa tetanggaku menanyai kenapa mataku bisa seperti itu, dan...

mana aku tahu ?

Aku hampir lupa untuk menceritakan lelaki yang ada di locksreen milikku, maaf maaf.

Dengan penuh rasa cinta, aku memperkenalkannya, namanya Granis Saga Pangestu, aku memanggilnya Anes. Walau kebanyakan orang memanggilnya Pangestu, tapi menurutku Pangestu terlalu panjang, tidak enak juga kalau aku memanggilnya Panges, Ngestu, atau bahkan Papa.

hehe

Entah kenapa aku lebih suka memanggilnya Anes, kalau kalian ingin bertanya kenapa aku tidak memanggilnya Granis ataupun Saga, jawabannya hanya satu.

Menurutku, panggilan Anes itu menyenangkan, dan tentunya karena aku lebih suka menyebutnya Anes. Dan jika kalian bertanya lagi, kenapa aku lebih suka memanggilnya Anes, jawabannya cuma satu.

SUKA SUKA RARA!

Anes itu anak band, aku memang tidak pernah mendengar suara nyanyiannya karena ia memainkan drum, tetapi aku suka suaranya saat berbicara. Sedikit berat dan..

hm..

bagaimana ya ? Intinya aku suka! Aku suka suaranya, aku suka senyumnya, aku suka ekspresi wajahnya ketika mengerjakan soal ulangan, aku suka semuanya, aku suka Anes!

Ah sudahlah, aku terlalu Astagfirullah untuk dia yang Subhanallah :)

Aku membuka beberapa roomchat Line yang didominasi beberapa anak yang meminta ringkasan buku bio milikku, ya..mau bagaimana lagi ? Tentu saja kuberikan.

Aku beralih ke notifikasi instagram, tidak ada yang baru, Anes juga tidak memposting story, menurutku membosankan jika hanya melihat beberapa akun yang berlomba-lomba pamer kemesraan di sosmed, alasannya jelas, karena aku jomblo.

Walau begitu, tanganku terus bergulir melihat beberapa postingan makanan karena aku lebih banyak mengikuti akun-akun makanan. Namun, sebuah post terbaru muncul, tubuhku sedikit terdiam kaku, lalu perlahan bibirku menyunggingkan senyum. Seolah tersetrum kebahagiaan. Melihatnya saja membuatku bahagia..hm.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Admirer [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang