Singto menggelengkan kepalanya, ketika melihat apa yang di lakukan Krist di pagi hari ini. Daritadi Singto berusaha untuk mencari Krist yang tiba-tiba saja hilang dari sisinya tepat saat Singto membuka matanya. Bahkan Singto tadi sempat mengira Krist kabur, karena pemikiran Krist itu tidak sangat tidak bisa di tebak sama sekali, hingga terkadang di luar nalar, tidak sama seperti yang lainnya.
Pria itu melangkahkan kakinya mendekati Krist, lalu memeluk perut Krist dari belakang. Membuat pria manis itu menengokkan kepalanya ke arah belakang.
"Sedang apa kau di sini, hmm?"
"Menyiram tanaman." Jawab Krist, tanpa mempedulikan kehadiran Singto, lalu bertanya balik pada pria itu, "Apa kau mendadak rabun phi?"
"Untuk apa menyiram tanaman?"
"Kata Phi New daripada aku menganggunya menyiapkan sarapan, dan akhirnya nanti semuanya jadi berantakan, lebih baik aku menyiram tanaman, jadi aku melakukannya."
"Sejak kapan, kau mendengarkan kata orang lain."
"Mungkin tadi pagi, aku tidak ingat." Tangan Krist mendorong wajah Singto menjauhinya, "jangan menciumku!"
"Kenapa? Biasanya juga tidak apa-apa."
"Bagaimana jika ada yang melihatnya? Aku masih punya malu, tidak seperti kau. Jadi jangan lakukan itu lagi."
"Aku tidak mau."
"Harus mau!"
"Tidak mau."
"Aku bilang kau harus melakukannya!"
"Aku tidak suka di bantah, aku tidak mau."
"Aku juga tidak suka kau atur-atur! Menyingkir atau aku akan menyirammu."
"Berani menyiramku, awas saja nanti."
"Aku tidak mempan di ancam!" Krist menjulurkan lidahnya, sembari benar-benar mengarahkan selang yang daritadi di genggamnya ke arah Singto, "Ups, phi maaf, Aku sengaja melakukannya."
Krist hanya menyengir dan terus menyemprotkan air itu ke arah Singto, langsung menghampiri Krist dan ingin merebut selang yang Krist pegang, tetapi pria manis itu memeganginya dengan kuat, lalu mengigit pergelangan tangan Singto, ketika pria itu hampir berhasil mengambilnya, akhirnya Krist yang berhasil mendapatkan selang itu.
"Kau seperti seekor anak ayam phi."
Sungguh Krist senang membuat Singto basah kuyup sekarang. Pria manis itu tertawa puas ke arah Singto, namun saat Krist lengah dengan sigap Singto merebutnya, dan mengarahkan ke arah Krist. Sontak saja Krist langsung berlari ingin kabur dari sana, akan tetapi Singto memegangi lengannya supaya Krist tidak bisa kabur darinya.
"Phi, hentikan! Aku jadi basah!"
Di tutupinya wajahnya sendiri mengunakan kedua telapak tangannya, agar air yang di semprotkan oleh Singto itu tidak membasahi wajahnya. Sembari meronta-ronta berharap supaya bisa terlepas dari jeratan Singto.
"Basah? Kau duluan yang membuat basah seperti ini."
"Phi Sing, lepaskan!"
Tetapi Singto tidak mendengarkan rengekan Krist. Pria itu sibuk memandangi wajah Krist yang terlihat kesal bercampur tidak suka padanya, dan juga sangat lucu itu, di sertai air yang menetes-netes dari ujung rambutnya membasahi pipi kekasihnya itu.
"Apa kau mau kehilangan seseorang lagi sekarang?" Mean melangkahkan kakinya menghampiri Singto, hanya saja Singto tidak melirik sama sekali ke arah adiknya itu, "aku tahu kau mendengarkan aku phi."
"Ini bukan urusanmu, kenapa kau seperti new? Suka sekali mencampuri urusan orang lain."
"Lalu kau ingin kejadian lima tahun lalu terulang lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[24]. SLAVE { Crazy Love }
Fanfic[ COMPLETED ] "Tugasmu hanya satu berbaringlah di sana," tunjuk seseorang pemua berkulit Tan pada seorang pemuda lain di sampingnya, "mendesahlah lalu puaskan aku." "Jika aku tidak mau bagaimana?" Pemuda berkulit putih itu bertanya sembari menatap s...