Chapter 6

34 10 0
                                    

Tiba tiba ia muak dan melemparkan senjata tajam ke arah gue, dan..



















































































































" jleb.. "pisau itu menusuk.

" Winter!!"teriak gue, pisau itu tertancap ke perut Winter.

Winter mengeluarkan darah yang
banyak sekali.
Dia udah ngelindungin gue 2 kali, gue minta maaf dan nyusahin lo.

" Hah, berani juga pemuda itu! jika kalian berani macam macam denganku, kalian tau apa balasannya nanti, mungkin lebih parah dari ini.
Hahaha! Selamat menikmati!! Dan semoga kita bertemu kembali!!"

ia pun pergi, menghilang entah kemana, gue dah gak peduli dengan mahluk itu, yang gue peduliin sekarang adalah Winter.

Gue taruh kepala dia diatas paha gue.

" Hei! cepet ambil air sama daun! Winter berdarah!! "teriak gue sambil menangis.

laki laki yang gue benci sekarang sedang terpuruk, karena gue.

" Rarai.. Rarai gak boleh nangis, ok.. Teter baik baik aja ko. "ucap Winter dengan pelan.

Ha?

Rarai? Teter? Ko dia?

tau nama kecil gue dan.. Nama anak laki laki itu..

Temen temen gue kemudian datang sambil membawa air dan daun.

Gue tanpa basa basi langsung aja mengambil pisau yang tertancap itu dan mulai mengobati nya.

Untung gue pernah diajarin tante gue cara obat tradisional, secara tante gue ahli bedah terkenal se Indonesia.
Ya meskipun ini cuma berhintiin darahnya.

Luka nya dah gua balut pake kain selendang gue.

"Keadaan Winter gimana Rain?" tanya Glory yang terlihat sangat khawatir.

"Dia udah gpp, besok dia mungkin udah sadar, untung lukanya gak terlalu dalem, dia butuh istirahat."ucap gue sambil merebahkannya ke tempat tidur yang hanya beralas rumput dan daun pisang.

" Gimana kalo kita istirahat disini dulu dan tunggu sampai Winter pulih, terus baru kita cari tau tentang ini semua." ucap Luck,dia memang yang tertua disini.

Yang lainnya hanya mengangguk, mereka kelelahan.

Snow dan Luck mencari kayu bakar,Glory dan Sunny mencari beberapa makanan yang bisa dimakan, Sky dan Cloudy hanya duduk duduk sambil bercanda.

Kok ada yang beda sama Cloudy, biasanya dia judes sama yang lain, tapi kalo sama Sky dia seperti wanita yang sesungguhnya.

Wah, tanda tanda nih!!

Yang lainnya pada sibuk dengan urusan mereka, sedangkan gue cuma bisa duduk disamping Winter, sambil jagain dia kalau kalau dia bangun.

Kalau dilihat lihat Winter pas tidur terlihat lebih anteng dan manis, berbeda dengan dia yang ketika sadar.

Saat gue ingin memegang pipinya, tiba tiba ia menarik tangan dia dan memeluk gue, kenceng banget, seakan akan gue adalah gulingnya.

"Rarai, jangan tinggalin Teter lagi, Teter gak mau kehilangan Rarai lagi, Teter sayang Rarai." ucapnya sambil mengecup kening gue.

Gue ngeblush,ini bukan efek obat kan?

Oh tidak! Kening gue sudah ternodai!
Gue pengen berdiri tapi gak bisa, pelukannya kenceng banget, dan akhirnya gue tidur dalam pelukannya dan meninggalkan makan malam.
.
.
.
.

The Electman And The Zarperos CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang