Part 27

3.7K 296 25
                                    

Flashback beberapa jam lalu...

So Eun melihat ibunya sedang duduk di kursi taman belakang rumah Kim Bum. Tak So Eun pungkiri, kalau sebenarnya ia merasa bahagia masih memiliki keluarga di dunia ini. Apalagi seorang ibu. Namun rasa kecewa itu masih ada yang membuatnya enggan mengakui kebahagiaannya.

"Yongmi, kemarilah."

Walau tak paham, tapi So Eun yakin kalau yang di panggil Hyemi adalah dirinya.

So Eun duduk kaku di samping Hyemi. Ia hanya diam menatap ibunya.

"Kau sudah besar nak!" Hyemi memulai percakapan. Dalam hati ia ingin sekali menggapai So Eun, memeluk anak yang telah di pisahkan takdir darinya. Sementara So Eun masih tetap bungkam.

"Dia memberimu nama Cho Yongmi. Nama gabungan dari namanya dan namaku." Hyemi memulai ceritanya. Matanya tak pernah lepas dari So Eun.

"Mungkin ini salahku. Aku terlalu mencintainya, ayahmu, sehingga aku mau saja di ajak untuk menikah secara diam-diam saat mendengar ia tak bahagia bersama istrinya." Hyemi memberi jeda sejenak untuk menarik napas.

"Aku dan ayahmu, kami saling mencintai. Hanya saja status kami berbeda yang membuat kami harus berpisah. Tapi akhirnya aku menuruti egoku. Kami menikah hingga kau tumbuh di dalam rahim ibu. Dulu ayahmu sempat berpesan, jika aku mengandung anaknya, ayahmu memberikan nama Yongmi jika anak kami perempuan. Namun malang baginya, ia meninggal di saat belum sempat melihatmu hadir ke dunia ini."

Hyemi nenitikkan air mata di akhir kalimatnya. Namun ia berusaha menahan laju air mata itu. Ia ingin menceritakan semuanya pada So Eun saat ini juga.

"Istri pertama Yong Hwan sangat membenciku, baik sebelum apalagi setelah tau kami menikah. Karenanya, dia selalu memburuku di manapun aku berada. Tak pernah membiarkanku hidup tenang satu haripun. Makanya sejak dulu ibu selalu hidup berpindah-pindah."

"Malam itu kau demam tinggi. Ibu bingung bagaimana caranya membawamu ke rumah sakit sementara di luar juga sedang hujan. Hingga akhirnya ibu mengambil keputusan untuk memberimu obat penurun panas. Tapi persediaan obat di rumah juga habis. Karena kau sedang tidur pulas, ibu pergi membeli obat ke apotik terdekat sambil berlari kencang, agar tidak terlalu lama meninggalkanmu sendirian di rumah. Namun naas, ibu tak terlalu memperhatikan jalan hingga ibu terpeleset di tengah jalan saat menyeberang. Dan di saat yang bersamaan, sebuah mobil melaju kencang. Itu tertabrak."

So Eun masih diam. Namun saat ini pandangannya mulai kabur. Matanya di tutupi butiran air mata yang menetes membasahi pipinya.

"Ibu koma selama dua bulan. Kaki dan lengan ibu patah yang menyebabkan ibu tak bisa berjalan sendiri. Untung saja ada seorang laki-laki yang mau menyelamatkan ibu hingga ibu pulih." Hyemi saat ini juga telah bercucuran air mata. Namun ia tetap melanjutkan ceritanya.

"Saat ibu pertama kali sadar dari koma, ibu langsung teringat denganmu. Ibu memohon pada laki-laki itu untuk menjemput dan membawamu pada ibu. Tapi saat itu tetangga di situ mengatakan kau sudah di bawa pergi oleh Kim Hana. Dan sejak itu ibu kehilangan jejakmu. Ibu kehilangan anak ibu. Anak yang sangat ibu sayangi dari orang yang ibu cintai. Ibu kehilanganmu." Hyemi menangis hingga nyaris meraung saat menceritakan kehilangannya pada So Eun. Kondisi So Eun sendiri tak jauh berbeda. Ia menangis, menyesali sikapnya yang telah membenci ibunya, padahal ia tidak di campakkan. Tapi keadaan yang membuat mereka terpisah.

"Ibu sudah berusaha mencarimu. Di mana ada orang mengatakan bertemu dengan Hana, ibu pasti mendatangi tempat itu, tapi tak membuahkan hasil. Pernah sekali ibu bertemu Hana, dan ibu menanyakan keberadaanmu. Tapi Hana lari dan menghilang, tanpa menjawabnya."

"Ibu..."

So Eun menangis. Menghambur dalam pangkuan ibunya yang terasa hangat dan nyaman. Pangkuan ibu yang selama ini tak pernah ia rasakan.

Miracle (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang