3.sumber rezeki.

109 15 4
                                    


"Apa kabar?" tanya ku pada Luna. begitu dia sampai di coffee break aku tak kuasa untuk menahan rasa senang ku. begitu juga dengan nya.

"Baik, kamu juga kan?" tanya nya pada ku. gak terasa jika sudah 2 tahun kita lost kontect karena kesibukan masing masing.
Padahal kita ada di kota yang sama.

"Makin jadi aja sekarang ya Venia. uda punya mobil lagi. apasih daya aku yang hanya bisa punya motor matic" ucap Luna memuji ku.

"Ih, apa an sih. itu juga belinya seken. kamu mah enak bisa beli baru" ucap ku tak kalah memujinya.

"Ya.. tapi tetep aja kan, kamu punya ban nya 4, sedangkan aku cuma 2" ucap nya lagi bergurau.
Kami hanyut dalam tawa sampai tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 18:15.

"Ya Uda ya Venia. aku pulang dulu. takutnya Mama sama papa nyariin."pamitnya pada ku..

"Ia. tapi jangan lupa loh, kamu harus sering main lagi ke florist. aku kangen tauk kamu main ke sana" canda ku.

"Pasti lah. aku juga kangen ke florist. ya udah entar kita ngobrol panjang lagi dari telfon. aku pulang dulu ya" pamitnya dan ku balas Dengan anggukan. setelah Luna pergi, aku juga beranjak dari coffee break. pulang ke toko.

🌹🌹🌹

Pagi ini, lagi lagi aktivitasku berjalan seperti biasa. merapikan tokoh, mengantar pesanan, dan menjaga toko.

Hari ini pesanan bunga tidak terlalu banyak. jadi jam 10 aku sudah berada di toko untuk menjaganya.

Aku duduk di meja kasir sambil memainkan handphone ku. bukan tanpa alasan aku memegang handphone. tapi aku juga membuat fitur online pemesanan bunga jarak jauh. banyak yang antusias dan banyak yang bertanya tentang bunga pada ku. aku selalu ramah menjawabnya. ada juga yang bertanya masalah harga dan ujung ujung nya tidak jadi beli. tapi aku tetap sabar. aku tau rejeki itu datang nya dari Tuhan.

Saat tengah sibuk membalas. tiba tiba seorang wanita dan pria paru baya memasuki toko ku.

Dengan cepat aku berjalan ke arah mereka.

"Selamat datang di venia florist tuan, nyonya. ada yang bisa saya bantu." ucap ku hangat.

"Wah, gadis ini cantik sekali bukan pah" ucap wanita itu pada suaminya.

Aku hanya tersenyum ramah menanggapinya.

Suaminya mengangguk, meng-iya kan.

"Siapa namamu nak?" tanya wanita itu pada ku.

"Oh, nama saya Venia Violine nyonya. anda bisa memanggil saya Venia." ucapku seraya menunduk dan menjabat tangan nya. begitulah tradisi yang selalu di ajarkan oleh nenek. menganggap pembeli sebagai raja dan harus bersikap ramah.

"Wah, sopan sekali pah. bagus nak.. perkenalkan nama saya ny.Merani fransepta, dan ini suami saya, Tn.edgar fransepta." ucapnya memperkenalkan.
Kembali ku jabat tangan suami nya dan menunduk.

"Kau sangat ramah nak" ucap suaminya itu.

"Kau bisa memanggilku Tn.fransepta" ucapnya lagi melanjutkan.

"Baik tuan, nyonya fransepta" ucap ku sambil tersenyum ramah.

"Awhh, bahkan dia sangat ceria" ucap ny.fransepta memujiku.

"Baik lah tuan, nyonya. ada yang bisa saya bantu" ucap ku menanyakan.

"Ohh.. kami hampir lupa tujuan kami ke sini" ucap Tn.fransepta.

"Kami ke sini ingin memesan bunga untuk dekorasi Venia. saya mendapat rekomendasi dari teman saya, bahwa toko ini menyediakan dekorasi ruang yang sangat indah" ucap ny. Fransepta memberitahu, dan langsung saja ku pasang senyum manis ku. bagaimana tidak?, aku senang berkenalan dengan mereka, dan sekarang aku mendapat pesanan yang sangat besar.

"Apa kau bisa mendekorasi ruangan kami agar menjadi indah?" tanya tn.fransepta.

"Tentu tuan" ucap ku ramah.
"Jika saya boleh tahu. anda akan mendekor ruang untuk acara apa ya tuan?. supaya saya bisa memilihkan bunga yang sesuai untuk suasana nya." ucap ku bertanya dan menjelaskan dengan ramah.

"Untuk acara syukuran. karena kami akan memberitahukan bahwa anak kami akan menjadi penerus perusahaan saya. dia akan menjadi CEO muda fransepta company group." ucap Tn.weshlife.

Oh,seperti acara penobatan ternyata. pasti Yang akan menjadi CEO muda itu sangat tampan.

"Baik lah tuan, nyonya. kira Kira kapan saya bisa mendekor?" Tanya ku lembut.

"Lusa. ini alamatnya" kata ny.fransepta sambil memberiku kartu alamatnya.

"Oh, baik lah nyonya" ku ambil kartu itu.

"Ya sudah, kalau begitu. kami pamit dulu" ucap tn.fransepta.

"Baik tuan. sampai bertemu lagi" ucap ku memberikan izin dan seketika, mereka keluar dari florist.

Ku genggam kartu itu erat. ini adalah rezeki ku.

______________________________________________

Tbc..

Gimana kalau autor amatir ini minta vote 7 dulu baru di lanjut.hehehe

VENIA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang