"Mom, aku ingin bicara" ku beranikan diriku membuka pembicaraan saat kami telah duduk di taman belakang dekat kolam, sambil menyesap teh hangat yang nikmat. aku sendiri pun baru pulang dari florist, karena aku hanya bekerja setengah hari. masih ada karyawan yang mengurus nya.
Ngomong-ngomong soal karyawan, Mommy baru saja mencarikan ku 3 orang karyawan untuk membantu ku mengurus florist. dia juga menambah pasokan bunga ku dan merubah kamar, ruang tamu, dan bagian rumah florist lain nya menjadi toko. dia mengembalikan fungsi toko itu seperti sediakala. dulu nya toko itu adalah murni toko bunga, namun aku menyulapnya menjadi rumah dan tempat tinggal ku juga. tapi sekarang mommy mengembalikan fungsi aslinya. dia menghancurkan ruang kamar, ruang makan, ruang tamu dan lain nya, kemudian merubahnya menjadi tempat untuk meletakkan berbagai bunga.
Kini toko ku sudah jadi lebih besar dan megah dari sebelum nya.
"Bicara apa sayang?" tanya mommy lembut. Mommy pun menurun kan majalah yang di bacanya sedari tadi.
"Hmm, aku ingin berbicara pada Mom soal rencana kami yang ingin pindah Mom" Ucapku takut takut.
"Apa?! pindah?" tanya Mom terkejut. aku menjadi tidak berani membicarakan ini, tapi ini suruhan Ragha. bagaimana mungkin aku menolak.
"I-ia mom, aku dan Ragha sudah berdiskusi untuk pindah dan mandiri" ucap ku berbohong.
"Apa tidak terlalu cepat untuk kalian yang baru menikah?" tanya mom khawatir.
"Justru karena itu Mom, ragha dan aku ingin mandiri" jelasku lagi agar Mom tidak khawatir.
"Tapi Ragha belum cukup dewasa untuk mandiri, dia masih butuh pengajaran sayang" ucap Mom lembut padaku. aku jadi tidak tega jika melihatnya seperti. dia sangat menghawatirkan anaknya, sementara anaknya justru ingin cepat-cepat pindah.
"Kalau kami pindah dan hidup mandiri, mungkin Ragha akan belajar untuk menjadi dewasa dan menjadi pemimpin keluarga yang baik Mom. aku percaya pada Ragha. ya,, walaupun pertamanya aku ragu. namun sekarang aku percaya karena Ragha telah menyakinkan ku" ucap ku panjang lebar, sungguh saat ini logika dan hati nurani ku sedang beradu. aku bingung. belum lagi mulutku yang tidak kontras dengan pemikiran otak ku.
"Sebenarnya Mom senang kalian bisa mandiri, tapi mom juga sedih jika kalian akan meninggalkan rumah ini" ucap Mom sendu. ya ampun, aku jadi semakin tidak enak.
"Tapi mom bisa apa jika kalian bahagia" ucap mom dengan senyum mengembang.
"Maksud Mom?" tanya ku harap harap cemas.
"Mom mengizinkan kalian pindah walau sebenarnya berat" ucap Mom lagi sambil tersenyum. aku ikut senang, dan langsung saja aku beranjak dari tempat duduk ku untuk memeluk nya. aku sangat menyayanginya, dia sudah kuanggap orang tua kandungku.
"Terima kasih mom" ucap ku.
"Sama sama sayang" ucapnya sambil merenggangkan pelukan kami.
"Mungkin ini saat nya kalian untuk menghabiskan waktu hanya berdua dan bahagia. siapa tau dengan begitu kalian bisa cepat cepat kasih cucu buat Mom" goda Mom. tak bisa ku pungkiri saat mom berkata seperti itu. pipiku bersemu merah. aku malu. walau sebenarnya aku sudah tau apa yang terjadi setelah ini.
"Mom, jangan menggoda ku" ucapku malu.
"Haha, kau blushing hmm?" Tanya Mom sambil menggoda ku lagi.
"Mom..." ucapku memperingatkan nya dan dia hanya tertawa lepas. tetaplah seperti ini Mom, aku bahagia jika melihat mu seperti ini.
🌹🌹🌹
"Jadi, apa mom dan dad sudah setuju? kau sudah meyakinkan mereka kan? kau tidak lupa dengan perintah ku bukan?" tanya Ragha menginterupsi ku.
"Su-sudah. aku sudah berbicara pada Mom dan dia setuju. selanjutnya tinggal Daddy yang harus di yakin kan" ucapku gelagapan. jujur aku takut melihat aura dingin nan gelapnya ragha. dia seperti iblis. Maaf jika aku mengatakan suami ku iblis, tapi itu lah yang dapat mendeskripsikan dirinya saat ini.
"Bagus, jika untuk Daddy kita akan bicara bersama di ruang keluarga dan ingat, kau harus tampak mesrah padaku di depan Mom dan Dad. agar mereka tidak curiga" ucapnya tegas.
"Ba-baik" ucap ku pasrah.
🌹🌹🌹
"Sebelum kalian mengatakan sesuatu pada Daddy dan mommy, ada sesuatu juga yang harus Daddy sampaikan pada kalian berdua" ucap Daddy.
"Ada apa Dad?" tanya Ragha lembut.
"Daddy dan Mommy akan pergi ke Paris dua hari lagi. maaf jika ini terlalu mendadak, tapi Daddy baru mendapat kabar bahwa ada masalah yang harus Daddy urus di sana dan Mommy harus ikut untuk menemani Daddy"
Ucap Daddy sedih."Daddy dan mom akan pergi ke Paris?" "Berapa lama?" kini Ragha bertanya.
"Mungkin sekitar 3 sampe 4 bulan Ragha" jawab Daddy mentap.
"Apa harus selama itu?" tanya nya lagi.
"Ia, dan kalau masalah itu memang cukup rumit, bisa memakan waktu lebih dari 4 bulan Ragha" tegas Daddy.
"Oh Mom aku pasti akan merindukan kalian" ucapku yang berada di samping Mom. Mom memeluk ku singkat, lalu kembali fokus pada pembicaraan
"Baik lah Ragha, Daddy sudah siap dengan cerita Daddy. lalu apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Daddy.
"Kami ingin pindah Dad dan itu sudah kami rencanakan dengan Venia" ucap Ragha sambil menatapku. kulihat tatapan tulus di matanya, namun aku tau itu hanya acting.
"Pindah? Secepat itu?" tanya Daddy lagi.
"Ia Dad, kami akan pindah dan sudah menyiapkannya. kami ingin mandiri" kini aku yang menjawab.
"Oh, Daddy akan senang jika kalian bisa tinggal di rumah ini lebih lama lagi, tapi jika kalian menginginkan nya kenapa tidak" ucap Daddy sambil tersenyum.
"Maksud Dad, Daddy mengizinkan kami pindah?" tanya Ragha hati hati.
"Ya, Daddy izinkan" ucapnya sambil tersenyum manis.
"Terima kasih Dad" ucap Ragha bahagia dan metap ke arah ku sambil tersenyum. aku senang melihatnya bahagia, tak bisa ku pungkiri bahwa aku memang menyukainya. sekali lagi, aku sungguh menyukainya.
"Kapan rencana?" tanya dad lagi.
"Minggu ini Dad" balas Ragha mantap.
Apa! Minggu ini? secepat itu kah? mana rumahnya? apa kah sudah lengkap dengan isinya? ku kira kami akan mencari cari lokasi dan membangun rumah lagi. tapi aku salah. dia bahkan sudah menyiapkan semuanya sejak awal."Maaf, Dad dan Mom harus berangkat ke Paris, jadi kami tidak bisa mengantar kalian pindah" ucap Daddy menyesal.
"Tidak apa Dad, kami mengerti" jawab ku pengertian.
"Baiklah kalau begitu kembali ke kamar kalian dan istirahat. Daddy dan Mommy juga harus packing packing" ucap dad ramah.
"Baik Dad, Mom. selamat malam" pamit ku dan di angguki.
______________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
VENIA [SLOW UPDATE]
Romance"Akan kah aku bisa hidup dengan belas kasihan orang lain?" "Akan kah aku punya kehidupan seindah gadis muda pada umumnya?" "Apa kah aku bisa bercerita pada bunda,saat mereka sudah tiada?" "Haruskan tubuh mungil ku menanggung beban seberat ini?" Aku...