3. Kebencian

909 58 19
                                    

Lanjut lagi yooooo😉

" woi!" teriak gua dari kejauhan.

Yang sukses membuatnya hanya membalikkan wajah kearah gua, tetapi segera memalingkannya lagi menatap kearah lapangan basket seperti sebelumnya.

"Nyebelin ya!" Batin gua. Tanpa lama lagi gua melangkahkan kaki mendekat kearahnya dan mengangkat tangan gua untuk menarik bagian belakang bajunya.

"Apaan si lo!" Dia segera Menggerak-gerakan bahunya, berdiri dan berusaha melepaskan genggaman gua yang menarik bagian belakangnya.

"Eh sadar diri gak! Lo udah buat Aldo babak belur. Ada masalah apa si lo sama Aldo! Hah?" Pekik gua dengan penuh emosi yang meletup-letup ketika dia sudah membalikkan tubuhnya menghadap ke gua.

"Bacot lo ya! Lo liat ni gua juga babak belur gara-gara cowok lo!" Bentak dia, berani-berani nya banget ya ni orang.

"Gua gak peduli tuh!" Dengan nada cuek gua yang seakan-akan tidak peduli dengan keadaan dia. yaaah emang gua gak peduli si, bodoamat!

"Puffft..." begitu gumpalan asap yang menghalangi pandangan gua.

"Uhuk..uhuk.. sialan lo ya!" Sesak banget nafas gua berani-berani nya dia hembusin asap rokok nya dihadapan gua.

"Terus mau ngapain lo kesini?" Tanyanya dengan santai.

"Gua gak terima Aldo lo gituin!"

"Terus?"

"Lo harus tanggungjawab sama keadaan Aldo!" Tunjuk gua ke arah wajah Revan dengan sengit.

Revan mengangkat satu alisnya lalu menatap gua dingin "Terus?"

"Gua mau lo di skors!"

"Terus?"

Apaan si ni orang terus-terus mulu dikira gua mobil yang lagi mau parkir!

"Ihh.. nyebelin ya! Gua benci sama lo! Mau lo tuh apasi?" Tanya gua dengan penuh amarah karena tingkah lakunya.

"Gua mau lo pergi dari sini!" Apa? Dia ngusir gua. Dalam keheningan dan panasnya sinar matahari ini, gua tatap matanya dengan penuh kebencian. Seakan-akan mata gua berbicara "lo itu cowok ter-brengsek yang pernah gua kenal, lo nyebelin, dan gua benci sama lo, liat nanti!"

Gua udah gak betah dengan keadaan ini, lalu gua menghentakan kaki dengan mendecak kesal "ck.." membalikkan tubuh gua meninggalkan cowok sialan itu!

Gua benci banget sumpah sama yang namanya REVAN! Padahal udah sering gua kerjain, tapi gak pernah takut juga. Awas lo nanti gua kerjain lagi!

***

"Bughh..." sesampai dikelas gua menghembaskan tubuh ke kursi yang biasa gua duduki.

"Lo dari mana aja mil?" Tanya Lia yang tengah duduk disamping dan sifa yang yang duduk diatas meja dengan wajah polosnya.

"Lo tau ga? Si Revan udah bikin Aldo babak belur lagi, terus gua cari aja tuh anak. Pas udah ketemu gua ngomong panjang lebar tapi dia cuma jawab terus terus doang. Ngeselin kan!"

"Hehehe... lagi Revan lo lawan terus. Awas nanti jatuh cinta loooh."

"Hah?" Mata gua yang melotot seperti akan keluar ke arah teman yang ada disamping gua karena perkataannya tadi.

"Amit-amit deh, gua jatuh cinta sama cowok sialan itu? Oh NO! Lagi pula gua udah milik Aldo yang lebih baik daripada dia" lanjut gua.

"Yakin?"

Apa-apaan si temen-temen gua ini, mana mungkin kan gua jatuh cinta sama Revan, secara dia itu musuh gua!

"Selamat siang anak-anak." Datang bu devi yang menghentikan gua untuk berbicara lagi ke Lia.

NEXT 👉👉
COMMANT NYA YAA. BIAR BISA LEBIH BAIK LAGI, TERIMAKASIH:)

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang