chapter one

41 12 11
                                    

Vini skrg sekolah di SMA negeri ternama dikota bandung.
untuk ukuran remaja, dia memiliki hidup yang hambar, karena dia tidak pernah memiliki seorang lelaki atau pacaran. jangankan pacaran ia saja tidak tahu hatinya untuk siapa.

Dia hanya pernah
menyukai satu orang lelaki,
yang membuatnya jatuh hati
lalu membuatnya lupa
tentang pahitnya dunia
yang tak lama membuatnya
ingat kembali bahwa
dunia itu sangat pahit.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Menurut banyak orang, dia butuh seorang lelaki yang bisa merubahnya.
tapi bagi vini, tidak ia tidak butuh itu.
menurutnya, dia membutuhkan lelaki untuk mengisi kehidupannya yang sepi.
tapi lelaki baik mana yang mau dengan wanita berparas biasa, berkulit eksotis dan pemalas?
itulah penyebab mengapa vini tidak pernah mendapatkan seorang lelaki.
teman teman vini setengahnya sudah memiliki pacar, dan itu membuat vini tersedih.

Vini memiliki dua orang sahabat, mereka adalah lawan jenisnya Vini, namanya akbar dan Deva, tapi yang benar benar selalu ada buat Vini cuma Akbar.
dia tuh selalu bilang
kalo dia benci sama vini
tapi nyatanya,
dialah yang selalu ada buat vini.
disaat kantong vini krisis,
Akbar rela menggunakan vespa kesayangannya untuk menjemput dan mengatarnya pulang.
disaat yang lain menikmati malam minggu, Akbar rela menemani Vini belanja.
Terkadang ada beberapa fikiran untuk menaruh hatinya kepada akbar.
Tapi untungnya ia selalu bangkit,
setelah hati dan fikirannya berdebat
bahwa kita tak boleh menjadi bangsat
karena jatuh cinta kepada sahabat.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Hari jumat, dihari itu Vini selalu kesepian. Karena, dihari itu Vini tidak memiliki teman, hampir seluruh dari temannya mengisi waktu luangnya dengan para lelaki.
Vini duduk sendirian disebuah cafe ternama dikota bandung, ia memesan kue soes dan coklat panas.
Ia menikmati dinginnya kota bandung yang diiringi hujan rintik rintik sambil menonton channel youtube favoritnya.

Selang beberapa lama, panggilan suara dari Akbar pun masuk, reflek vini pun mengangkatnya.
"Vin besok jadi ga?" tanya orang diujung sana
"iya jadi ko"jawab Vini
"Lo skrg dimana?"
"Gue sekarang ada di bahagia kopi, gue lagi menunggu senja yang takkan datang karena hujan"
"jika senja tidak datang,maka gue yang bakal datang" ujar manusia diujung sana lalu panggilan suara pun terhenti.

Akbar mencari ke setiap pojok cafe, dan akhirnya ia pun menemukannya.
hanya menggunakan kemeja kotak biru, celana jeans dan sepatu vans akbar sudah sangat mepesona.
yang Vini sangat suka dari Akbar adalah, fashion dan seleranya yang retro dan berbeda daripada yang lainnya dan dia mencintai dirinya sendiri.
"Bar lo beli apa?"
"ngga ah yang lu kan masih banyak lagian uang gue udah menipis"
"yaudahla" ujar Vini memberikan gelas kopinya kpd Akbar
setelah meminum beberapa tegukㅡAkbarpun langsung pamit
"Vin duluan ya gua cuma minta minum lo doang" ujar akbar lalu pergi meninggalkan Vini begitu saja.
"lu gamau nganterin gue gt bar?"
"maaf gue gabisa gue ada konvoi ntar"
dengan sedikit rasa kecewa Vini pun mengiyakan Akbar.
Vini ingin pulang, tetapi ia tak mau uangnya digunakan sia sia hanya untuk grabbike.
terlintas nama satu orang lelaki di kepala Vini, dia adalah Bio.
Bio itu lelaki yang saat ini sedang menjalankan pdkt dengan Tsamara salah satu teman dekat Vini.
ditelfonnya bio, oleh vini dan tidak memakan waktu 5 detik Bio pun mengangkatnya.
"ㅡiya vin kenapa?" Tanya manusia diujung telefon
"lu mau anterin gue ga? Ntar gue bantuin dengan sebisa hubungan lo sama tsa"
"lu dimana?"
"lu kan punya zenly bodoh"
"ohiya otw"
tidak membutuhkan waktu 10 menit, Bio sudah sampai tujuan.
"Hayu Vin, pulang"
"Lo gakmau beli apa dulu gt?"
"yaudah gue pesen es kopi dulu deh"
berbeda dengan Akbar, Bio tuh anaknya milenial banget, skrg dia menggunakan jaket denim, celana hitam dan sepatu nike.
berbeda dengan Akbar yang menggunakan vespa dan sangat retro, Bio selalu menggunakan mobil tapi jika terpaksa ia aman menggunakan NMAX dan jika ia lelah dan keberatan maka ia akan membawa honda vario.
pesanan milik Bio sudah berada diatas meja. Bio memesan es kopi susu.
"lu langsung balik vin?" Lelaki di sebrang meja itupun akhirnya memulai percakapan
"Iyala emang lu mau mau bawa gue kemana?"
"rumah lu deket pvj kan? Mau kesana dulu ga?"
"Ngapain?"
"Nonton"
Vini tidak menjawab, dia memikirkan isi dompetnya yang menipis.
"vin gue ngomong, mau ga?"
"nggadeh dompet gue menipis"
"gue bayarin dulu"
"Ngga makasi"
"Gue maksa"
"yaudah"
"Ok?"
"Iyaaa"

Mereka pun jalan ke mall tersebut, menikmati dingginya kota bandung menggunakan honda vario
tak sampai 20 menit mereka sudah sampai disana, mereka berjalan ke lantai atas untuk memesan dua tiket di seat tengah.
ㅡㅡㅡㅡㅡ
tlng tinggalin jejak dong biar bisa nulis makin panjang lagi

bipolarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang