12 - Mianhae

100 14 0
                                    

Jiyeon pov

Saat itu aku mencari Jieun, aku melihatnya sedang berjalan kaki dan tiba-tiba orang banyak berlari menembus Jieun. Apa yg terjadi? Aku mengikutinya hingga di sebuah gedung teater tua.

Kemudian aku mendengar teriakannya, aku berlari dan melihatnya berlari ketakutan karena dikejar sepatu merah itu. "Jieun!" dia berlari memelukku "lari, dia berbahaya!" Kami berlari, menaiki tangga dan menghindari.

Namun kami bertemu dengan Saeron lagi, aku didepannya dan melawannya. Jieun berlari sedangkan aku menghadang gadis gila ini. "Ya! Apa maumu?" Dia tersenyum "kau disini? Aku ingin dia mati kenapa?" Aku menariknya lagi dan kali ini dia membalasku. Dia menjatuhkanku dari tangga, untungnya Soohyun memberiku kekuatan ini.

Kemudian dia berhenti, perlahan dia menuruni tangga dan dia membawa sebuah bola warna. Dia melemparkannya ke lantai dan asap putih bertebaran, serta Soohyun keluar dari asap itu.

"SOOHYUN!!" dia tergeletak di lantai itu. Aku memeluknya namun Saeron membanting tubuhku mengenai pegangan tangga. "Apa yg kau lakukan SEKKIA??!!!!" Aku berteriak dan melayangkan tendanganku padanya.

Dia mendorongku dan mengangkatku hingga mengenai ujung langit-langit gedung teater itu. Rasanya aku sangat pusing dan penglihatanku buram.

"Soohyun... Jieun...." aku melihat mereka berdua. Dan semuanya gelap. Saeron menyeretku dan membawaku pergi ke sel waktu.

"Tunggulah, aku akan membantu kalian"

.
.
.

Saat kubuka mataku, aku berada di sebuah sel yg gelap. "Soohyun?" Aku mendengar suaraku bergema di sini. Aku berjalan melewati lorong itu dan aku sekilas melihat seorang wanita di ujung sel sedang duduk.

"Saeron?" Dia melihatku dan bisa kulihat jelas wajahnya sedikit kotor dan bajunya seperti berdebu. "Eonni? Jiyeon eonni?" Dan aku sadar ini Saeron yg asli. "Kau Saeron?" Dia menangis, aku memeluknya. Akhirnya, aku menemukan pemilik tubuh itu.

"Eonni, aku sangat ingin keluar dari tempat ini. Tapi Hana tidak memperbolehkanku!" Aku menepuk pundaknya "kita akan keluar dari tempat ini, aku akan mengeluarkanmu" dan aku membawanya menuju sebuah pintu.

 Tapi Hana tidak memperbolehkanku!" Aku menepuk pundaknya "kita akan keluar dari tempat ini, aku akan mengeluarkanmu" dan aku membawanya menuju sebuah pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi aku melihat Soohyun menghalangi pintu itu. "Soohyun oppa!" Ucap Saeron. Namun dia menghentikanku mendekatinya "Ani, eonni. Dia bukan Soohyun, dia tersihir." Dan bisa kulihat dari bola matanya, berwarna merah dan abu. Astaga kenapa harus pri ini yg dia gunakan?

Aku memundurkan Saeron dan menjaganya agar tetap di belakangku. Soohyun mulai bergerak maju ke arah kami. Bagaimana ini?

Kemudian dia menghilang, tiba-tiba ada di belakangku. Dia memukul belakang kepalaku, dan untungnya aku bisa menjatuhkannya ke depan walau dengan rasa sakit di kepalaku. "Soohyun!" Aku mencoba mendekatinya namun nihil.

Dia melemparku hanya dengan sekali hentakan. Aku melihat Saeron di ujung sana sedang mencari cara untuk keluar. Aku harus melindungi gadis itu bagaimana pun caranya, karena hanya gadis itu kunci untuk mengembalikan keadaan semula. aku memakai sebuah jam yg pernah Soohyun berikan padaku, seketika Soohyun tidak dapat bergerak dan dengan cepat aku membawa Saeron keluar dari pintu tersebut. tepatnya kami keluar di tempat dimana dulunya adalah sebuah gedung teater.

"Saeron, keluarlah dari gedung ini. cepat!" namun dia melihatku "Aku tidak akan meninggalkanmu!" aku menatap ke arah matanya "Jika kau ingin semuanya selamat, kau harus berlari dari gedung ini terlebih dahulu dan kau bisa mengontrol tubuhmu lagi" kemudian au mendorongnya ke arah pintu keluar. di saat bersamaan dengan habisnya waktu jam tersebut. Soohyun segera keluar dan melihatku, kemudian aku menutupi jalannya menuju Saeron.

"Soohyun, ini aku! kembalilah!" aku mendekatinya namun dia tetap menolak, sudah sekian kali aku menunggunya dan ditolak olehnya, maka aku akan membalasnya. aku menariknya dengan jam pasir di tanganku, dia berbalik dan terjatuh di depanku saat kupakaikan sebuah mantra padanya. kemudian kudengar suara gadis gila itu, Hana. "Wae? kau tidak berani membunuhnya?" sungguh dia licik sekali.

aku mendekatinya dan mendorongnya hingga mengenai dinding panggung teater. "Kau kuat juga, Jiyeon. turunan dari keluarga Kim" kemudian tiba-tiba kulihat Soohyun sudah tidak ada ditempatnya. sedetik kemudian dia mendorongku, dan mencekikku ke lantai. aku lihat dirinya, wajahnya sangatlah sedih. aku tau ini mantra dan pasti akan hilang saat kuberikan cinta padanya.

"Soohyunie, saranghae. Gwenchana!" aku menyentuh pipinya dan

Chu..

kemudian kulihat matanya sudah berubah hitam lagi, akhirnya berhasil! dia menatapku dan menarikku dalam pelukannya. "B-bagaimana bisa?" Hana terbangun dari mimpi indahnya sekarang, kami menatap satu sama lain dan berdiri menghadap Hana yg mulai melemah. "Sudah kubilang, jangan pernah macam-macam dengan keluargaku!" ucapku dan melihat Hana marah padaku. "Seharusnya kau yg kubunu terlebih dahulu!" dia melayangkan sebuah bola warna pada kami, namun seseorang mencegah hal itu terjadi, dia adalah Saeron.

"Hana, berhentilah. jebal! kau masih memiliki diriku tapi kenapa menginginkan hal yang lain?" dia diam, dan mulai mengeluarkan jam pasirnya "Kami menyayangimu Hana, apa kau lupa bagaimana kita dulu? kami semua memberikan kasih padamu, kau sahabatku dan jadilah dirimu sendiri!" saat dia hampir mengeluarkan kekuatannya, Saeron mendekatinya dan menunjukkan sebuah kalung di hadapannya. "Kalung ini, kau lupa membawanya saat itu!" bisa kulihat Hana menangis saat itu, dan sebuah gedung teater yg awalnya tua menjadi baru seperti sebuah katedral yg indah.

"Kemarilah!" Saeron melebarkan tangannya dan tersenyum padanya

mereka saling berpelukan "Hiks, mianhae Saeronie!" Hana menangis dan tak lama kemudian badannya mulai menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mereka saling berpelukan "Hiks, mianhae Saeronie!" Hana menangis dan tak lama kemudian badannya mulai menghilang. "Hana!" ucapku, dan dia tersenyum "eonni, mianhae. Gomawo, o iya juga ucapkan salam maafku pada Jieun dan Jungkook oppa. aku sangat menyayangi kalian semua. Gomawo, dan juga ucapkan cintaku pada Jungkook oppa! aku harus pergi! annyeong!" dan setelah itu dia menghilang untuk selamanya.

kami saling bertatapan dan Saeron berdiri di depan kami, "Gomawo, eonni, oppa. ayo kita kembali, aku ingin bertemu dengan Jieun eonni!" kemudian kami berjalan kembali menggunakan gerbang waktu.

Hana pov

"Eonni, oppa, dan juga teman terbaikku Saeron. terima kasih sudah menyadarkanku akan cinta yg kalian berikan padaku. selama ini aku selalu berpikir yg negatf, padahal kalian memberikan banyak kasih padaku. mianhae karena menyakiti kalian, seandainya aku lebih paham aku tidak akan berbuat seperti ini, maaf karena menyakiti kalian semua. karena kalian aku menyadari kasih yg diberikan. sekarang aku akan mencabut semua mantra ini dan pergi untuk menebus semua yg telah kulakukan. Gomawo, dan juga Saranghae!"

"Jungkook oppa, gomawo atas semua waktu yg pernah kau beri. Mianhae karena membuatmu harus masuk ke dalam perangkap ini. Aku akan menebus semuanya. Saranghae!"

Hey guyss
Udh mau ending nih😄😄
Stay ya.....

The Red Shoes √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang