Mo Dao Zu Shi © Mo Xiang Tong Yu
Saya tidak mendapatkan keuntungan komersil apapun dalam menulis fanfiksi ini.
.
X I S H E N G
An original fanfiction story written by Shanliangu
.
Alih-alih debar jantung menggelora dalam relung rusuk, memompa lebih banyak darah yang mengakibatkan pernapasan lebih cepat daripada sebelumnya. Sekiranya begitulah penjelasan singkat mengenai arti kata 'berdebar' dikarenakan stimulasi yang menjadi pemicu utama. Efek sampingnya pun mengakibatkan keringat dingin yang keluar dari pelipis, pun telapak tangan yang basah serta dingin.
Lan Wangji menatap sosok Wei Wuxian dengan pandangan datar, bagaikan topeng kayu yang kokoh tak goyah oleh apapun. Akan tetapi, siapa sangka apabila jantungnya berdegub lebih cepat daripada sebelumnya? Setidaknya telapak tangan sudah mulai mengeluarkan keringat dan terasa dingin.
"Wei Ying," panggilnya seraya berjalan mendekat.
Apa yang terjadi oleh Wei Wuxian? Apakah terjadi sesuatu padanya? Tentu saja ada sesuatu yang terjadi oleh Wei Wuxian, namun apakah itu?
"Lan Zhan."
Yang dipanggilnya hanya balik memanggil Lan Wangji dengan suara yang agak parau sekarang. Wei Wuxian merasa kedua lututnya lemas, hingga keseimbangannya sedikit goyah. Terlihat dari tangan kanan yang bertumpu pada salah satu kakinya yang sedikit tertekuk.
Parasnya nampak pucat, berikut dengan bibirnya yang terlihat gemetar. Keringatnya sudah mulai keluar, bercucur dari balik pelipis. Beberapa kali ia mencoba untuk mengatur napasnya yang tidak normal, sebab dipaksa untuk berpacu dua kali lebih cepat dari sebelumnya.
Lan Wangji dengan sigap memeluk pinggang Wei Wuxian. Dekapan tersebut dapat Wei Wuxian rasakan berbeda dari sebelumnya, terasa begitu posesif bahkan ia dapat merasakan kekhawatiran Lan Wangji tersalurkan hanya dengan perkataannya. Kepala Wei Wuxian mendongak, sepasang mata berlensa gelap dapat menangkap rupawan tegas di hadapannya yang tentu masih berwajah datar. Meski begitu, sorot matanya dapat ia baca untuk saat ini.
"Ada sesuatu yang menyakitkan?" tanya Lan Wangji.
Wei Wuxian terkekeh seraya menggelengkan kepalanya. "Tidak, Lan Zhan. Aku hanya sedikit lelah."
Lelah, katanya?
"Kau yakin?"
Wei Wuxian mengangguk sebagai jawaban. Tentu saja ia lelah, bukan karena secara fisik tapi batinnya pun merasakan hal demikian. Ia tidak menyangka jikalau rasa yang memacu adrenalinnya dari pagi (ah, tidak. Lebih tepatnya sejak semalam) hingga sekarang dapat menguras staminanya dengan mudah. Bahkan ini lebih lelah dibanding harus bertarung dengan musuh sekalipun.
Lan Wangji menghela napas. Dengan segera ia mulai membopong Wei Wuxian untuk kembali duduk di singgasana mereka. Beruntung Wei Wuxian tidak sedang masuk ke dalam masa heatnya, sebab itu akan berbahaya apalagi ketika publik sedang memenuhi Yu Shen Buzi Chu.
Tungkai kokoh Lan Wangji berjalan mendekati singgasana. Begitu sudah berada di depan singgasana, ia menghentikkan langkahnya, berlanjut untuk mendudukkan Wei Wuxian di atas singgasana.
Wei Wuxian tersenyum kecil. "Terima kasih, Lan Zhan."
"Mm."
Kini, Wei Wuxian mengambil posisi menopang dagunya dengan sikut sebagai tumpuan yang ia letakkan pada lengan singgasana. Jikalau staminanya tidak turun, sudah dipastikan ia dan Lan Wangji berada di luar ruangan sekarang. Mungkin sekedar berkeliling Yu Shen Buzi Chu? Atau bahkan ke pekarangan kelinci milik Lan Wangji.
KAMU SEDANG MEMBACA
X Ī S H É N G 「WangXian - Mo Dao Zu Shi Fanfiction 」
Fiksi Penggemar❝ Lan Wangji dan Wei Wuxian tidak boleh memiliki keturunan. Meski Wei Wuxian seorang omega sekalipun. ❞ Lan Wangji seorang kultivator ternama yang berasal dari sekte Gusu Lan, menikah dengan seorang kultivator iblis dimana keberadaannya meresahkan...