Sang embun pagi menghiasi tanaman sekitar rumah caca. Pagi ini ia harus berangkat ke sekolah lebih awal karena ada pr fisika yang belum terselesaikan tadi malam. Jalan satu satunya adalah menyontek dengan Amanda, ia merupakan salah satu murid terpintar di SMA VICTORIA itu merupakan hal yang paling membanggakan. Dering ponsel Caca yang dari tadi menandakan bahwa seseorang tengah mencarinya saat ini ia abaikan lantaran jalanan yang sangat padat ditambah lagi dengan hujan yang deras. Yap Caca memiliki phobia terhadap petir, setiap kali ia mendengar suara petir ia merasa takut yang semakin kuat dan menjalar. Tiba-tiba ia berhenti di pinggir jalan untuk menghilangkan rasa takut nya. Hanya satu orang yang dapat ia hubungi saat ini yaitu Rafi.
"hallo"
"halo, kenapa ca?"
"Lo dimana? Gue butuh bantuan lo sekarang."
"pasti lo ketakutan, gue kesana sekarang. Lo di jalan deket sekolah kan?"
"iya fi, cepetan ya gue takut."
"iya gue jalan dulu nih, tunggu gue jangan takut."
Telepon nya dimatikan oleh Rafi secara sepihak.
Setelah mendapatkan jawaban dari Rafi ia merasa tenang dan berusaha mengontrol rasa takut nya. Pagi ini memang cuaca sangat tidak bersahabat sekali. Pasti caca telat sampai di sekolah. Tak lama kemudian mobil crv hitam milik Rafi datang menghampiri mobil jazz putih caca.
"caca, lo di dalam kan?" teriak Rafi sambil menggedor kaca mobil caca.
"iya fi, gue di dalam." balas caca dengan senyuman sambil membuka pintu mobil.
"biar gue yang nyetir mobil lo sampe sekolah." ujar Rafi sambil masuk ke dalam mobil mengambil alih kemudi.
"mobil lo gimana?" tanya caca.
"sans ada pak win kok, nanti dia ngikutin kita dari belakang." ucap nya sambil mengusap kepala Caca.
Rafi dan Caca memang sangat dekat. Bahkan mereka dekat melebihi orang berpacaran. Caca hanya dekat dengan Rafi dan Amanda namun ia lebih sering cerita kepada Rafi. Di sepanjang perjalanan tidak ada percakapan apapun yang memecah keheningan. Dan akhirnya mereka sampai di gerbang sekolah Caca.
"udah sampai ca," ujar Rafi yang tengah memarkirkan mobil caca, "yang rajin belajar nya biar bisa banggain papa." ucap Rafi sambil mengelus kepala caca.
"iya Rafi bawel hahahaha." balas caca dengan mencubit pipi Rafi.
"bye my princess," ujar nya keluar dari mobil sambil melambaikan tangan.
~~~
"astaga untung aja gue dah masuk kelas uhuhu." ujar caca dengan terengah - engah akibat berlari.
"barusan bel selamat lo ca hahahah." ledek Amanda.
"eh pr fisika gue belum tau, aduh gimana nih." kata caca panik.
"sans ca, pak tanto gak masuk hari ini." sahut Andre si ketua kelas.
"hah? Demi apa? Kok tumben?" cerocos caca yang tak berhenti bertanya dengan ekspresi konyol.
"lo liat sendiri tuh." balas Andre dengan malas lalu menyerahkan sebuah undangan pernikahan.
"ihh bapak mah gak ngundang saya anaknya nikah huhuhu." semua orang menatap caca dengan sinis lalu meninggalkan caca sendiri di kelas.
"eh kok gue ditinggal sihh..." jerit caca dari dalam kelas sambil berlari lagi keluar kelas setelah menaruh tas nya.
"yah apel lagi," ucap caca. "emang mau ngapain lagi kalo bukan apel?" tanya Amanda.
"lo duluan gih, gue mau ke toilet dulu." ucap Amanda menuju ke arah toilet.
~~~~~
#catatanauthor
Sebenernya gw agak ragu post cerita ini tapi ya biar bisa merasakan indah nya liburan dengan wattpad wkwkwk.
Jangan lupa Vomment nya gengs ❤️Salam hangat
Shesasya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason
Genç Kurgu"karena lo adalah alasan gue bertahan selama ini." "Gue bakalan tetap ada buat lo sampe kapanpun tapi tidak untuk sekarang." . . . . ⚠️Bahasa non baku⚠️